NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikahi Pembantu

Terpaksa Menikahi Pembantu

Status: tamat
Genre:Tamat / Single Mom / Janda / Pengantin Pengganti / Pengganti / Dijodohkan Orang Tua / Pembantu
Popularitas:1.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: D'wie

Madava dipaksa menikah dengan seorang pembantu yang notabene janda anak satu karena mempelai wanitanya kabur membawa mahar yang ia berikan untuknya. Awalnya Madava menolak, tapi sang ibu berkeras memaksa. Madava akhirnya terpaksa menikahi pembantunya sendiri sebagai mempelai pengganti.

Lalu bagaimanakah pernikahan keduanya? Akankah berjalan lancar sebagaimana mestinya atau harus berakhir karena tak adanya cinta diantara mereka berdua?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Let's see

Pulang ke rumah, Madava segera menyerahkan tas, sepatu, dan perhiasan-perhiasan yang tadinya merupakan mahar dan seserahan untuk Via pada Ayu. Sontak saja Ayu terkejut bukan main saat melihatnya.

"Ini ... apa?"

"Untukmu. Ambillah!" ucap Madava santai.

Ayu jelas saja terkejut. Ia tahu barang-barang ini merupakan mahar dan seserahan yang diberikan pada mantan calon istri Madava, tapi kenapa Madava justru memberikannya padanya.

Sebenarnya awalnya Madava ingin memberikan tas dan sepatu itu saja pada Ayu. Sementara perhiasan dan frame berisi uang dan logam mulia ingin ia simpan bila sewaktu-waktu ia kekurangan dana untuk biaya pengobatan Rafi. Namun Bu Shanum mencegahnya.

"Sudah, berikan saja semuanya pada Ayu," ujar Bu Shanum saat di perjalanan pulang.

"Sebenarnya aku juga ingin begitu, Ma, tapi aku membutuhkan banyak biaya untuk pengobatan Rafi. Kasihan Ayu bila Rafi tidak segera diobati. Ia pasti merasa sangat sedih sekali," ujar Madava sambil mengendarai mobilnya.

Alis Bu Shanum terangkat. Sungguh jawaban yang tidak terduga yang ia dapatkan dari Madava.

'Ternyata dia bisa perhatian juga ya!' batin Bu Shanum sambil mengulum senyum.

"Kau tau, saat Mama pertama kali menawarkan pernikahan pada Ayu, dia menolak mentah-mentah," ujar Bu Shanum bercerita. Madava bingung, kenapa ia justru mengatakan itu padahal yang barusan ia bahas adalah masalah lain.

"Bila perempuan lain ditawarkan pernikahan seperti itu, kira-kira bagaimana reaksi mereka? Kebanyakan menerima pastinya 'kan. Apalagi bila dinikahkan dengan laki-laki tampan dan mapan seperti dirimu."

Madava tak mampu menahan senyumnya. Ia tersenyum lebar, merasa bangga dengan wajah rupawan yang ia miliki.

"Namun Ayu berbeda. Ia tidak tertarik sama sekali."

"Lalu, kenapa tiba-tiba dia bisa berbalik menerima pernikahan itu?" tanya Madava penasaran.

"Rafi. Kuncinya adalah Rafi. Mama menawarkan pengobatan untuk Rafi. Mama bisa melihat kalau anak itu tidak sedang baik-baik saja. Karena itu Mama memberikan penawaran itu. Dan benar saja, Ayu pun bersedia."

Madava cukup terkejut. Bahkan ia tidak memikirkan dirinya sendiri. Yang ada di pikiran Ayu hanyalah Rafi. Ia tidak sedikitpun memikirkan keuntungannya sendiri. Padahal bisa saja ia meminta sesuatu untuk keuntungan dan kesenangannya sendiri, tetapi Ayu tidak melakukannya. Yang ia pikirkan hanyalah kesembuhan dan kesehatan Rafi. Padahal Rafi bukanlah anak kandungnya, tapi ia bisa begitu mencintai dan menyayanginya seperti ibu kandung sendiri. Madava pun jadi semakin bertekad ingin membantu pengobatan Rafi.

"Oh, ya, simpan ini, Va."

Bu Shanum mengeluarkan sebuah kartu debit dan menyerahkannya pada Madava. "Maksud Mama apa? Kenapa Mama menyerahkan kartu debit ini padaku?"

