NovelToon NovelToon
Meraih Mimpi

Meraih Mimpi

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Keluarga / Persahabatan
Popularitas:19.7k
Nilai: 5
Nama Author: isha iyarz

" Tapi sekarang kamu jauh dari abang. Siapa yang melindungimu kalo dia kembali merundung? " Arya menghela napas berat. Hatinya diliputi kebimbangan.
" Kalo dia berani main tangan pasti Diza balas, bang! " desis Diza sambil memperhatikan ke satu titik.
" Apa yang dia katakan padamu? " Arya menyugar rambut. Begitu khawatir pada keselamatan adiknya di sana. Diza menghela napas panjang.
" Mengatakan Diza ngga punya orang tua! Dan hidup menumpang pada kakeknya! " ujarnya datar.
" Kamu baik-baik saja? " Arya semakin cemas.
" Itu fakta 'kan, bang? Jadi Diza tak bisa marah! " pungkasnya yang membuat Arya terdiam.
Perjuangan seorang kakak lelaki yang begitu melindungi sang adik dari kejamnya dunia. Bersama berusaha merubah garis hidup tanpa menerabas prinsip kehidupan yang mereka genggam.
Walau luka dan lelah menghalangi jiwa-jiwa bersemangat itu untuk tetap bertahan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon isha iyarz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26

Setelah melewati kerewelan Diza yang memaksa ikut ke rumahnya, Segara akhirnya menenangkan gadis itu dengan janji akan ada waktu khusus untuknya bercerita.

" Sudah sana masuk! Besok abang kesini lagi nganter kamu kuliah! " Arya menepuk-nepuk puncak kepala adiknya pelan. Cara terbaik menenangkan gadis itu sejak dulu.

Diza masuk dan menutup pintu. Menyingkap gorden untuk melihat kepergian dua lelaki itu yang melangkah sambil terus mengobrol.

" Arya udah ke penginapan, Diz? " Bulan yang melewati ruang tengah melihatnya berdiri.

" Udah, kak. Diajak temennya nginap ke rumahnya! " sahut Diza sambil melangkah masuk. Di ruang tengah hanya tersisa Tatiana, yang masih asyik mengikuti movie di salah satu stasiun televisi.

" Udah kunci pintu? " Bulan beranjak menuju tangga. Diza mengangguk. Melangkah mengiringinya.

" Jangan tidur terlalu malam, Ta! Besok kuliah pagi! " Bulan menoleh sekilas ke bawah tangga. Tatiana hanya mengacungkan jempol.

*****

" Di sini pertama kali aku melihat Diza! " Segara tersenyum. Arya memperhatikan sekitar. Mereka berdiri di gang yang hampir mencapai ujung belokan.

" Dia pasti merasa tempat ini berbeda dengan yang lain! " cetusnya pelan. Segara tertawa setuju.

" Dia menyukai rumput ini, Gara! " Arya menatap sepatunya yang melintasi hamparan rumput gajah.

" Juga aku! " desah Segara lirih. Arya menghela napas panjang.

" Bahkan tanpa sadar kamu membuat rumah yang mirip sebagian dengan panti " Arya setengah menggumam. Segara tidak menyahut. Dia mendorong pintu yang tidak terkunci.

" Masuklah! Ini kamarku. Kamu bisa memilih salah satu dari dua kamar itu! " Segara menunjuk tiga kamar berderet yang menghadap ruang tengah.

Arya melangkah ke kamar terdekat. Membawa ranselnya dan segera membersihkan diri di kamar mandi yang ada di dekat dapur. Dia sedang mengibaskan selimut diatas tempat tidur saat pintu terkuak.

" Kamu mau tidur di saat pertama kita bertemu lagi? " Segara masuk dan duduk di ambal cukup tebal di dekat ranjang.

" Aku habis mandi " sahut Arya yang mengikuti duduk di atas ambal sambil menyandarkan tubuh di tepian ranjang.

" Atau kau capek habis perjalanan jauh? " Segara menatapnya. Arya menggeleng.

" Aku bahkan kehilangan kantuk setelah bertemu denganmu! " ujar Arya yang diangguki Segara cepat. Sepakat dengan yang dikatakan sahabatnya itu.

" Ceritakan lebih dulu tentangmu! " Arya menunjuk. Segara menggeleng sambil menyeringai.

" Pertama kau mengkhianati perjanjian kita! Kedua ternyata kau masih bertahan di sana sementara aku kau suruh pergi! " Arya menatap tajam. Rahangnya mengeras. Segara mengusap wajah. Kalah telak.

" Jika aku mengatakan akan di sana kau pasti tak akan pergi, Ar! " lirih Segara.

" Kita sudah menyusun rencana, Gara! " Arya berseru. Segara diam.

