NovelToon NovelToon
ISTRIKU BUKAN WANITA MANDUL

ISTRIKU BUKAN WANITA MANDUL

Status: tamat
Genre:Tamat / Romansa
Popularitas:15.1k
Nilai: 5
Nama Author: Lusica Jung 2

"Jordan, sebaiknya kita bercerai saja. Aku bukan wanita yang sempurna untukmu, aku mandul dan tidak bisa memberimu keturunan. Mama, telah mencarikan jodoh yang terbaik untukmu, yang bisa memberimu keturunan, bukan wanita sepertiku yang tidak sempurna." (Celine)

"Bodoh!! Aku tidak peduli dengan opini orang lain tentang dirimu. Memiliki anak dalam rumah tangga memang penting, tapi bagiku tidak ada yang lebih penting daripada dirimu. Jangan menilai sendiri dirimu dengan kalimat-kalimat bodoh seperti itu, kau tidak mandul, hanya saja Tuhan belum mempercayai kita untuk menjaga titipannya. Celine, dengarkan aku, sampai kapanpun aku tidak akan pernah meninggalkanmu!!" (Jordan)

Celine merasakan dunianya runtuh ketika dokter mendiagnosa jika dirinya tidak akan pernah bisa hamil dan melahirkan. Hati wanita mana yang tidak hancur mendengar kabar tersebut. Dengan air mata yang bercucuran, dia meminta Jordan untuk menikah lagi, namun dengan tegas Jordan menolaknya karena dia sangat mencintainya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lusica Jung 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27: Aku Harap Kau Kembali

Rossa menghempaskan tubuhnya ke sofa, wajahnya memerah karena marah. Sudah satu tahun sejak Celine pergi, tapi dia masih belum bisa menaklukkan hati dingin Jordan. Rossa pikir setelah wanita itu tiada, akan lebih mudah baginya untuk mendapatkan Jordan, tapi kenyataannya sangat jauh dari angan-angannya. Jordan tetap tidak menggubrisnya, seolah dia tidak pernah ada.

"Ini tidak mungkin!" seru Rossa frustrasi. "Kenapa Jordan masih tidak bisa melupakannya? Apa yang salah?"

Nyonya Tamara, yang sedang duduk di seberang Rossa, mengangkat alisnya. "Kau harus lebih bersabar, Rossa. Jordan memang pria yang sulit ditaklukkan."

"Sabar? Aku sudah bersabar selama setahun penuh!" Rossa melayangkan protesnya. "Kau bilang akan membantuku mendapatkan cinta Jordan, tapi sejauh ini, kau tidak berbuat banyak. Aku merasa kau tidak sungguh-sungguh membantuku."

Nyonya Tamara menghela napas, menatap Rossa dengan tatapan tajam. "Aku sudah melakukan segala yang bisa kulakukan. Jika kau ingin berhasil, kau juga harus berusaha lebih keras."

Rossa mengepalkan tangannya, menahan amarah yang membara di dadanya. "Aku sudah melakukan segalanya, tapi tetap saja dia tidak melihatku. Kau tahu betapa sulitnya ini bagiku?"

Rossa hanya bisa menggeram dalam hati, merasa kecewa dan marah. Satu tahun berlalu, tapi Jordan tetap tidak bisa melupakan Celine. Hatinya hancur karena semua usahanya terasa sia-sia.

Jennie, yang mendengar keluhan Rossa dari ruangan sebelah, masuk dengan wajah marah. "Sudah cukup, Rossa!" katanya tajam. "Kau tidak bisa menyalahkan Mamaku atas ketidakmampuanmu menaklukkan hati kakakku."

Rossa berbalik, kaget melihat Jennie yang tiba-tiba muncul. "Apa maksudmu? Ini semua karena ibumu tidak sungguh-sungguh membantuku!"

Tanpa berpikir panjang, Jennie menampar wajah Rossa dengan keras. "Berhenti menyalahkan, Mama! Kakakku, tidak pernah memberikan cela atau kesempatan untukmu, karena dia tidak mencintaimu. Terimalah kenyataan itu!"

Rossa memegang pipinya yang perih, matanya berkilat marah. "Berani sekali kau menamparku! Semua ini karena kalian berdua tidak berguna!"

Jennie mendekat, wajahnya tak kalah marah. "Jangan pernah kau berani menyalahkan kami lagi. Jordan tidak mencintaimu, titik. Kau tidak bisa memaksakan perasaan seseorang!"

Pertengkaran mereka semakin memanas, dengan masing-masing saling membela diri dan menyalahkan yang lain. Suara mereka semakin keras, memecah keheningan rumah itu.

"Kau hanya wanita yang putus asa, Rossa," kata Jennie dengan nada meremehkan. "Kau tidak akan pernah mendapatkannya. Aku memang tidak pernah setuju kakakku dengan wanita itu tapi sekarang aku lebih tidak setuju lagi jika dia bersama wanita munafik dan tidak tahu diri sepertimu!!"

