Incaran Para Beatles

Aksa tiba-tiba bangun dari tempat tidurnya, berjalan menuju lemarinya lalu mengambil jaket yang tertata rapi disana.

" Lo mau kemana aksa ?? " tanya revan.

" Nyari angin "

" Di balkon aja kali " timpal zaidan.

Mereka bertiga sedang asyik bermain game, jika aksa pergi bagaimana nasib mereka bertiga.

" Kalian disini aja, bokap gw jarang balik kerumah, sekalinya balik juga gak pernah naik kesini. Gw mau keluar sebentar "

Revan dan kelvin saling bertatapan, bingung melihat kelakuan aksa. Tetapi mereka tetap melanjutkan bermain game, mungkin ada hal penting yang mendadak teringat. Selagi aksa tidak meminta bantuan mereka, maka mereka tidak perlu repot-repot membantunya.

" Sahabat lo yang satu itu aneh " celetuk zaidan.

" Sahabat lo juga kali dan, palingan juga dia punya janji ama cewek tapi baru keinget. Diakan biasanya begitu " kata revan.

" Ya juga sih, yaudah lah lanjut main lagiii deh " ucap zaidan.

" Yoii broo, nanti juga dia bakalan pulang sendiri. Ya meskipun gw penasaran sih, dia pergi kemana " sahut kelvin.

Aksa berjalan cepat menuruni anak tangga, sebenarnya dia juga bingung kenapa ia ingin keluar. Seperti ada sesuatu hal yang mendesaknya dari dalam, memaksanya untuk bangkit dari tempat tidurnya.

Motor kesayangan aksa meninggalkan kediamannya. Satpam yang menjaga pos keamanan turut keheranan melihat aksa pergi sendirian. Seingatnya pagi tadi teman-temannya datang dan belum pulang, tapi kenapa hanya dia yang pergi.

Saat sore hari, jalan di ibu kota pasti macet. Aksa heran kenapa dirinya ingin keluar disaat pekerja pulang dari kantor. Sebenarnya ini bukan kali pertama aksa jalan tanpa tujuan, sering kali ia lakukan ketika perasaannya gundah. Keempat sahabatnya memang sangat pengertian, mereka memberi warna dalam hidup aksa. Mereka selalu ada disaat aksa membutuhkan bantuan, namun mereka belum bisa mengisi kekosongan dalam hati aksa. Kekosongan itu hanya bisa diisi oleh orang yang aksa anggap spesial dan sangat berarti dalam hidupnya.

" Apa gw masuk dalam fase itu lagi ya ? " gumamnya.

...----------------...

" Gimana enak gak ?? "

" Enak banget, baru kali ini gw makan ketoprak seenak ini. Mana pedagangnya kaki lagi, lo tau dari mana tempat ini ? "

Alexa mulai nyaman bersama edgar, ternyata tidak sulit bagi edgar untuk menarik perhatian alexa. Gadis terkenal polos itu ternyata sangatlah naif, dia bisa menduganya karena alexa kurang bergaul dan tidak punya banyak pengalaman.

" Gw suka makan ditempat kayak gini, rasanya enak dan harganya ramah disaku anak sekolah kayak kita "

Alexa mengangguk setuju, meskipun berasal dari keluarga yang berada. Namun dia sangat tidak rela jika uangnya habis mencicipi makanan seharga jutaan rupiah di restoran mewah. Kalau dipikir-pikir uang  alexa juga banyak, tetapi banyak yang ditabung daripada dikeluarkan untuk keperluan yang tidak penting.

" Bentar xaaa !! "

" Ada apa gar ?? "

Edgar mencondongkan tubuhnya kedepan, tangannya bergerak menyingkirkan sisa makanan dibibir alexa. Sikap edgar nyaris membuat alexa jantungan, tidak percaya kalau edgar akan seromantis itu.

" M- makasih ya "

"  Lo lucu, makannya kayak anak kecil. Belepotan " ledek edgar.