"Ini bukan untukmu, tapi Ayu. Seperti janji Mama yang ingin membiayai pengobatan Rafi, Mama titipkan ini padamu. Ini adalah uang hasil bagi hasil penjualan tanah mendiang kakek mu. Mama pergi kemarin itu untuk mengurus ini bersama Om dan tantemu. Memang tidak begitu banyak, tapi lumayanlah. Jadi semua barang-barang itu ... " Bu Shanum menggestur dagunya ke barang-barang di jok belakang. "Kau bisa memberikannya pada Ayu. Dia lebih pantas menerimanya dibandingkan ani-ani sialan itu."

Madava terkekeh mendengar ucapan Bu Shanum. Meskipun ibunya mengatakan uang di dalamnya tidak begitu banyak, tetapi ia yakin nominalnya jauh daripada cukup sebab ia sedikit banyak tahu seberapa luas tanah yang dimiliki oleh mendiang kakeknya itu. Ia pun mengucapkan terima kasih. Akhirnya ia tidak perlu terlalu memikirkan biaya pengobatan Rafi.

"Tapi bukankah ini sudah diberikan pada ... Calon istrimu itu," ujar Ayu seraya memegang frame mahar yang bila ditotal nominal uangnya lumayan banyak itu.

"Mantan. Dia sudah menjadi mantan sekarang. Karena dia sudah menjadi mantan dan kaulah yang menjadi istriku, jadi kau lah yang lebih pantas dan berhak menerimanya. Oh ya, aku tidak tahu ukuran sepatumu sama apa tidak dengan dia. Kalau kebesaran atau kekecilan, kau bisa menjualnya dan membeli yang baru. Atau kau bisa juga menjualnya dan mengambil uangnya. Kalau kau ingin membeli yang baru, katakan saja padaku. Aku akan menemanimu mencari penggantinya," ujar Madava sambil melepaskan kemejanya.

Ayu sontak saja terpana. Bukan hanya terpana dengan kata-kata Madava, tapi juga tubuh atletis suaminya yang kini hanya berbalut singlet.

"Kenapa memperhatikan ku seperti itu? Apa kau ingin menyentuhnya?" goda Madava yang sudah mendekat ke arah Ayu.

Ayu sontak saja gelagapan. Ia menggeleng dengan cepat.

"Ng-nggak. Sembarangan. Aku ... aku cuma terkejut ternyata kau bisa bersikap baik juga padaku. Ku pikir kau akan selamanya bersikap menyebalkan," kilah Ayu.

Madava tergelak. "Ya, terus saja mengelak. Tapi lihat saja nanti, aku akan membuatmu jatuh tak berdaya pada pesonaku," seru Madava sambil berjalan menuju kamarnya. Dilemparkannya kemejanya tadi hingga menutup wajah Ayu.

Ayu memekik kesal. "Dasar narsis! Coba aja kalau bisa!"

"Kau menantang ku?"

"Ya," jawab Ayu yang entah kenapa terdengar tidak yakin dengan kata-katanya sendiri.

"Let's see! Aku akan membuktikannya kalau aku pasti sanggup menaklukkan hatimu," ucapnya seraya menyeringai.

Entah kenapa ia mengatakan itu dan entah kenapa ia begitu ingin menaklukkan Ayu, istri dinginnya itu. Madava merasa geli sendiri. Padahal di awal pernikahan ia ingin membuat istrinya itu tersiksa di pernikahan ini, tapi kenapa tujuannya kini tiba-tiba berubah. Ia justru ingin meluluhkan hati istrinya yang sepertinya sudah membeku itu.

Madava jadi teringat cerita Ayu sebelumnya kalau ia dulu memiliki seorang kekasih dan terpaksa berpisah karena permintaan ibu dari kekasihnya itu. Entah mengapa, mengingat itu membuat Madava kesal. Ia pikir pasti hingga sekarang Ayu masih mencintai laki-laki itu. Oleh sebab itu ia menutup rapat pintu hatinya hingga sekarang.

"Sial!"

...***...

"Apa yang kau lakukan di sini?" sentak Asrul pada Via yang tiba-tiba masuk ke apartemennya.

Saat mendengar suara bel ditekan, Asrul pikir itu pengantar pizza yang ia pesan. Namun tidak disangkanya, Via-lah yang berdiri di sana dan segera menerobos masuk ke dalam apartemennya.

