Karya ini dibuat dari hasil pemikiran Author dan hanya Rilis di Noveltoon.
Mohon maaf apabila ada kesamaan tempat dan nama karakter dalam cerita.
Pernah melihat tempat makan yang selalu ramai pengunjung?
Apa yang ada dalam benak kalian?
👉🏻 Rasa yang enak?
👉🏻 Viral?
👉🏻 Murah?
👉🏻 Instagrammable?
👉🏻 Pesugihan?
Jaman sekarang jarang sekali orang akan berpikir bahwa warung atau tempat makan tersebut memakai ilmu pesugihan khususnya untuk anak-anak muda yang kekinian.
Tempat ramai akan dengan cepat menjadi viral jadi mereka hanya beranggapan bahwa makanan ditempat tersebut lagi tren.
Apa masih ada yang menggunakan pesugihan?
Ada!!! mungkin hanya segelintir orang saja dan niat nya hanya untuk menarik pelanggan agar makan ditempat tersebut.
Ingat!!!
Saya tidak mengajak kalian untuk mempercayai hal seperti ini dan bagi yang tidak percaya mohon hormati orang yang memiliki kelebihan untuk hal spritual baik di dunia online maupun real.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pitriyani Calam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pembeli Pertama
Pak Min memang sangat sayang dengan istrinya apalagi rela bolak balik hanya untuk pesugihan. Sebenarnya pak Min ingin menggantikan tugas istrinya yang harus pergi ke tempat Ki Idam tetapi bu Intan melarang dengan alasan tidak bisa mengubah orang yang awal datang.
Semenjak melakukan proses pesugihan mie ayam pak Min mulai kembali ramai dan memakai antrian.
Karena pengalaman sebelumnya kini pak Min menahan diri agar tidak menyewa tempat yang layak terlebih dahulu. Di pikiran nya hanya takut gagal lagi membangun usaha ini.
Setiap hari pak Min berjualan seorang diri anaknya Fatimah hanya membantu menyiapkan bahan-bahan mie ayam sedangkan Fahmi rutin belanja kebutuhan dagangan.
Keluarga pak Min sangat kompak dalam urusan usaha, semua nya mau berjuang dan lebih penting tidak gengsi saat membantu orangtua berjualan di pinggir jalan.
Beberapa kali Fahmi membantu pak Min sehabis pulang sekolah karena kegiatan sekolah Fahmi juga pada jadi pak Min tidak mau mengganggu anak-anak nya.
Biarkan dirinya yang berusaha jualan agar cita-cita anak nya bisa terwujud.
Kalau Agus semenjak menikah jarang komunikasi lagi dengan orangtuanya sebab Agus menghindari perdebatan masalah mie ayam mertua dan bapaknya.
Agus juga menjaga perasaan istrinya, dia tidak ingin melihat istrinya bersedih karena ucapan ibu atau bapaknya yang sering menyinggung keluarga Namira.
Setelah menikah dengan Namira, Agus sering mendengar bahkan melihat sikap orangtuanya yang sedikit jutek dengan Namira walaupun sang istri selalu beralasan baik-baik saja tetapi Agus ingin pernikahan nya sebagai ibadah yang benar-benar panjang.
Demi menyenangkan perasaan istrinya Agus memilih kost yang sedikit jauh dari orangtuanya tapi dekat dengan mertua nya.
Masalah pekerjaan Agus masih bisa menggapai nya menggunakan kendaraan roda dua miliknya.
Kembali ke Pak Min.
Fahmi baru saja pulang belanja membeli barang-barang yang kurang.
"Semenjak ibu berteman dengan bu Sarah jarang ada dirumah ya, pak" Fahmi sambil mengeluarkan beberapa box untuk disusun ke gerobak
"Biarkan saja. Bapak itu belum bisa membahagiakan kalian. Cari lah kebahagiaan masing-masing asal jangan sampai kelewat batas" pak Min membuat olahan ayam
Fahmi hanya melihat ke arah bapaknya.
"Teteh nggak bantu bapak?" Fahmi
"Lagi bikin tugas, kalau udah selesai bilangnya mau bantu" pak Min
"Mana aja yang udah siap buat dibawa dagang" Fahmi berdiri menunggu perintah selanjutnya
"Susun itu mie-mie ke dalam laci yang ada di gerobak" pak Min
Tapi diperintah dua kali, Fahmi bergegas menyusun mie serta botol-botol saos, kecap, sambal dan juga kuah kaldu.