Rossa hanya bisa terdiam, rasa sakit dan marah berbaur di hatinya. Pertengkaran ini hanya menambah luka di hatinya yang sudah terluka karena cinta yang tak pernah terbalas.

🌺🌺🌺

Di dalam klub malam yang ramai, alunan musik menghentak keras menggetarkan lantai dansa. Lampu warna-warni berkedip, menciptakan suasana gemerlap yang memikat. Namun, di sudut yang lebih tenang, Jordan duduk di bar. Di sini, alunan musik jazz yang lembut mengalun, kontras dengan hiruk-pikuk di luar.

"Tuan Lu, apa yang bisa saya siapkan untuk Anda malam ini?" tanya sang bartender dengan hormat.

Jordan mengangkat wajahnya, tatapannya penuh wibawa. "Seperti biasa. Segelas whiskey."

"Segera, Tuan," jawab bartender sambil segera menyiapkan minuman itu.

Jordan mengangguk pelan, menikmati ketenangan sejenak di tengah hiruk-pikuk klub malam. Meski dikelilingi oleh keramaian, namun dia tetaplah orang dihormati dan disegani.

Tap... Tap... Tap...

Derap langkah yang semakin mendekat membuat gendang telinga Jordan bergetar. Dia menoleh perlahan, dan ekor matanya menangkap sepasang kaki jenjang mendekat. Setiap langkah membuat jantungnya berdegup lebih cepat, namun dia tak dapat mengidentifikasi perasaannya.

Dan saat jarak mereka semakin dekat, perasaan aneh yang memenuhi dirinya menjadi semakin jelas. Perasaan itu begitu dikenal baginya, sama seperti yang selalu dia rasakan saat Celine berada di dekatnya.

Mata mereka bertemu, dan Jordan tak bisa bergerak. Wajah yang familiar itu menatapnya, membuatnya terpaku. Itu adalah wajah yang sangat dia rindukan, mirip dengan Celine hingga membuatnya tak bisa membedakannya. Seolah-olah, Celine telah kembali padanya.

"Celine," dia bergumam pelan, memanggil nama istrinya. Namun, wanita itu terlihat kebingungan.

Dia tersenyum tipis. "Maaf, Tuan, sepertinya Anda mengenali orang yang salah. Namaku bukan Celine, tetapi Vivian," jawab wanita itu dengan senyum yang sama.

Jordan memperhatikan penampilannya. Gaun merah model kemben di atas lutut membentuk lekuk tubuhnya. Rambut panjang berwarna blonde dan mata indah berwarna abu-abu gelap. Melihat penampilannya, Jordan tersadar bahwa yang ada di hadapannya bukanlah istrinya. Kenyataan itu menamparnya keras, karena Celine sudah pergi meninggalkannya untuk selama-lamanya.

Jordan menatap wanita itu dengan tatapan dingin, mencoba menahan rasa kecewanya yang mendalam. Parasnya yang mirip dengan Celine hanya mengingatkannya pada luka yang belum sembuh. Meskipun begitu, dia mencoba untuk menjaga sikapnya agar tetap tenang.

"Tuan, apakah Anda baik-baik saja?" tanya Vivian dengan nada khawatir, melihat Jordan yang terdiam.

Jordan mengangguk sekilas. "Hm, aku baik-baik saja," jawabnya singkat, mencoba menyembunyikan perasaannya yang campur aduk.

Wanita itu yang tak lain dan tak bukan adalah Celine mengangguk paham, dia mati-matian menahan perasaannya. "Kalau begitu, apakah ada yang bisa saya bantu?" tanyanya lagi dengan ramah.

Jordan menggeleng. "Tidak, terima kasih," ucapnya dingin, lalu berbalik untuk pergi meninggalkan Celine sendirian. Meskipun di luar dia terlihat tenang, namun hatinya masih teriris oleh kenangan yang belum pudar.

Celine menatap punggung Jordan dengan perasaan campur aduk. Dia menangis, hatinya teriris. Rasanya dia ingin berlari menghampiri Jordan, memeluknya dari belakang, dan mengatakan padanya bahwa dia masih hidup. Tapi sesuatu menahannya untuk melakukannya.

"Dia sudah pergi," bisiknya pelan, tetes air mata membasahi pipinya. "Langkahnya semakin menjauh..."

Celine membiarkan tangisannya meresap dalam keheningan, menyimpan rasa kehilangan yang begitu dalam. Hati mereka mungkin terpisah oleh waktu dan keadaan, tetapi kenangan tentang cinta mereka tetap abadi dalam hati masing-masing.

.

.

Jordan berhenti di bawah langit malam yang kelam, tanpa gemerlap bintang. Wajahnya tertunduk, merenung dalam kesedihan.

