NovelToon NovelToon
KARMAPHALA: SAHEN PANGERTOS

KARMAPHALA: SAHEN PANGERTOS

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Fantasi Timur / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan / Pusaka Ajaib / Ilmu Kanuragan
Popularitas:38.7k
Nilai: 5
Nama Author: Altairael

Bumirang Tunggak Jagad terlahir dengan menanggung kutukan karmaphala yang turun temurun diwariskan oleh leluhurnya. Di sisi lain, dia juga dianugerahi keistimewaan untuk bisa menghapus karmaphala tersebut karena terlahir dari satu-satunya keturunan perempuan. Dia juga dianugerahi wahyu agung oleh semesta karena pengorbanan kedua orang tuanya.

Dia harus mengembara sambil menjalani berbagai macam tirakad serta melakukan banyak kebajikan sebagai upaya untuk menghapus karmaphala bawaan tersebut. Pemuda itu pun disinyalir sebagai utusan semesta yang akan meruntuhkan sang penguasa lalim.

Akan tetapi, musuh yang harus dia hadapi tidak hanya sang raja lalim beserta para pengikutnya, tetapi juga dirinya sendiri. Dirinya yang penuh amarah, Baskara Pati

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Altairael, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TERLIHAT MUDAH TETAPI SEBENARNYA TIDAK

"Dasar bodoh. Menyia-nyiakan waktu untuk sesuatu yang tidak berguna." Lagi-lagi Kamandaka menggerutu, tetapi kali ini sasarannya bukan Kidung Kahuripan yang masih teriak-teriak seperti bocah kegirangan melihat laga sambung ayam, melainkan untuk Bumirang dan Oyot Ngulo.

"Bumirang memang selalu tampak mudah ditebak." Eyang Pamekas tiba-tiba sudah duduk bersila di samping Kamandaka.

Sementara Kamandaka hanya menjengitkan bahu, Kidung Kahuripan terlonjak dan seketika hilang keseimbangan, lalu dengan mudahnya meluncur ke bawah.

"Kamandaka, tangkap aku!"

Alih-alih menangkap, Kamandaka malah hanya menatap sambil terbahak-bahak. Setelah itu, bangun dan duduk di samping Eyang Pamekas.

"Apa maksudnya tampak mudah ditebak?" tanyanya kemudian dengan mata memandang ke angkasa di mana rambut Bumirang dan Oyot Ngulo masih saling melilit.

"Tunggu saja. Sebentar lagi Guru juga akan tau. Dibandingkan Guru, Bumirang selalu punya cara yang jauh lebih baik dalam menyelesaikan masalah. Karena hatinya pun jauh lebih welas asih."

Kamandaka menoleh dan menatap lekat Eyang Pamekas, tetapi yang ditatap pura-pura tidak peduli dan tetap fokus pada pertarungan.

Alih-alih kesal karena disindir dan diabaikan, Kamandaka malah tersenyum lebar. "Jadi penasaran," ujarnya kemudian.

"Woeee, Kamandaka! Bantu aku naik!" Kidung Kahuripan berteriak dari bawah sambil melompat-lompat berusaha meraih kayu penyangga atap.

"Tetap di situ saja dan silakan teriak-teriak sepuasnya!" Setelah itu Kamandaka kembali terbahak-bahak.

"Kamandaka!" Kidung Kahuripan menjerit panjang, tetapi Kamandaka tidak hirau sama sekali.

"Gadis yang menyenangkan. Cocok jadi teman bermain Kamandaka," ujar Kamandaka sambil tertawa-tawa.

Melihat kelakuan gurunya, Eyang Pamekas tersenyum tipis dan menggeleng kecil. Sosok yang pernah menjadi orang nomor satu di Jagat Kawiwitan ini sekarang sama gilanya dengan pemuda kurang waras yang raganya dia tempati.

Di atas sana, pergumulan pun semakin seru dan cepat. Mata manusia biasa tidak akan mungkin bisa mengikuti pergerakan mereka yang sekarang hanya tampak seperti kilatan-kilatan cahaya. Tubuh Oyot Ngulo kembali menyatu hanya dalam beberapa kali kedipan, lalu meluncur deras ke arah Bumirang yang masih terpaku di tempat.

