Hanya Sekedar Menikahi

Kyara mengelus perutnya yang terasa penuh oleh banyaknya makanan lezat yang sudah tandas masuk ke dalam perutnya. Deheman Kakek Surya membuat Kyara yang sedang menyandarkan tubuhnya di kursi seketika tegap kembali. Dari raut wajah Kakek Surya, Kyara dapat menebak. Ada pembicaraan serius yang ingin Kakek Surya sampaikan sesuai dengan yang sudah Kakek Surya bicarakan di mobil sebelum sampai ke restoran.

"Kyara."

"Iya, Kek?" tanya Kya hati-hati.

Wajah tua dan lelah Kakek Surya menampakkan kesedihan yang dapat Kyara tangkap saat ini. Tidak ada lagi raut wajah bahagia yang terlihat di sana seperti saat makan bersamanya tadi."

"Jika Kakek meminta satu permintaan kepada kamu. Apakah kamu dapat mengabulkannya, Kya?" pertanyaan Kakek Surya seperti sebuah harapan akan jawaban Kyara.

"Jika Kya bisa. Kya akan berusaha untuk mengabulkannya, Kek." jawab Kyara. Kakek Surya sudah Kyara anggap seperti Kakeknya sendiri. Kasih sayang Kakek Surya, bahkan perhatiannya itu berhasil mengambil hati Kyara untuk menyayanginya.

"Kakek harap kamu menyetujui permintaan Kakek kali ini, Kya. Dan mungkin ini juga permintaan terakhir Kakek kepada kamu."

Kyara menggeleng. Bukan maksud menolak permintaan Kakek Surya yang bahkan belum diutarakannya. Tetapi ucapan Kakek Surya yang berkata "Terakhir" berhasil membuat jantuk Kyara berdetak kencang.

"Jangan berbicara seperti itu, Kek. Jangan berbicara seolah-olah Kakek akan pergi. Kya tidak sanggup jika harus kehilangan orang yang menyayangi Kya lagi, Kek." ucap Kyara yang sudah berlinang air mata.

Bagaimana tidak? Kehadiran Kakek Surya bagai semangat baru di hidup Kyara. Kyara merasa seperti memiliki keluarga kembali. Kasih sayang dan perhatian Kakek Surya kepadanya sudah cukup menambah semangat Kyara untuk tetap hidup dan percaya bahwa kebahagian pasti akan datang untuknya suatu saat nanti.

"Sebenarnya Kakek memiliki satu orang cucu laki-laki yang usianya kini sudah menginjak 28 tahun. Berbeda 6 tahun dari kamu, Kyara."

Ja-jadi Kakek Surya ternyata memiliki cucu laki-laki? Batin Kyara. Karena selama ini Kakek Surya hanya bercerita tentang anak laki-lakinya yang kini berada di luar negri bersama istrinya untuk mengurus perusahaan Kakek Surya di sana.

"Kakek sangat ingin sebelum Kakek tiada dapat melihat cucu satu-satunya Kakek menikah," helaan nafas yang terasa berat menambah kesan menyedihkan di raut tua dan keriput di wajah Kakek Surya.

"Kakek bisa meminta cucu Kakek itu untuk menikah secepatnya, Kek." ucap Kyara hati-hati.

Kakek Surya melihat Wajah Kyara sejenak. Seperti ada maksud dari tatapannya saat ini. Wajah penuh permohonan sudah Kakek Surya siapkan sebelum melanjutkan ucapannya.

"Dan itu yang menjadi permintaan Kakek kepada kamu, Kyara."

Deg.

Jantung Kyara berdetak begitu cepat. Dari kata-kata Kakek Surya, Kyara dapat mencerna dengan baik setiap kata dan maksud yang terucap dari mulut Kakek Surya. Kyara menatap wajah Kakek Surya. Tatapan penuh harap seorang Kakek kepada cucunya. Tatapan yang seolah menghipnotis Kyara untuk mengiyakannya.

Lidah Kyara serasa kelu. Ucapannya seakan tersangkut di tenggorokan sangat sulit untuk diutarakan. Kakek Surya masih menatap Kyara dengan wajah permohonan. Kyara mencoba mengembalikan kesadarannya. Kakek Surya butuh jawaban saat ini juga! Dan Kyara bukan orang bodoh yang tidak tahu maksud Kakek Surya.

"Menikahlah dengan cucu kandung Kakek, Kyara." permintaan secara jelas dari Kakek Surya berhasil memporak-porandakan hati Kyara.

...

*Happy reading!:)

Jangan lupa like, komen, vote dan rate bintang 5 supaya author makin semangat nulisnya. Dukungan teman-teman sangat berarti untuk kinerja jari author dalam menulis😉