Alexa memilih untuk menunduk, menyembunyikan wajahnya yang memerah. Butuh waktu beberapa menit bagi alexa untuk menetralkan detak jantungnya, mengangkat kepala agar bisa kembali berinteraksi. Edgar mencebik, makin kesini dia makin tertarik dengan alexa. Rencana awalnya makin lancar, yang terpenting sekarang dia berhasil menciptakan image positif dimata alexa.

" Habis ini kita langsung pulang ya, takutnya kita kejebak macet dan lo telat pulangnya "

" Iyaaa, makasih yaa karena lo udah ngajakin gw keliling kota. Ini pengalaman pertama yang menyenangkan "

" Lo suka ?? "

" Iyaa "

" Gw senang kalau lo suka, padahal gw cuman ngajakin lo keliling doang terus singgah ke emperan kayak gini. Kalau gitu besok kita ketempat paling hits di kota ini "

" Besok ??? "

" Iyaa, mau gak ? Anak muda kayak kita sering kesana, tapii cuman buat nongkrong aja sih "

Alexa sebenarnya mau tapi takut dengan aidan, mama dan papanya jarang dirumah. Seluruh aktivitas dan kegiatannya dipantau oleh aidan, lebih tepatnya aidan yang membatasi pergaulan alexa selama ini. Ia tidak mau jika adiknya terjerumus ke dalam pergaulan yang berdampak negatif untuknya.

" Nanti gw kabarin, soalnya gw gak bisa lama-lama. Kakak gw terlalu posesif, ini aja gw bisa keluar karena dia belum pulang "

" Iyaa gw ngertii, tapi gw bakalan seneng banget kalau lo bisa ikutt besok "

...----------------...

Alexa masih belum bisa menjawab ajakan edgar, susah main kucing-kucingan dengan aidan. Takut kalau aidan tau dan dia ngamuk, bisa-bisa edgar bernasib sama dengan mantan pacarnya dulu. Alexa terkesiap saat ia berpapasan dengan aidan, dia baru pulang sekolah dan aidan sudah rapi menggunakan setelannya.

" Tumben lo cepet pulang, mau kemana kak ? "

" Gw ada acara, mungkin pulang malam senin "

" Hah ?? Lama bangett, ini baru hari Kamis lo. Lo mau tinggalin gw selama itu ?? "

Alexa tidak terima ditinggal terlalu lama oleh aidan.

" Ini acara sekolah, semacam perkemahan gitu, terus acaranya dimulai besok. Gw gak bisa gak ikut karena gw panitia. Gw juga gak rela ninggalin adik gw selama itu kok, tapi gw dalam keadaan terpaksa " jelasnya sembari mengelus kepala alexa.

" Yahhh, kenapa lama bangett sih. Kan gw jadi kesepian " alexa memanyungkan bibirnya.

" Kan ada melodi. Udah ya gw buru-buru. Lo jangan aneh-aneh, ingattt yaa xaaa !! "

" Iya deh iya, hati-hati yaa !! " 

Alexa tersenyum tipis, berarti dia punya kesempatan untuk pergi bersama edgar. Dia menjatuhkan tubuhnya ke sofa, mencoba memikirkan sekali lagi keputusannya. Kira-kira kemana edgar akan membawanya, katanya sih tempat yang sering anak muda tempati nongkrong. Edgar ingin memperkenalkan berbagai sisi kehidupan yang belum alexa ketahui.

" Kapan lagi gw bisa jalan ama cowok lain, pasti setelah aksa kembali masuk hidup gw bakal terkekang lagi. Okee gw harus manfaatin kesempatan ini "

Setelah meyakinkan dirinya alexa memberi kabar pada edgar kalau hari ini dia bisa pergi.  Sejak kemarin juga mereka intens bertukar pesan singkat, seperti seorang pasangan yang baru saja jadian.

Jam setengah delapan malam

" Apa gak kemalaman ya ? " gumamnya.

