Demi impian dan karirnya , Fira sudah sangat berusaha mencapai tujuannya tapi keadaan memang tidak berjalan semestinya . Setelah menyelesaikan kuliah S1 nya Fira mengalami insiden yang mengubah 180 derajat kehidupannya.
Ketika malam pesta wisuda mereka mahasiswa dari fakultas kedokteran menghampirinya untuk menyatakan cinta tapi Fira si gadis desa hanya menganggap itu candaan belaka . Fira dan lelaki ganteng itu hanyalah teman baginya tidak lebih dari itu apalagi jika sampai tahap untuk hubungan asmara , mereka sangat tidak cocok' ungkap Fira menolaknya.
Pesta itu terus berlanjut hingga kearah yang lebih ekstrim salah satu dari mereka ternyata membawa minuman keras dan itu beralkohol tinggi.
Tidak ingin ketinggalan oleh teman-temannya Fira pun ikut mencobanya. Ketika mereka sudah mabuk berat dah berhambus pulang Fira sedang tidak sadarkan diri dan terbaring disalah satu kamar hotel tempat acara mereka .
Tanpa tahu jika kamar itu sudah ada pemiliknya...
Happy Reading gaes !!!!!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maizaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 27
Malam harinya.
Huachim...
"Sudah bubu bilangin jangan mandi lama-lama, gini kan jadinya. Demam..." ucap Fira mengomeli putrinya.
Gadis kecil itu terlalu asyik mandi dan bermain dengan Ghama hingga lupa waktu. Fira berusaha mengajak mereka untuk menyudahi kegiatan mandinya, tapi Vina menolak permintaan ibunya.
Anak gadis Fira tersebut kini menerima akibatnya. Dia mengalami demam, suhu tubuhnya meningkat drastis. Ibnu sudah memeriksanya, dan menyarankan Fira mengompresnya dengan air hangat.
"Fira setelah kamu mengompresnya, pakaikan ini padanya" Ibnu memberikan koolfever-adult penurun panas padanya.
Tangan Fira menyambut pemberian Ibnu, "Terimakasih Ibnu, maaf merepotkan mu. Padahal kamu baru saja pulang kerja, malah harus memeriksa Nana" ucapnya meminta maaf, Fira terpaksa menghubungi Ibnu karena hanya dia dokter yang dikenal Fira. Dan Ibnu juga tetangga rumahnya.
"Aku malah senang jika kamu menghubungiku Fira, apalagi Nana juga penting bagiku" Ibnu tersenyum padanya.
Fira membawa Ibnu keluar selepas memakaikan Vina koolfever-adult. Anak gadisnya itu kini sudah lebih tenang dalam tidurnya.
Sembari keluar menuju sofa ruang tamu, Fira tidak lupa terus menanyakan kondisi ginjal Vino pasca operasi. Tadi Vino juga mengalami sedikit demam tapi tidak separah adiknya, Fira meminta Ibnu memeriksa lalu juga memastikan kondisi tubuh Vino pasca operasi.
"Dia baik-baik saja, Vino bukanlah anak yang lemah Fira. Demamnya juga sudah menurun banyak, setelah ku berikan koolfever-adult" kata Ibnu seraya duduk di sofa.
"Tetap saja aku mengkhawatirkan kondisinya.".
Fira dan Ibnu terus saja berbincang.
-
Sementara itu dirumah keluarga Haryadi, Kaylan sedang mondar-mandir. Pikirannya kalut karena belum juga menerima kabar bawahannya yang mencari supir taxi tadi.
"Kay berhentilah mondar-mandir didepanku" tegur Dylan padanya. Adik kembar Kaylan itu sudah bosan melihat tingkah abangnya yang tidak juga patuh. Dari tadi Dylan terus meminta Kaylan untuk duduk sembari menunggu kabar. Tapi lelaki itu menolak ajakannya.