Siapa pun pasti mengira bahwa Bumirang telah pasrah dihantam Oyot Ngulo, tetapi di saat ujung sulur raksasa itu nyaris menghantam dada, Bumirang gesit memasang kuda-kuda kukuh, lalu menyambut Oyot Ngulo dengan tinjunya.

Benturan keduanya menimbulkan embusan angin dahsyat dan hal yang lebih mencengangkan pun terjadi. Tubuh Oyot Ngulo terbelah menjadi dua, meluncur di kedua sisi Bumirang. Setelah itu, kembali menyatu dan berdiri tegak di udara. Bumirang pun perlahan meluruskan sikap dan mengatur napas.

"Raden memang luar biasa."

Apa yang kamu lakukan, Bumirang?"

Bumirang tersentak. Bukan tersentak oleh suara Oyot Ngulo yang menyanjungnya, melainkan oleh suara yang menegur dari dalam dirinya sendiri. Menyadari kebodohannya, Bumirang pun mengembuskan napas kasar.

Aku harus mengakhirinya. Setelah membatin, Bumirang tiba-tiba melesat ke samping seolah hendak melarikan diri.

Gerak refleks Oyot Ngulo pun tidak bisa dicegah. Begitu Bumirang bergerak, salah satu cabang besarnya melecut cepat untuk mengejar. Saat Bumirang tiba-tiba berhenti dan pasrah benturan pun tidak bisa dielakan. Sangat dahsyat cabang sulur itu menghantam punggung Bumirang dan membuatnya tersungkur. Tak ayal lagi, tubuh Bumirang pun limbung dan meluncur turun sangat deras.

"Raden Bumirang!" Oyot Ngulo refleks mengejar dan menangkap tubuh Bumirang dengan salah satu cabang sulur, kemudian membaringkan di atas tubuhnya. Setelah itu, meluncur mulus ke tanah dan rebah di depan Eyang Pamekas, Kamandaka, dan Kidung Kahuripan yang sudah menunggu.

"Raden Bumirang!" Kidung Kahuripan menjerit histeris sambil berlutut di samping tubuh Bumirang, lalu memarahi Oyot Ngulo, "Akar jelek, apa yang sudah kamu lakukan? Kamu mencelakai Raden Bumirang!"

Kamandaka menatap tubuh Bumirang dengan mata menyipit curiga dan rasa curiganya semakin besar saat mengerling ke arah Eyang Pamekas, ternyata pria tua itu hanya berdiri tenang sambil mengelus jenggot putihnya.

"Aku terjebak." Suara Oyot Ngulo terdengar kesal. Entah apa maksudnya dengan terjebak.

Kidung Kahuripan tiba-tiba berseru kegirangan, "Raden Bumirang sudah bangun!"

Kamandaka mencondongkan tubuh ke depan untuk melihat Bumirang yang sudah membuka mata, tetapi sepertinya belum ingin bergerak. Dengan wajah polos cenderung bodoh, Kamandaka berujar, "Syukurlah masih hidup. Kalau kamu mati siapa yang akan memberiku makan?"

Saat itu juga tinju Kidung Kahuripan menghantam ubun-ubun Kamandaka. "Dasar rakus! Eh eh eh ... turunkan aku, akar jelek! Turunkan!"

Oyot Ngulo tidak suka Kidung Kahuripan bertindak tidak sopan pada Kamandaka. Menggunakan salah satu sulur, dia mengangkat tubuh gadis itu dan meletakkannya di atas bubungan atap. Namun, tidak melepaskan lilitannya.

"Week." Kamandaka menjulurkan lidah ke arah gadis itu.

"Bagaimana? Sudah bisa bernapas?" Suara Eyang Pamekas mengembalikan fokus mereka kepada Bumirang.

Bumirang mengangguk, lalu bangun dari baring. Ketika hendak turun, Oyot Ngulo tiba-tiba malah menegakkan tubuh---tidak mengizinkannya turun.

"Raden sudah mengalahkanku walaupun dengan cara licik. Tapi tetap saja, kalah adalah kalah." Masih ada nada masygul dalam suara Oyot Ngulo.