"Celine..." gumamnya pelan. Air matanya mengalir, mencampur dengan tetesan hujan. "Aku harap kau kembali," lanjutnya, suaranya penuh kepedihan. Namun, dia sadar itu tidak mungkin. Hatinya hancur berkeping-keping, merindukan kehadiran Celine yang takkan pernah kembali.

Jordan menengadahkan wajahnya ke langit, merasakan tetesan hujan yang semakin deras. "Celine, kenapa kau harus pergi meninggalkanku?" bisiknya, suaranya terbawa angin hujan.

Rintik hujan menggema di sekitarnya. "Hujan ini seperti air mata langit yang turun untuk menghibur luka hatiku," ucapnya, air mata bergabung dengan hujan yang tak henti mengguyur.

Jordan terus berdiri di bawah guyuran hujan, merenungkan kepergian Celine. Meskipun hujan tak henti, namun dia tak beranjak, seolah-olah mencari jawaban di langit yang gelap. Rasa kehilangan terasa semakin dalam, tapi Jordan tahu, meskipun Celine telah pergi, kenangan tentangnya akan selalu mengisi hatinya, bahkan di saat hujan pun.

Sementara itu, Celine, terpaku dalam diam, menatap Jordan yang berdiri di bawah guyuran hujan dengan tatapan yang sulit di jelaskan. Tangannya terulur, ingin meraihnya, tapi dia tahu itu tidak mungkin.

Hati Celine remuk, teriris-iris oleh rasa kehilangan. Namun, dia harus menahan diri, berpura-pura menjadi orang lain, dan menyembunyikan identitasnya untuk membalaskan dendam atas kehilangannya. Meski bisa mengungkapkan kebenaran pada Jordan, Celine memilih bungkam, karena dia ingin melunasi hutang itu dengan tangan sendiri.

🌺🌺🌺

Bersambung

1
aca
sweet bgt
Eva Risdaniati
suka sama alur cerita ny yg ngj bertele-tele, semangat untuk cerita selanjut ny,
🍏A ↪(Jabar)📍
up
sella surya amanda
lanjut
Dartihuti
Ikuti saran Celine Gee...jng hukum lgsg dl,perlu kasih pelajaran,dng teror biar merasakan ketakutan yg gk sanggup mereka hadapi
🍏A ↪(Jabar)📍
lanjut
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
Dartihuti
Keren balas dendam'y...siksa dl Thour mereka ikut gereget q dng sifat mereka
...biar otak'y gk macet,sgl berbuatsn ads konsekuennya
sri hastuti
wah luar biasa, viona dan celine, balas dendam yg luar biasa 👍👍
Dartihuti
Hati q kok ikut sakit😥😥
sella surya amanda
lanjut
sri hastuti
jangan lama2 Thor bersatunya mereka, kasihan, biar Jordan membantu balas dendam thor, kasihan mereka berdua, cinta mereka begitu kuat 🙏🙏
Ellnara: Baik kakak, segera dipersatukan lagi kok
total 1 replies
Dartihuti
Syukuri lo Rosa...jd gak sabar nih lihat penderitaan 3 org maniak otak geser...
Ellnara: Tunggu ya kak, pembalasan akan segera di mulai
total 1 replies
Dartihuti
Tunggu lo Rosa...skrg x'n ber3 sk" ria tapi ingat sisi mengerikan dr Yordan ĺo trima c4 atau lambat😡
Ellnara: Belum lagi pembalasan kejam Celine kak
total 1 replies
Dartihuti
Aduuuh...ngeri banget sih,musuh'y banyak banget!!ibu mertua,ipar,ulet bulu(Rosa)...angin puyuh (Sarah Dani)hbs'y tiba" bikin rusuh ada Thour ...ikut was" ih...jng matii ya Celine
Ellnara: Tenang kak, Sarah sana Danni cuma numpang lewat bentar doang kok
total 1 replies
sri hastuti
kasihan Jordan Thor, ayo segera pertemukan dngn celine, spy bisa membantu balas dendam,
kurang ajar rossa, juga ibunya kakaknya, biar dirasakan pembalasan dr celine 😡😡
Ellnara: Iya kak, pasti di tunggu aja
total 1 replies
Eva Risdaniati
penasaran sma kelanjutan ny,
Ellnara: Ditunggu ya kakak
total 1 replies
sella surya amanda
lanjut
Dartihuti
Jennie...terlalu angkuh sombong merasa dilindungi sama mama'y gali lubang'y + dalam ...bkn ngoreksi sadar eee...sok,nyalain org atas sgl yg dialami
Dartihuti: Betuull...ngeri kl sifat gitu,trimakasih banyak" up'y panjaaaang x cinta deh sekebon😊🤭😘🥰
Ellnara: namanya juga gak tau diri kak
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!