Apa yang diharapkan Oryza pada pernikahan yang berawal dari kesalahan? Kecelakaan malam itu membuatnya terikat dengan Orion sang pebisnis terkenal sekaligus calon tunangan adiknya, bukankah sudah cocok disebut menjadi antagonis?
Ia dibenci keluarganya bahkan suaminya, sesuai kesepakatan dari awal, mereka akan berpisah setelah anak mereka berusia tiga tahun dengan hak asuh anak yang akan jatuh pada Oryza. Tapi 99 hari sebelum cerai, berbagai upaya dilakukan Oryza mendekatkan putranya dengan sang suami juga adiknya yang akan menjadi istri selanjutnya. Surat cerai tertanda tangani lebih cepat dari kesepakatan, karena Oryza tau ia mungkin sudah tiada sebelum hari itu tiba
Jangan lupa like, vote dan komen ya🙏🏼
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mukarromah Isn., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku tidak ingin
Sejak kepergian sepasang suami istri itu, pesta itu masih berjalan dengan meriah. Silvi celingukan mencari kakaknya, akhirnya ia mendekat pada Alice yang diam saja sejak kepergian laki-laki yang dicintainya
"Kemana kakakku? Bukankah kamu ingin melakukan rencana itu sekarang?"
"Dia sudah pulang" cicitnya terdengar kecewa, Silvi memang baru datang cukup terlambat karena ada pertemuan dulu dengan agensi modelnya
"Secepat itu?"
"Saga terjatuh dan mereka basah, jadi aku yakin mereka sudah pulang"
"Lalu bagaimana dengan rencanamu itu?"
"Orion sangat mencintaiku, tak mungkin ia pergi meninggalkanku. Sejak awal dia memang tak pernah mencintai Oryza, jika bukan karena kehadiran Saga mereka juga pasti sudah lama berpisah" ucap Alice dengan percaya dirinya
"Apa kamu yakin? Kamu tidak ingin mempercepatnya seperti apa yang dilakukan kakakmu itu padamu?"
"Untuk apa? Toh dia juga akan pergi" Alice menjawab dengan santai tanpa menyadari Gabril berdiri tepat dibelakangnya dan mengepalkan tangan. Sedari awal, ia memang tak suka melihat Alice, apalagi baginya perempuan itu selalu memanfaatkan kondisinya yang serba kekurangan. Orang tua mereka bahkan seakan lupa dengan putri yang sebenarnya
"Sepertinya Tuhan memang tau, apa yang terbaik untuk Kak Oryza. Dia tau kalau Kak Oryza sudah terlalu lelah menahan semuanya sendiri" ingin sekali Gabril maju dan menjambak rambut wanita itu bahkan memukulnya sampai babak belur. Tapi untungnya ia sedikit berpikir panjang, andaikata itu terjadi, ia yakin pasti kakaknya yang disalahkan
.
"Tutup sebelah matamu dan arahkan ke lubang teleskopnya" Oryza mengatur posisi teleskop luar angkasa itu sampai menemukan titik yang sesuai
"Seperti ini" Oryza menutup sebelah matanya dan mulai fokus dengan apa yang ia lihat melalui teleskop
"Indah sekali. Aku tak tau bagaimana mendeskripsikannya, sungguh, itu indah sekali" ucapnya lirih. Sesuatu tentang luar angkasa adalah hal terindah yang pernah ia lihat, dibalik ada alasan lain hatinya dibalik keindahan itu
"Lihatlah!, Orion ada disebelah sana, lihat dengan jelas" Oryza mengarahkan teleskop itu ke titik yang sesuai dan memberikannya pada Orion
"Kenapa kamu diam saja?" Oryza tentu mengernyitkan alisnya heran. Laki-laki itu malah menatapnya dengan pandangan begitu rumit
"Kenapa? Apa ada yang salah?" Orion hanya menggeleng tanpa suara
"Lihatlah, aku sudah memenuhi janji terakhirku untukmu sekarang" Oryza menarik sedikit kepala suaminya karena Orion yang mendadak kaku seperti patung
"Tutup sebelah matamu" Oryza membantu dengan menutup mata laki-laki itu yang mendadak kaku
"Apa kamu melihat tiga bintang utama itu?"
"Terang sekali" kalimat pertama yang keluar dari mulutnya
"Apa kamu tau? Mereka memiliki cahaya yang ribuan kali lipat dari matahari"
"Kenapa cahaya mereka tidak bersinar secerah matahari?"
"Singkatnya karena jarak mereka yang lebih jauh hingga kita hanya bisa sedikit melihat cahayanya"
"Kamu sesuai dengan apa yang aku pikirkan dulu tentang Orion, membuktikan dirimu bersinar dengan terang. Seperti percakapan kita enam belas tahun lalu di taman rumah sakit"
"Bagaimana dengan sekarang?"
"Apa maksudmu?"
"Apa yang kamu pikirkan tentang Orion sekarang?"