Tiwi dan Abra serta Bisma juga berada disana . Mereka ikut menunggu kabar , petunjuk menemukan Eva juga penting bagi mereka.
Evangelista Andersons, adalah jodoh masakecil Ghama. Tentu saja hal itu membuat keluarga Haryadi juga menantikan kabar tersebut.
"Aku tidak bisa menunggu terus begini, lebih baik aku pergi memeriksanya" Kaylan sudah tidak bisa menunggu lagi. Langkahnya sudah ingin melewati mereka, Bisma berdiri menghalanginya.
"Kita tunggu sebentar lagi Kay" tegurnya, membuat Kaylan duduk.
Drrt ...
Akhirnya yang ditunggu-tunggu Kaylan muncul juga. Ponselnya bergetar, dengan tangkasnya dia menerima telfon tersebut. Tidak lupa juga load-speaker hp nya dia nyalakan.
"Bagaimana hasilnya?" tanya dia
"Bos gawat, supir itu telah tiada" sahut bawahannya yang kini berada di lokasi.
"Sialan, dimana kalian. Apakah ada sesuatu yang kalian temukan selain kematian supir taxi itu?" lanjutnya bertanya lagi.
"Tidak ada bos. Kematian supir tersebut karena rem mobilnya blong, di duga supir itu pengidap narkotika akut" bawahan Kaylan memberitahukan padanya kondisi supir taxi tersebut.
"Lanjutkan pemeriksaan kalian" titahnya mengakhiri telfon tersebut.
Kaylan menghela nafasnya, "Bagaimana mungkin?. Kenapa bisa kebetulan begini?. Supir taxi yang membawa Eva adalah pengidap narkotika akut" dia mengacak-acak rambutnya.
"Kami akan membantumu mencari Eva" pinta Bisma, dia tidak tahan melihat Kaylan yang kelelahan. Lelaki itu berpacu dengan pikirannya antara rindu dan kekhawatirannya pada Eva.
"Tidak perlu!" tuturnya melangkah pergi.
"Kay jangan begitu" Dylan menegurnya, tapi Kaylan sudah menjauh dari mereka. Bahkan bayangan lelaki itu tidak lagi terlihat oleh mereka.
"Maafkan dia Om, Tante. Bisma juga maafkan dia. Kalian tahu sendiri kan bagaimana sifatnya yang keras kepala itu. Apalagi jika menyangkut adik kami dia jarang bisa berfikir optimis" kata Dylan meminta maaf pada mereka.
"Kami paham kok Dylan. Hilangnya Eva juga termasuk kelalaian Ghama" Tiwi menepuk-nepuk bahunya lalu tersenyum sebelum dia pergi.
Kepergian Tiwi juga disusul Arga. Pasutri yang terus saja romantis itu sudah tidak lagi dalam pandangan Dylan.
"Dylan," panggil Bisma membuat dylan mantapnya.
"Ada apa?" tanya Dylan.
"Bukankah kamu mengatakan jika Eva amnesia, apakah nanti kalian akan tetap menjauhkan Eva dari Ghama?. Mungkin saja Ghama bisa membantu kesembuhannya, bagaimana pun Ghama adalah orang paling spesial baginya. Begitu juga sebaliknya" ucapnya. Bisma tahu jika saja dia tidak pantas mempertanyakan hal tersebut.
Jika ini menyangkut masa depan Ghama, dia harus bertanya. Meski sekarang Ghama sudah mulai tertarik pada Fira, gadis dari 5 tahun yang lalu. Tapi tetap saja Eva adalah cinta pertama Ghama.
"Entahlah.. Aku hanya mengikuti keputusannya. Jika Eva mau, maka akan kuturuti, jika sebaliknya maka akan kubuat Ghama tidak bisa menemukannya" sahut Dylan pergi .
Jika Kaylan terlalu berapi-api, Dylan adalah kebalikannya. Pernah ada istilah lawanlah Kaylan dengan tinjumu tapi jangan pernah memulai perang dengan Dylan. Lelaki berdarah dingin di balik senyum manisnya itu lebih berbahaya daripada Kaylan.
