Apa Salahku

Laras disibukkan dengan kegiatan mengajar pelan-pelan ia mulai melupakan semua masalahnya.Hari ini setelah pulang sekolah Laras mampir dulu kesalah satu mall untuk membeli beberapa buku disalah toko buku yang ada di mall tersebut.Sebelumnya ia menuju tempat khusus pakaian wanita.

Saat ia sedang memilih pakaian nya tiba-tiba matanya melihat sesosok pasangan suami istri yang sedang berbelanja baju hamil yang kebetulan tidak jauh dari tempat Laras.Pasangan suami istri tersebut adalah Ryan dan Monica.

Tanpa sengaja Ryan pun memandang kearah Laras mata mereka saling bertemu.Ryan terpana melihat Laras yang semakin cantik.

Tapi dalam hitungan detik Laras langsung mengalihkan pandangan dan segera keluar dari tempat tersebut ia tidak jadi untuk membeli pakaian.

Melihat Laras yang keluar dari tempat tersebut Ryan berniat untuk mengejarnya ada banyak hal yang ingin disampaikan nya.Tapi tangan Ryan dicekal oleh Monica.

" Mas kita kesana yuk, bajunya lebih bagus dari yang ini" sahut Monica menunjuk salah satu sudut yang menjual baju hamil.Akhirnya Ryan pun mengikuti Monica tapi pandangan matanya masih mencari keberadaan Laras.

" lihat apa sih mas dari tadi celingak-celinguk" ujar Monica.

" Ow....itu..tadi kayaknya mas lihat ada teman tapi entah kemana perginya,ayo cari lagi pakaiannya"sambil mengalihkan pembicaraan,Ryan tidak ingin Monica mengetahui nya.

Sedangkan Laras berlari keluar dadanya terasa sesak.Ia memang sudah mengikhlaskan semua tapi entah kenapa ada rasa pedih melihat kemesraan Ryan dan Monica apalagi dengan perut Monica yang terlihat mulai membuncit ada rasa iri dihati Laras,kenapa ia tidak seperti itu.

Laras pun duduk disudut mall tersebut kebetulan tersedia tempat duduk,ia mengusap dadanya yang terasa sesak .

" Aku tidak boleh seperti ini, kamu kuat laras jangan menangis" batin Laras sambil mengusap dada dan menyemangati dirinya sendiri.Setelah ia bisa meredakan ketegangan dihatinya Laras pun segera menuju ketoko buku ia tidak jadi membeli pakaian nya.

Setelah buku yang dicari dapat Laras pun segera pulang mengendarai motor maticnya.Saat sampai dirumah sudah sore ia segera mandi karena badannya terasa lengket dari pulang sekolah belum mengganti pakaian nya.Ia pun segera bergegas untuk sholat asar karena masih ada waktu.

Laras berberes rumah setelah selesai ia duduk sambil menonton televisi.Tapi matanya tidak fokus ke televisi teringat akan pertemuan nya dengan Ryan tadi.

" Kenapa aku jadi lemah saat melihat pasangan itu,seharusnya aku tidak seperti ini,harus kuat,ya Allah bantu hamba mu ini" batin Laras.

" Terlalu banyak air mata yang sudah sia-sia aku keluarkan tidak akan bisa juga mengembalikan keadaannya,ayo Laras jangan lemah, tetap semangat " sambil menyemangati dirinya sendiri.Tiba-tiba handphone nya berbunyi tanda ada pesan masuk.Dilihatnya nomor Alena,Laras pun tersenyum dan membuka pesan dari Alena.

" assalamualaikum Bu Laras cantik,besok kerumah Ale ya...kan udah janji mau masak makanan enak, besok tanggal merah, jam sembilan Laras jemput sama papa tidak ada penolakan sama sekali titik " isi pesan dari Alena membuat Laras senyum sendiri.

"waalaikumsalam kok main maksa sih cantik🙂" balas Laras.

Tidak lama kemudian terdengar bunyi nada dering panggilan ternyata Alena yang menelpon.Laras pun segera mengangkat nya

" *assalamualaikum cantik" sahut Laras.

" waalaikumsalam Bu Laras cantik,pokoknya besok Ale jemput ya... ngak ada penolakan kalau tidak Ale bakalan nangis" cerocos Alena.Membuat Laras ketawa.

" Gimana ya cantik...Bu Laras pikir-pikir dulu " jawab Laras sambil senyum-senyum.

" Bu Laras udah janji kemaren,dosa lho kalau orang Islam udah janji tidak ditepati" .

" Tapi ibu tidak bisa sayang...." jawab Laras karena ia merasa tidak enak kerumah Alena apalagi ada sang papa yang selalu membuat jantungnya berdebar.

" Hiks ...hiks...hiks...Bu Laras kenapa tega sama ale...Ale hanya ingin merasakan masakan Bu Laras...." terdengar tangisan Alena.Membuat Laras kaget dan tidak menyangka kalau Alena nangis.

" Cup...cup...jangan nangis,iya ibu akan kerumah Alena" jawab Laras tidak tega mendengar tangisan Alena.

" Bener ni Bu Laras...besok Ale jemput jam sembilan pagi, assalamualaikum*" belum sempat Laras menjawab telpon sudah dimatikan oleh Alena.

Dirumahnya Alena sedang tersenyum ternyata dramanya berhasil.

" Gimana sayang apa Bu Laras mau?" tanya Richard saat Alena menelpon ia sedang menerima telpon dari asistennya.

" Beres pa ..." ucapnya sambil mengacungkan jempol,Richard pun tersenyum,ia tidak tahu bagaimana Alena pura-pura nangis agar Laras mau diajak kerumahnya.

jangan lupa like dan komen serta votenya dan poin biar aku makin semangat nulisnya 🙂🙏