NovelToon NovelToon
Rahasia Istri CEO

Rahasia Istri CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Kehidupan di Kantor
Popularitas:13.1k
Nilai: 5
Nama Author: secrednaomi

Keyla terkejut ketika melihat Agam, suaminya selingkuh dengan wanita lain. Rasa sakit hati karena merasa dikhianati membuat Keyla memilih pergi dan meninggalkan suaminya begitu saja.

Tiga tahun kemudian, Keyla yang telah berkuliah dan mendapatkan pekerjaan baru di sebuah perusahaan tiba-tiba bertemu Agam kembali, suaminya itu ternyata adalah CEO dari tempat perusahaannya bekerja.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secrednaomi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps. 19 — Obrolan Dengan Sopir Angkot

Keyla spontan menutup wajahnya dengan kedua tangan sementara Agam tertawa kecil melihat tingkah istrinya itu.

Butuh beberapa detik hingga Keyla menenangkan gejolak perasaannya, gadis itu langsung bangun karena Agam sudah melepaskan pelukannya.

Keyla duduk di sisi ranjang, ia terlebih dulu mengikat rambutnya dengan gaya ponytail, Keyla menoleh pada Agam, sedikit bingung pria itu tidak ikut bangun.

"Aku selesai bekerja jam empat pagi tadi, mau tidur dulu." Agam menjelaskan seolah mengerti kebingungan Keyla.

"Bergadang lagi?"

"Ya, di pertengahan bulan seperti ini kerja di kantor memang selalu sibuk, nanti pas akhir-akhir bulan juga biasa lagi, bisa bersantai malah."

Keyla mengangguk pelan. "Jangan keseringan bergadang, minimal tidur sebelum jam sepuluh malam."

"Kau mengkhawatirkanku?" Agam tersenyum lalu mengubah posisi tidurnya menjadi miring, salah satu tangannya memangku kepalanya.

"Sedikit, aku khawatir kau sakit dan perusahaan yang kau pimpin jadi berantakan, ujung-ujungnya nanti aku bisa di PHK." Keyla menahan senyumannya.

Agam mendengus lalu membalikan badannya, pria itu menguap beberapa kali karena masih mengantuk.

Keyla mengerti Agam butuh istirahat jadi ia tidak berbicara lebih jauh, Keyla keluar kamarnya untuk mandi terlebih dahulu sebelum kemudian memasak.

Sesudah sarapan, Keyla keluar dari penthouse, ia melihat Pak Wirya langsung menghampirinya ketika berada di luar.

"Mau kemana Non? Mau aku antar?" Tanya Pak Wirya.

Diantara para pekerja Agam, Pak Wirya merupakan salah satu orang yang mengetahui kalau dirinya adalah istri dari Agam.

"Tidak perlu, Pak, Keyla mau naik angkot." Keyla menolak halus sementara tangannya merogoh ponsel di saku lalu mengetik sesuatu.

"Naik angkot? Mobil pribadi lebih cepat, Non." Pak Wirya kebingungan.

"Tidak apa, Pak, saya memang ingin naik angkot, lagi pula siapa tahu nanti Agam menelepon membutuhkan bapak." Tatapan Keyla ke ponsel sejenak beralih ke Pak Wirya sebelum tersenyum. "Aku juga pulangnya tengah hari, gak lama."

Keyla lalu menepuk pundak Pak Wirya. "Saya pergi dulu, Pak, itu angkotnya sudah datang." Keyla menunjuk ke seberang jalan, sudah ada angkot yang berhenti.

Pak Wirya merasa kebingungan, meski banyak angkot yang terkadang melewati kawasan hotel ini namun tidak ada dari mereka yang pernah berhenti disini seperti angkot itu. Alasannya sederhana karena hotel ini dihuni oleh orang-orang kaya yang biasanya sudah memiliki kendaraan sendiri.

Kebingungan Pak Wirya cukup wajar karena angkot itu berhenti atas permintaan Keyla, angkot yang menjadi langganannya selama beberapa tahun terakhir.

"Bah, jadi ini tempat tinggalmu yang sekarang, Neng?" Sopir angkot itu berdecak kagum saat melihat hotel itu dibalik kaca mobil, gedungnya cukup tinggi membuat ia kesulitan melihat puncaknya.

Keyla yang baru masuk hanya menjawabnya dengan senyuman tipis, "Terimakasih Bang Bagus, karena mau menjemput Keyla disini."

"Santai aja, Neng, saat narik angkot juga aku memang sering lewat sini..."

Sopir angkot itu masih memandang hotel yang ditinggali Keyla, kemarin malam ia diberi pesan lewat WA oleh gadis itu bahwa dirinya sudah pindah rumah.

Sebagai pelanggan tetap yang cukup lama, sopir angkot yang sering disebut Bang Bagus itu tidak keberatan menjemput Keyla asal masih berada dalam jalur tarikan angkotnya.

"Bah, bagaimana kau bisa tinggal disini, sudah jadi wanita sukses sekarang?" Bang Bagus masih mengomentari gedung hotel yang ditinggali Keyla.

"Penjelasannya panjang, Bang, dan mungkin... tidak bisa dipahami, sebaiknya kita berangkat sekarang." Keyla melihat jam tangannya.

"Oh oke, saya lupa karena terlalu terkejut." Bang Bagus menggaruk kepalanya sebelum menginjak pedal gas mobilnya.

"Ngomong-ngomong, itu kenapa pipi Bang Bagus agak kemerahan, kayak di tampar aja." Keyla memposisikan duduknya agar lebih nyaman, tidak ada penumpang selain dirinya di angkot itu.