Alexa tampak antusias, stylenya masih sama seperti sebelumnya. Tidak ada bagian tubuhnya yang terbuka, dia melangkah cepat menuruni anak tangga. Dia tidak mengizinkan edgar untuk masuk kedalam rumahnya takut terekam CCTV.

" Non alexa yakin mau pergi jam segini ?? " tanya pak Agus resah, terlebih lagi aidan tidak berada dirumah.

" Iya pak, lagi pula ini bukan pertama kalinya saya keluar malam "

" Iya juga sih non, tapi tetap aja bapak khawatir. Kalau ada apa-apa langsung telpon bapak ya, atau langsung hubungin den aidan "

" Iyaaa, lagian saya juga gak akan lama. Sebelum jam 22.00 saya akan pulang kok"

Agus hanya mengangguk, kali ini dia ikut mengantar alexa keluar pagar. Alexa berdecak kesal, agus terlalu lebay, padahal dirinya hanya ingin keluar sebentar. Lagi-lagi alexa makin dibuat syok, edgar datang dengan mobil mewah.

" Silahkan masuk "

Edgar membuka pintu untuk alexa, alexa hanya mengangguk dia bingung mengapa harus menggunakan mobil. Sebenarnya edgar ingin membawanya kemana.

...----------------...

Sudah dua hari hati aksa gundah, dia juga tidak tau apa penyebabnya. Aksa mengambil jaket yang terletak diatas sofa. Sepertinya dia butuh hiburan, minum atau sekedar melihat pertunjukan musik disalah satu klub malam.

" Kayaknya Saskia ada disana deh "

Saskia adalah cewek yang sering menemani aksa minum, ia menghampirinya dan memberitahunya untuk mempersiapkan pesanan seperti biasa untuknya.

" Sialan, kenapa muka tuh cewek selalu masuk dipikirkan gw sih !! " aksa menggeram kesal, dia selalu teringat pada alexa.

Sebagai pria yang selalu menepati ucapannya, aksa merasa tersiksa telah berjanji tidak akan mengganggu alexa selama seminggu. Aksa sengaja tidak mengajak teman-teman kesana, tanpa dia mengajak mereka pun pasti mereka ada disana. Selain regan, biasanya malam hari regan lebih sering berada di kafe miliknya.

" Lo ngapain ngajak gw ke sini ?? "

" Yaa kan gw udah bilang, bakalan ngajakin lo ke tempat hits dikota ini "

" Nggak !! Gw gak mau masuk !!! "

Suara itu terdengar tidak jauh dari tempat aksa berdiri sekarang. Aksa hanya memilih diam dan menyimak mereka berdua yang tampak tidak asing baginya.

" Gw emang gak tau banyak, tapi gw tau tempat macam apa ini. Jangan aneh-aneh deh garr "

" Lo harus ikut dulu, xaaa. Jangan asal menilai  tanpa melihat isi didalamnya, lagian ini cuman kafe biasa. Pemikiran lo sempit banget sih "

" Nggak ! Gw mau pulang aja !! "

Alexa tetap menolak, perasaannya tidak enak saat melihat gadis berpakaian seksi keluar masuk, tidak hanya itu, disana juga banyak laki-laki mata keranjang.

" Please, lo harus percaya sama gw xaa "

Aksa mengernyit, berulang kali dia mendengar si cowok itu menyebut kata xaa. Apa mungkin gadis itu adalah alexa, dia melangkah pelan mencari sumber suara itu. Matanya langsung mendelik saat melihat mereka berdua berdebat.

" SIALAN !! " aksa menggeram kesal.

" Cewek bego, mau aja dibawa ketempat ginian " sungut aksa.

Darah aksa seketika mendidih. Alexa tidak menepati janjinya untuk menjauhi edgar, padahal semua itu demi keselamatannya sendiri. Aksa sengaja tidak langsung menghampiri mereka, sekarang dia hanya memantau mereka dari jauh. Biar alexa tau rasa betapa bahayanya edgar untuknya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...