Bumirang terbatuk beberapa kali, sebelum akhirnya berkata, "Apa artinya menang atau kalah dalam permainan? Tantangan seumur hidup tidak buruk, tapi untuk apa? Hanya buang-buang waktu, padahal kita masih tetap bisa saling bahu membahu tanpa perlu saling terikat dengan hal-hal yang sifatnya hanya penegasan atau pengakuan. Kita di sini sejajar, Oyot Ngulo. Aku minta maaf atas kelancangan tadi---"

Eyang Pamekas menyela, "Membiarkan diri dipukul adalah penebusan dan itu benar-benar bisa berakibat fatal kalau Oyot Ngulo tidak segera mengurangi kekuatan. Walaupun sedikit, tapi sangat berarti."

"Aku terlambat menyadari, jadi hanya melambat semampuku." Sekarang ada nada getir penyesalan dalam suara Oyot Ngulo.

Jadi, barusan Bumirang sengaja membiarkan dirinya dipukul sebagai bentuk permohonan maaf karena telah mendarat di tubuh Oyot Ngulo. Dengan begitu mereka telah impas dan pada akhirnya justru Oyot Ngulo yang merasa bersalah, lalu dengan sukarela menaikan Bumirang yang sedang lemah ke atas tubuhnya.

Licik? Bukan, tetapi cerdik. Itulah yang Eyang Pamekas maksud dengan 'Bumirang selalu punya cara yang jauh lebih baik dalam menyelesaikan masalah'.

Pada saat yang sama, suara lengkingan rajawali yang tengah bertarung dengan Baskara Pati menggema di angkasa. Mereka pun serempak mendongak dan menyaksikan rajawali raksa seputih kapas itu melayang turun dengan gumpalan cahaya kecil dalam cengkeramannya. Selagi meluncur, tubuhnya pun perlahan menyusut hingga ke ukuran rajawali normal.

Bumirang mengangkat tangan kiri dalam posisi menyiku dan rajawali itu pun mendarat anggun di lengannya dengan satu kaki, sedangkan kaki yang lainnya terangkat dan meletakkan gumpalan cahaya di atas telapak tangan kanan Bumirang.

"Terima kasih untuk kerja kerasnya, Putih. Sekarang kembalilah," ujar Bumirang lembut.

Setelah mematuk cuping telinga Bumirang dua kali, Rajawali putih itu pun perlahan kembali ke wujud semula---kain putih pengikat rambut. Begitu kain itu menyentuh permukaan rambut, secara ajaib rambut Bumirang pun langsung kembali terikat.

Ketika petualangan malam berakhir, fajar pun telah menjelang. Eyang Pamekas meminta mereka untuk melanjutkan perjalanan sebelum banyak pendekar berdatangan ke Desa Ngalun Dalu. Sedangkan Eyang Pamekas sendiri tetap tinggal untuk memastikan keadaan.

1
Andini Andana
bukan Lembu Sora kaannn..? 🤔
🤣🤣🏃🏃🏃🏃
Andini Andana
dibayar tunai /Chuckle//Proud/
Andini Andana
selain rambut dan jenggot yg lebat, mungkin badan yg terlihat kekar itu hasil dari timbunan daki, bukan semata2 otot yg terbentuk dari pekerjaan memecah batu 😳🙄🤭🤭🏃🏃🏃🏃🏃
Rinchanhime
setuju sekali
Rinchanhime
Kamandaka split terus
Anny
Ah belum ada jawaban. Tapi feeling-ku kayaknya gak salah /Chuckle//Chuckle//Chuckle//Chuckle//Chuckle/
Anny
Ni siluman Jahat iya , baik juga iya 🥲🥲🥲🥲🥲
Anny: /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Andini Andana: abis gak ada coklat coklat monyet adanya abu abu monyet 🤣🤣🤣
total 4 replies
Anny
Mampus
Anny
/Joyful/ Jos tenan
Anny
Eeee resek amat ni orang 😕
Anny
Kenapa tokoh-tokoh yang baru muncul karakternya kuat kuat 🥲🥲🥲🥲
Anny
Kita lihat, apakah tebakanku benar tentang Ki Gerung/Facepalm/
Anny
Oke, lanjutkan /Ok//Good/
AFighter
Siapa lagi Paman Sora?
AFighter
Ah Ki Jati pulang 💃💃💃💃
Windy Veriyanti
siapakah Paman Sora?
Windy Veriyanti
welcome back, Ki Jati...
selamat berjumpa kembali dengan sang istri
Rinchanhime
kesabaran setipis tisu
Rinchanhime
diulang terus wkekwk
Windy Veriyanti
Kasihan Kamandaka...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!