"Memang aku di tampar." Ucap Bang Bagus bersungut-sungut.

"Eh? Beneran di tampar!?" Keyla terkejut, walau sedetik kemudian berubah menjadi tawa. "Siapa yang berani menampar, Bang Bagus gak ngelawan?"

"Bagaimana bisa melawan jika yang nampar adalah istri saya." Bang Bagus mendengus kesal.

Tawa Keyla semakin pecah, selama menjadi langganan angkot ini, ia sudah mengetahui garis pernikahan sopirnya yang mempunyai istri galak dan suka mengomel. Bang Bagus sendiri sering menceritakannya pada Keyla, sekedar hiburan karena gadis itu selalu tertawa ketika mendengar ceritanya.

Keyla mengusap air mata yang keluar karena terlalu lama tertawa, "Jadi, gimana ceritanya Bang Bagus bisa di tampar seperti itu?" Tanya Keyla di sisa-sisa tawanya.

"Apalagi? Kasusnya masih sama, Neng, karena aku kebluk kayak kebo, istriku udah bangunan pake air masih aja gak bangun, jadi dia nampar aku." Sopir angkot itu mengelus pipinya, menceritakan kejadian saat ia bangun tadi tiba-tiba membuat tamparan istrinya jadi terasa kembali.

Keyla kembali tertawa, "Itu sih salah Bang Bagus sendiri, siapa suruh susah di bangunin."

"Yaa namanya juga kebiasaan, Neng..."

Keyla akhirnya berhenti tertawa, ia menarik nafas yang dalam sebelum mengeluarkannya secara perlahan, hal itu membuatnya jadi tenang kembali.

"Ngomong-ngomong, Bang Bagus masih cinta gak sih sama istri sendiri?" Keyla meraih ponsel yang tiba-tiba bergetar, ada pesan dari Zahra.

"Yaa masih cinta lah, Neng, cinta banget malah." Bang Bagus menatap Keyla dari spion atas.

"Hm, kenapa? Bukannya selama ini Bang Bagus suka diomeli sama istri sendiri, di galakin, bahkan sampai di tampar seperti itu?" Keyla bertanya dengan tatapan masih ke arah ponsel, ia sibuk membalas chatan Sekar yang tiba-tiba masuk ke dalam WA-nya juga.

"Istri saya itu orang baik, Neng, cara dia yang galak dan sering ngomel adalah bentuknya cintanya pada saya."

Ketikan Keyla tiba-tiba terhenti setelah mendengar jawaban tersebut, ia menoleh pada sopir angkot itu dengan pandangan tidak mengerti.

"Aku tidak paham, Bang, dari mana arah cintanya?"

Sopir angkot itu tersenyum, "Begini Neng, kalau istri saya gak cinta, dia gak mungkin mau nyuci pakaian saya, mengasuh tiga anak saya yang mulai rewel, merawat saya ketika sakit. Pada kenyataannya, istri saya tetap berbakti pada saya sebagi suaminya dengan caranya sendiri."

"Bang Bagus takut sama istri, kenapa gak ngelawan saat diomeli?" Keyla bertanya murni karena penasaran, selama ini ia belum pernah mendengar sopir angkotnya itu bertengkar dengan istrinya.

Bang Bagus tidak langsung menjawab, ia memutar setir mobilnya terlebih dahulu ketika tiba di sebuah belokan.

"Kenapa gak ngelawan? Mungkin karena ini cara terbaik untuk menenangkan istri saya..." Bang Bagus melirik Keyla di balik spion atas, memastikan gadis itu masih mendengar perkataannya. "Pekerjaan dia jauh lebih capek dibandingkan saya, bersihin rumah dan ngurusin anak itu bukan pekerjaan mudah, membutuhkan kesabaran panjang dalam melakukannya."

"Coba Neng Keyla bayangin..." Bang Bagus melanjutkan ceritanya. "Pagi-pagi dia harus bangun lebih awal dibandingkan yang lain, siapin makanan, bersih-bersih, terus pas sarapan, istri saya yang paling terakhir makan, memastikan tiga anak dan suaminya kenyang terlebih dahulu. Keluargaku ini bukan orang kaya, Neng, hidup berkecukupan, terkadang, istri saya selalu memakan makanan sisa anak, kepala ikan, kuah kangkung, apa aja, tanpa ngeluh."

Keyla terdiam, cerita Bang Bagus membuat hatinya tersentuh sekaligus menyadari apa yang selama ini tidak ia perhatikan.

"Istri saya memang suka ngomel, tapi mungkin itu karena rasa jenuh atau lelahnya mengurusi kami sekeluarga. Saya gak masalah diomeli, jika itu membuatnya bisa lega. Lagian, setelah beberapa menit ngoceh, istri saya itu baik lagi, meski galak, dia tidak pernah menolak ajakan jika saya pingin olahraga malam."

"Olahraga malam, maksudnya?"

"Masa Neng Keyla gak tau, itu lohh, aktivitas ehem-ehem."

"Oh, yang itu..." Keyla batuk pelan, menggaruk pipinya yang tidak gatal sambil tersenyum dengan canggung.

1
Anita Jenius
Salam kenal thor.
5 like mendarat buatmu ya. semangat.
Tarmi Widodo
suka
Tarmi Widodo
NYImak
Gunawan Wibisono
kalau bikin ccerita rata2 pada di gantung jadi nggak seru ujung2 males
Buang Sengketa
gak pake cincin ruang ini kan 🤭😁
Buang Sengketa: /Drool//Drool//Drool//Drool//Drool//Drool//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Secrednaomi: enggak, ini lebih spesial malah, cincin pernikahan:)
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!