Istri Darurat Pewaris Takhta Konglomerat

Hampir saja Tari tersentuh dengan penuturan Dewa. Namun, kalimat berikutnya sukses membuat perempuan itu tersenyum sinis.

"Berawal dari upaya balas budi, Pak Raka akhirnya jatuh cinta pada penyelamat hidupnya. Pria seromantis itu, bisa-bisanya malah Bu Tari sebut stalker."

"Mana bisa segampang itu jatuh cinta cuma karena pernah ditolong …."

Bibir Tari tiba-tiba terasa kelu, membuatnya gagal merampungkan kalimatnya sendiri. Tari hampir saja mengatakan sesuatu yang jelas-jelas bertolak belakang dengan kenyataan yang pernah terjadi padanya.

Tentu saja sangat mungkin untuk jatuh cinta dengan skenario seperti itu. Contohnya adalah Tari sendiri. Bertahun-tahun lalu, dia juga jatuh hati pada orang yang pernah menolongnya.

"Bisa-bisanya segampang itu aku baper cuma karena dianya kayak begitu…," gumam Tari menyesali nasib sialnya sendiri.

*** 

Kisah cinta yang Tari sesali bermula saat dirinya mengikuti ujian masuk perguruan tinggi. Kurang waspada saat mencari lokasi gedung ujian, Tari jatuh tersandung batu.

Saat duduk menahan perih lututnya yang berdarah sambil mengecek kembali selebaran kertas bergambar denah kampus, seorang pria tiba-tiba berdiri dengan posisi agak membungkuk di hadapannya.

"Butuh plester?"

Sadar luka di lututnya diperhatikan pria tak dikenal, Tari refleks menutupi dengan kertas di tangannya. Nyerinya semakin menjadi karena Tari tak sengaja menekan lukanya sendiri.

"Kebetulan banget saya ada cadangan plester luka. Pakai ini aja dulu. Kamu mau ujian, 'kan? Minimal lukanya diplester dulu. Nanti kelar ujian baru diobati."

Walau sempat ragu, Tari akhirnya menerima plester pemberian pria yang kemudian memperkenalkan dirinya dengan nama Gani. Ternyata Gani adalah mahasiswa di universitas yang Tari incar.

Tanpa diminta, setelahnya Gani juga menawarkan diri untuk mengantar Tari ke gedung yang dicari. Sang senior sungguh memastikan calon adik angkatannya sampai di ruang ujian dengan selamat dan tidak terlambat sedetik pun.

Peristiwa serupa kembali terjadi pada hari pertama ospek. Tari jatuh tersandung saat berlari menuju gerbang kampus karena takut terlambat.

"Kamu hobinya kesandung, ya?"

Gani lagi-lagi muncul di hadapan Tari saat gadis itu butuh pertolongan. Berpakaian dengan gaya khas panitia ospek, lengkap dengan jas almamater kebanggaan kampus, hari itu Gani terlihat begitu bersinar di mata Tari. Berbekal detak jantung yang mendadak tak karuan, kala itu Tari yakin dirinya telah jatuh cinta.

***

Selera makan Tari menghilang sepenuhnya gara-gara ingatannya terlempar begitu saja ke masa lalu. Dia juga jadi ingat jika bubur ayam yang dia santap sekarang adalah salah satu menu sarapan favoritnya bersama sang mantan. Menyebalkan.

Namun, bukannya mengalihkan perhatian dengan cara apa pun, Tari malah lanjut cari penyakit sendiri. Setelah sekian lama, dia kembali membuka media sosial dan hal pertama yang segera dilakukan adalah mengecek akun selebgram Tania Soebandrio, istri Gani sekarang.

Tari merasa terluka melihat Gani tampak sangat bahagia dengan pasangan barunya. Semua momen yang dibagikan terkesan begitu sempurna, mulai dari hari pernikahan hingga kehidupan sehari-hari mereka sebagai pengantin baru.

Orang bilang, salah satu cara balas dendam terbaik setelah putus cinta adalah menunjukkan pada sang mantan bahwa hidup terasa lebih membahagiakan tanpanya. Inikah saatnya bagi Tari untuk pamer kebahagiaan? 

"Bukan cuma dia yang bisa punya pasangan baru. Aku juga punya. Pasangan baruku bahkan lebih kaya, lebih ganteng, dan berkuasa. Aku jelas lebih bahagia ketimbang orang jahat ini. Dia harus tahu kalau aku justru lebih bahagia sekarang. Dia harus …"

Tari mendadak terdiam, merasa ada yang salah dengan apa yang dia pikirkan soal kondisinya sekarang. Sakit yang terasa begitu menyesakkan adalah buktinya.

"Bahagia? Memangnya aku bahagia? Sialan, sekarang aku nggak bahagia …."

Akhirnya, Tari tidak bisa menahan air matanya. Dia menangis sesenggukan. Lagi.