"Pikiranku masih sama. Orion adalah rasi bintang yang indah, memiliki bintang yang cahayanya ribuan kali lebih terang dari matahari, mudah ditemukan karena itu sudah dikenal sejak peradaban kuno untuk menentukan arah dan yang terpenting Orion selalu mengingatkanku pada masa lalu. Tidak, bukan hanya Orion tapi jutaan bintang yang lain juga"
"Kenapa bisa?"
"Cahaya bintang-bintang itu adalah cahaya yang mereka hasilkan puluhan bahkan ratusan tahun yang lalu namun baru bisa sampai ke mata kita pada hari ini"
"Jarak mereka dengan kita terlalu jauh, sampai bertahun-tahun cahaya"
"Karena itu aku mengatakan itu padamu tadi, kenapa Orion tak bersinar secerah matahari, karena jaraknya terlalu jauh dan apa yang kita lihat dilangit adalah cahayanya yang berhasil sampai ke bumi"
"Orion terlalu jauh, hingga hanya menyisakkan sedikit sinarnya untuk manusia dibumi, namun itu justru indah, karena ia dengan mudah dikenali di tengah jutaan bintang pada langit malam" bukan hanya sebatas pembahasan tentang bintang, tapi Oryza mengatakan itu dengan sedikit campuran rasa, tentang Orion dan gadis berbandol kelinci. Tentang rasa yang tak pernah hilang bahkan setelah belasan tahun, dipertemukan namun ternyata takdir tak membuat mereka bersama. Benar, jarak Orion dengan bumi terlalu jauh, hingga manusia hanya bisa mengagumi betapa gagahnya bintang itu di tengah gelapnya langit malam. Benar, butuh bertahun-tahun ketika cahaya itu sampai ke bumi, tapi bagaimana jika ketika cahaya itu datang, manusia-manusia bumi yang ingin melihatnya justru sudah tiada?. Alam semesta dengan segala rahasianya adalah milik Tuhan, manusia hanya meneliti dan meniru apa yang telah diciptakan Tuhan untuknya
Luar angkasa adalah ruang hampa udara, begitu gelap walau ada jutaan bintang diatasnya. Jika matahari yang hanya satu bintang bisa bersinar begitu terang, kenapa tidak dengan jutaan bintang lain di luar sana?. Seperti jawaban awalnya, jarak mereka terlalu jauh dan ruang angkasa begitu luas dengan jutaan galaksi, planet, bintang dan benda lainnya yang selalu menarik rasa penasaran manusia. Jarak dan waktu adalah pembatasnya, dengan jarak triliunan kilo sampai tahun cahaya, alat-alat yang diluncurkan juga akan memakan waktu yang begitu lama bahkan setelah diatur dengan kecepatan tercepat di bumi, cahaya.
"Aku juga pernah membacanya, tentang cahaya yang terbentuk puluhan tahun lalu"
"Oh ya? Apa kamu juga suka dengan bintang?"
"Tentu saja. Aku sering melihatnya melalui replika-replika yang sering ku kunjungi tentang luar angkasa. Sayangnya, aku datang bersama orang yang salah, dan tidak pernah mengerti apa yang ku maksud?"
"Apa kamu datang bersama Alice? Tidak apa-apa untuk tidak mengerti, kalian bisa belajar bersama"
"Setidaknya dalam belajar bersama ada orang yang sudah mengerti dan orang yang ingin belajar bukan orang yang belum mengerti dan tak ada kemauan untuk belajar"
"Aku tak tau tentang itu, tapi aku berharap kalian bisa menjadi orang tua yang baik untuk Saga, tolong perlakukan Saga seperti apa kalian memperlakukan anak kalian nantinya"
"Apa maksudmu berkata seperti itu? Aku tidak suka mendengarnya" ucapnya terus terang
"Kenapa? Bukankah kalian sudah merencanakan pernikahan setelah perceraian kita? Kau sudah memberikannya cincin tadi kan? Kau sudah berjanji untuk membawakan surat cerai itu besok, aku tidak masalah kalau sidangnya juga langsung di proses besok" Oryza menjawab dengan santai sebelah matanya menatap ruang angkasa yang biasanya indah kini buram, ada air yang menggenang di pelupuknya. Lisan yang berucap tak setulus hati yang mengikhlaskan
Orion menatap istrinya yang masih fokus mengamati sesuatu melalui teleskopnya, kenapa? Kenapa terlambat untuk mengetahui semuanya?. Harusnya Orion mengenalnya lebih jauh, dan percaya pada reaksi tubuh dan hatinya daripada memikirkan otak yang hanya mengingat satu nama yang salah
"Oryza aku tidak ingin ada perceraian itu"
Oryza 😭😭😭😭😭🤧
begitulah versi cerita ni... semua feeling jg ada d situ d uli sebati ole author. huhhh sedih bnget ya
karena Allah lebih tahu bahwasanya kita tidak boleh terlalu terlena & memuja yg ada di dunia ini tanpa mengingat penciptanya... Allah mengambilnya supaya kita selalu mengingat & berdoa kepada sang pencipta