"Berhenti marah-marah! Aku sedang kesal sekali hari ini."

"Kalau kau kesal, kau pergi saja jalan-jalan.. Bukankah kau sudah mendapatkan banyak uang dari mahar dan seserahan Dava."

Via berdecih. "Semua sudah tidak ada lagi. Habis tak bersisa. Kau tau."

"Apa maksudmu? Memangnya apa yang kau beli sampai uang sebanyak itu habis begitu saja tidak bersisa?"

"Semuanya sudah diambil Dava."

Bukannya percaya, Asrul justru terkekeh tidak percaya.

"Kau pikir aku percaya dengan kata-katamu."

"Tapi kenyataannya begitu. Dava sudah mengetahui tempat persembunyianku dan mengambil semua mahar yang sudah ia berikan," ucap Via seraya menghela nafas kasar. Ia mengusap perutnya yang belum begitu besar.

Asrul reflek mundur ke belakang. Ia terkejut bukan main.

"Kau tidak sedang bercanda 'kan? Mana mungkin dia mengetahui tempat tinggalmu."

"Tapi inilah kenyataannya. Kau sedang menunggu seseorang?"

Bel berbunyi. Tapi Asrul yang terlalu terkejut justru diam tak bergeming. Via kesal kemudian segera beranjak menuju pintu. Ternyata itu pengantar pizza. Via tersenyum, pas sekali, ia sedang lapar sekali malam ini. Setelah mengambil pizza itu, Via pun segera masuk ke dalam. Tanpa ragu, ia menyantap pizza itu dengan santainya.

"Lalu apa yang sudah kau katakan padanya?" Asrul gugup, tapi jawaban Via membuatnya benar-benar lega.

"Tidak. Aku tidak menceritakan apapun."

"Baguslah."

Via kesal melihat reaksi Asrul.

"Sayang, lalu bagaimana dengan kehamilanku ini?"

"Memangnya aku pernah memintamu mengandung anakku?"

"Lalu ... "

"Yaz terserah kau saja. Mau kau gugurkan bagus, tidak juga terserah. Tapi jangan pernah memintaku untuk bertanggung jawab karena aku tidak mau."

"Kau jahat," pekik Via kesal sambil melempar potongan pizza hingga dapat mengenai wajah Asrul.

"Kurang ajar! Apa yang kau lakukan, hah!"

"Pokoknya aku mau kau bertanggung jawab. Nikahi aku."

"Dalam mimpimu!" Asrul yang kadung kesal melihat keberadaan Via pun memilih keluar. Via kesal bukan main. Ia berteriak sambil melemparkan apa saja yang ada di ruangan itu.

"Asrul sialan! Awas kau! Akan ku pastikan kau akan segera menikahiku. Lihat saja!" ucap Via menggebu-gebu.

...***...

...Happy reading 🥰 🥰 🥰 ...

1
Siti Nurbaidah
Luar biasa
guntur 1609
mantap Rafa. kata2 mu tu sprti seorang casanova
Siti Nurbaidah
Luar biasa
guntur 1609
rasain kau tika. itulah hasil yg kau tanam selama ni. tinggal mila sja yg blm
guntur 1609
dasar orang gila. muka tembok
guntur 1609
mampus kau dava. kalau kau percaya sm gisela ular. padahal ayu sedang hamil sekarang. kau akan menyesal jika aoercaya gisel
Emil Husin juhri
Kecewa
Emil Husin juhri
Buruk
guntur 1609
telat
guntur 1609
sama ja semuanya... satu jurusan. daar dava. mentang2 sdh kena
guntur 1609
ayu sdh terotak. gak jadi tersalurkan. makanya uring2 an
guntur 1609
pasti ragi cocok darah sm sum2 belakangnya sm dava
guntur 1609
kau pun salah yu. seharusnya kau juga peka dengan kejadian ini
guntur 1609
hahah laporan kau dava
guntur 1609
jangan bilang laki2 yg sm via tu asrul
guntur 1609
jangan blngbdava pernah melecehkan mamanya rafi tapi gak sadar.
guntur 1609
hmngkn ayu ramah sm mu di waktu pagi. agar kau semangat bekerjanya
guntur 1609
pa rafi bukan anak kandungnya ayu ya
guntur 1609
hahahha kena kau kan dava
guntur 1609
hahahhah krna mental madava
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!