Bagaimana jika pengalaman pertamamu di renggut oleh seorang gadis miskin?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fitryas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
Grey maupun Lucia kini keduanya sedang menatap langit-langit kamar Lucia, mereka berdua berbaring di atas ranjang wanita itu.
Jantung Grey berdebar-debar tidak karuan, karena ini pertama kalinya ia tidur di rumah seorang wanita, lebih tepatnya tidur di ranjang milik wanita itu.
Keduanya diam tak ada yang memulai obrolan, begitu juga Lucia yang kini rasa ngantuknya sudah menghilang. Dia bingung apa yang harus mereka lakukan, Lucia juga belum pernah membawa seorang pria tidur di atas ranjangnya.
Grey pun memiringkan tubuhnya menghadap Lucia, ia hendak mendekatkan tubuhnya ke tubuh Lucia.
“Tu-tunggu…” tahan Lucia saat tangan Grey terangkat untuk memeluknya. “Bukannya untuk sekarang lebih baik kita menjaga jarak?” Tanya Lucia sambil menyimpat guling di antara mereka.
Seketika wajah Grey yang terhalang guling pun merengut tak suka dengan permintaan Lucia.
“Tapi kita sudah pernah melakukanya, bukanya tidur saling berpelukan tidak akan jadi masalah?” Tanya Grey sambil mengangkat kepalanya agar bisa menatap wajah Lucia yang terhalang guling.
Lucia segera menarik selimutnya hingga dada, wanita itu tersenyum kaku.
“Tapi kita belum menikah, aku gak mau ngelakuin kesalahan untuk kedua kalinya.” Ucap Lucia jujur.
Grey pun merebahkan kembali tubuhnya dengan perasaan kecewa, kecewa karena Lucia menganggap malam itu adalah sebuah kesalahan.
“Setidaknya pegang tanganku saat tidur.” Ucap Grey, dia memang belum pernah berpacaran. Dia juga tidak tau batasan mana yang tidak boleh ia lalui, Grey jadi berpikir jika dia harus segera menikahi Lucia.
Lucia pun mengulurkan tanganya untuk memegang tangan pria itu dengan hati yang berdebar-debar, namun ia terkejut karena Grey menggenggamnya lebih dulu dengan tubuhnya yang langsung mendekat.
“Cia, besok kita nikah yu?” Ajak Grey tiba-tiba.
Lucia terdiam, hatinya tmerasa tak karuan.
“Mungkin keluargaku akan menolak, tapi jangan di ambil pusing karena sejak kecil aku gak akur dengan mereka bahkan aku sudah lama tak menganggap mereka ada. Karena itu ayo kita menikah tanpa memperdulikan omongan orang lain.” Ajak Grey lagi, sejujurnya ia tak ingin mengajak Lucia menikah dengan cara ini, tapi Grey tak punya waktu untuk melakukan serangkaian adat pernikahan.
Karena ia tau keluarganya itu seperti apa.
Lucia pun menarik pelan tanganya yang di genggam Grey, tapi pria itu kembali mengeratkan genggamanya.
“Jangan pernah berani meninggalkanku!” Ujar Grey dengan wajah seriusnya, karena ia sendiri akan terus menggengam tangan Lucia dan memutus hubunganya dengan keluarganya.
Karena tak ada yang bisa dia pertahankan dari keluarganya, sejak dulu dia hidup sendiri tanpa adanya kasih sayang dari orang Ayahnya. Hubunganya pun tak pernah akur, Grey bertingkah semata hanya untuk mencari perhatian Ayahnya namun tak ada respon sedikitpun hingga Grey berfikir jika dirinya sudah di buang sejak dulu.
“Kak, orang tuamu pasti kecewa jika dia mendengar ucapanmu.” Ucap Lucia, dia tidak tau seperti apa hubungan Grey dengan keluarganya. Tapi yang ia tau perkataan Grey barusan bisa melukai hati kedua orang tuanya.
Bagaimana pun mereka adalah orang tua yang ingin melihat anaknya menikah dan bahagia, tapi tidak denagn dirinya. Melainkah dengan wanita yang setara denganya, pikri Lucia.
Grey pun menghela nafasnya, ia kembali membaringkan tubuhnya dan menatap langit-langit.
Grey tau tidak akan semudah itu mengajak Lucia menikah.
Lucia pun perlahan mendekat, tanganya perlahan memeluk pria itu dengan tubuh pipi yang bersandar di dada pria bernama Grey.
Lucia tak habis pikir, kehidupan macam apa yang di lalui Grey sampai pria itu berkata demikian.
“Beri aku waktu sebentar lagi.” Pinta Lucia, Grey oun menagngguk dan menyentuh lengan wanitanya laku mencium pucuk kepalanya.
.
To be continued…