"Ghama kali ini kamu dalam masalah" gumamnya menatap kepergian Dylan.
-
Dokter Ibnu sudah diantar Fira keluar dari rumahnya, percakapan mereka akhirnya berakhir ketika pukul 9 malam. Sudah 2 jam berlalu sejak tadi mereka bertemu.
"Fira jika butuh sesuatu panggil saja aku" Ibnu berpamitan padanya
"Ya, ya baiklah. Pulang dan istirahatlah, aku tidak akan mengganggu mu istirahat " sahut Fira.
Ibnu sudah pergi. Fira kembali masuk kedalam rumahnya, dia jadi terpikirkan kardus tadi. Karena anak-anak yang demam, Fira jadi tidak sempat memeriksa barang tersebut.
Dia memasuki kamarnya, di bukanya kardus tersebut. Seperti kata Bu Andin bajunya, kalung dan cincin semua tersusun rapih didalam sana.
Hachim..
Suara bersin mengalihkan perhatiannya, wanita itu lekas menyusul Vina. Ketika memasuki kamar Vina gadis itu masih terlelap dalam tidurnya dan tidak tersadar. Suhu tubuhnya juga berangsur normal.
"Lalu siapa yang bersin?" pikirnya penuh tanya.
Hachim...
Fira sekali lagi mendengar seseorang bersin, suaranya sangat dekat. Jika bukan Vina, bukan juga Vino, Ibnu juga tidak flu lantas siapa?.
"Apakah tetangga rumah"
Fira berlari menghampiri tetangga rumahnya, dia sebenarnya merasa heran bukan kah tetangga rumahnya sudah pindah, apa ada tetangga baru dirumah itu.
Ting- Fira memencet tombol bel dirumah itu.
"Masuk saja tidak dikunci" sahut Ghama dari dalam rumah.
"Kenapa suaranya tidak asing" pikir Fira melangkah masuk.
Hachim..
"Anda demam?" tanya dia mendorong pintu kamar Ghama.
"KAU!" pekiknya, "Kenapa kau berada disini?. Disebelah rumahku?" sambungnya bertanya.
"Aku hanya ingin lebih dekat denganmu. Ibu-ibu itu yang mau menjual rumahnya padaku, aku hanya membantu mereka" sahutnya.
"Pasti kau yang memaksa mereka. Aih suhu tubuhmu sangat tinggi, kenapa tidak menghubungi dokter. Atau mau kupanggilkan Ibnu?" ucap Fira bertanya. Dia baru saja memeriksa dahi Ghama yang panasnya tidak normal.
"Jangan panggil dia. Sebentar lagi aku akan membaik" Ghama menolaknya.
"Bodoh! Kalau demam itu panggil dokter, dimana bawahan mu, asisten atau sekretarismu itu kenapa tidak kau telfon mereka saja jika tidak mau menelfon dokter" Fira menasehatinya
"Mereka sedang sibuk, aku tidak tega mengganggu nya" sahut Ghama yang sudah pasti kebohongan belaka.
"Aku akan membantu mengompres mu malam ini. Hal ini hanya kepedulianku pada tetangga, jangan berfikir sembarangan atau berfikir membujukku menyerahkan hak asuh sikembar" ancamnya dengan mengerang kearah Ghama.
.......
...[27]...
ghama emang jodohmu dr kecil. coba selami hatimu. kmu bhkn cemburu ketika mendengar nama eva. 🥰
ini si ghama emang gk ngeliat vina kecil emng gk mirip eva. ros ama jordan jg gk ngeliat eva di diri vina.
ngaku..🥰🥰🥰 aheh bngt apartemennya gk kedap suara.
tetangga bersin aja kedengeran loh.... lha kalau berantem atau lgi mend*s*h gimana tuh.... gk bahaya th...??? 🤭🤭🙈