"Pak" panggil Fatimah
"Imah udah selesai" pak Min tersenyum
"Sudah, oh iya pak. Bos Imah menawarkan tempat kosong untuk berjualan harganya murah beda sama yang sebelumnya tapi ini sedikit masuk ke dalam gang" Fatimah semangat
"Bukannya bapak nggak mau, bapak tuh trauma takut seperti kemarin gagal" pak Min sedih
"Inshaallah kali ini nggak akan gagal pak, yang penting kita berusaha dan juga berdoa minta kepada sang Maha Kuasa agar usaha kita lancar serta bisa membantu orang dengan cara membuka lapangan pekerjaan" Fatimah tersenyum manis nampak lesung pipi nya
Ya Allah aku jauh dari mu, aku sudah terlanjur bersekutu dengan setan. Gumam pak Min merasa sangat sedih dan bersalah terhadap anak-anak nya
"Bismillah pak, bapak pasti bisa" semangat dari Fahmi membuyarkan lamunan pak Min
"Teteh ambil ya pak tempat nya, sekarang teteh juga kuliah sambil bekerja jadi bisa bantu sedikit-sedikit kebutuhan rumah atau kedai" Fatimah
"Apalagi menu handalan bapak ini benar-benar enak luar biasa" Fahmi ikut menyemangati
"Kalian berlebihan memuji mie ayam becek ini" pak Min malu sendiri
"Aa Agus nggak kesini-sini lagi" Fahmi pelan tapi masih terdengar oleh Fatimah dan pak Min
"Aa mu itu lebih mendukung mertuanya di bandingkan bapaknya sendiri. Dia nggak akan peduli bapaknya mau bangkrut apa nggak yang penting mertuanya tetap jualan" sinis pak Min
"Nggak boleh begitu pak, Fatimah yakin aa juga nggak ikut campur urusan mie ayam mertua nya. Aa Agus kan bekerja pasti sudah lelah mikirin kerjaannya belum keluarga kecilnya agar tetap bahagia" tutur Fatimah mengingatkan bapaknya
"Aa juga yang membantu bapak mencari lapak setelah selesai sewa kios berakhir, berarti aa masih perhatian dengan bapak" Fahmi menimpali
"Sudah nggak perlu bahas aa kalian" pak Min badmood
"Pak, kata bos teteh tempatnya bisa di pakai hari ini. Menurut bapak dan Fahmi gimana?" Fatimah menatap kedua lelaki yang ada di hadapannya
"Boleh, karena Fahmi hari ini nganggur gimana kalau Fahmi langsung bawa gerobak ke tempat itu sama teteh" Fahmi sangat semangat
"Ya nggak bisa begitu dong, belum menyiapkan bangku sama meja" pak Min ragu
"Kita sistem lesehan untuk sementara pak" Fahmi masih merayu bapaknya
"Apa yakin lesehan" pikir pak Min
"Yakin 1000%" ucap Fahmi dan Fatimah lalu keduanya tertawa
Senang rasanya pak Min bisa melihat kedua anaknya akur dan tertawa dalam keadaan orangtua yang tidak memiliki apapun.
Fahmi dan Fatimah membawa gerobak ke tempat untuk berjualan.
"Lumayan masuk gang nya nggak terlalu jauh," ucap Fahmi
"Iya dek, lahan kosong yang di samping gang juga punya bos" Fatimah
Fatimah membuka rolling door sedangkan Fahmi mencari posisi yang pas untuk memarkirkan gerobaknya.
"Disini gimana teh?" tanya Fahmi
"Iya pas, gerobak simpan aja diluar kamu beli rantai dan gembok untuk mengunci roda gerobak" Fatimah memberikan uang
"Teteh bisa sendiri dulu menyusun semua" tanya Fahmi khawatir
"Bisa, sekalian bawa meja lipat yang kecil-kecil itu ya buat di rapihkan" Fatimah memberikan arahan barang apa saja yang harus dibawa oleh Fahmi
Warga yang lalu lalang melewati gerobak mie ayam pada melirik. Fatimah memasang banner nama usahanya "MIE AYAM BECEK".
Tidak lupa juga Fatimah memasak stiker di gerobak paling depan. Menu Handalan "Mie Gede Becek" "Tentukan Level Sesuai Selera Kepedesan Mu".
"Cukup menarik" lirih Fatimah
"Ini mie ayam ya, neng?" tanya salah satu ibu seperti nya warga sini
"Ah iya Bu" Fatimah menjawab dengan ramah tidak lupa juga dengan senyuman
"Baru berjualan disini, sebelumnya ibu nggak pernah lihat" warga
"Benar bu, baru sewa hari ini" Fatimah
"Apa sudah di buka?"
"Siang baru buka bu, bahan mie nya juga belum di bawa kesini masih dirumah semua" Fatimah
"Jam 11 kira-kira sudah buka belum?"
"Inshaallah di usahakan sudah buka" Fatimah
"Begini aja deh ibu pesan 2 bungkus dulu ya mau cobain, jam 11 ibu ambil"
"Boleh banget bu. Mau mie apa?" Fatimah senang belum buka sudah ada yang pesan lalu dia memberikan menu
"Hem, saya pesan Mie ayam biasa 1 sama mau coba ini mie ayam gede becek level 1 nya 1 juga ya"
Fatimah menulis pesanan ibu tersebut.
"Mie ayam becek nya mau pakai topping tambahan bu?" tanya Fatimah
bersambung...
...🍎Happy Reading🍎...
Huum pak Min memang harusnya didekatkan dengan agamanya lagi pesantren salah satu solusinya, disana banyak orang gak bikin ketakutan yg dirumah.