" Di saat terakhir kau malah memutar haluan. Kau bilang tak akan kembali. Karena ternyata memang kau tak pernah pergi " Arya mengeluh tertahan. Sesak.

" Aku harus mencari jejak Luki, Ar! " serak suara Segara.

" Dia sudah mati, Gara! Kita melihat tubuhnya yang kaku di kamar itu! " sentak Arya berang.

" Aku harus memastikannya sendiri dengan mataku, Arya! " jawab Segara tak kalah beringas.

" Tapi kau membahayakan dirimu sendiri! Dan kau bergerak tanpa aku! Kau paksa aku meninggalkan tempat terkutuk itu, sementara kau tak ingin pergi! " mata Arya memerah. Napasnya mulai menderu.

" Kau punya Diza, Arya! Adik kecilmu bisa celaka jika kau terlibat bahaya yang mengancam nyawamu. Dia akan kehilangan saudara setelah kepergian orang tua kalian! " Segara mulai gusar.

Mereka saling tatap dengan napas memburu. Kemarahan itu menemukan titik. " Sementara aku sejak dulu hanya sendiri. Jika aku mati, tak ada yang akan menangisi kepergianku! " suara Segara lirih. Tubuhnya merosot lemah dengan kepala tertunduk.

Arya beranjak merangkulnya erat. " Aku akan menghukum diriku sendiri jika kau sampai mati! " lirih Arya. Hidungnya mulai kedat. Segara balas memeluk tubuh kokoh Arya.

" Ceritakan semuanya, Gara! Dan yang kau temukan di sudut neraka itu! " ucap Arya sambil melepas pelukan. Dia kembali duduk di tempatnya. Segara mengangguk mantap.

*****

Tak sabar menunggu malam, Segara yang sudah satu tahun tinggal di losmen masuk ke kamar. Mempersiapkan segala sesuatunya dalam tas kecil yang disampirkannya ke pundak.

" Mau kemana? " Bang San yang baru selesai mandi menoleh mendapati penampilan Segara berbeda hari ini.

" Melihat pagelaran seni di alun-alun, bang! Abang ngga ikutan nonton? " Segara menarik sepatu lusuhnya dari bawah kolong ranjang.

" Hah, buang-buang waktu saja! Ngabisin duit! Kamu jangan coba-coba main perjudian di sana, ya! " Bang San menatap tajam. Segara tersenyum masam.

" Duitnya aja entah kemana " gerutunya tanpa sadar.

" Heh, uang gajimu kemana? Kamu belajar pasang nomor juga, ha? Habis beli minuman? " Bang San benar-benar melotot. Segara tertawa kecil.

" Aku tabung, bang! Aku mau sekolah! " Segara menunjuk lemari kecil di tengah ruangan. Ada beberapa kaleng biskuit tempatnya memasukkan uang yang diberi lelaki itu untuk bekal perjalanan nanti.

Segara sudah berhitung dengan semua yang dia lakukan. Selesai pekerjaannya di sini dia akan meninggalkan kota. Mungkin menyusul Arya. Atau melanjutkan hidup sendiri di tempat lain.

" Baguslah! Sekolah yang tinggi agar hidupmu tidak blangsak seperti sekarang! " Bang San melambaikan tangan menyuruhnya pergi. Segara meninggalkan losmen saat adzan isya berkumandang. Menyusuri jalan yang terang karena lampu menghiasi sepanjang ruas jalan utama.

Menumpang sebuah truk kosong Segara tiba di persimpangan jalan. Dia melompat turun dari truk karena mobil itu akan menuju kearah yang berbeda dengan tujuannya. Anak tiga belas tahun itu memasuki jalan aspal yang lebih kecil. Sebuah kantor pengacara ada dibagian kanan. Sederet toko di kiri dan kanan jalan. Sederet lagi rumah kost di bagian kiri. Selebihnya membawa ke arah dalam adalah rumah-rumah penduduk.

Sebuah bangunan cukup besar berdiri kokoh di sebuah jalan masuk yang cukup lebar. Segara berbelok ke sana. Panti Asuhan Cemara. Plang nama yang miring ada di depan dekat pagar. Segara berbelok mengikuti parit yang ada di bagian depan bangunan membawa ke belakang. Tempat itu tampak sepi. Lampu hanya ada satu di bagian depan. Dan satu di samping dengan nyala lima watt. Menyinari sekitar ala kadarnya.

Jendela-jendela berbaris tertutup rapat. Segara mendekati jendela di baris keenam. Dia sudah mempersiapkan semua sejak lama. Mengawasi keadaan dari luar panti di malam hari.

Jendela terbuka dengan mudah karena memang tidak dikunci. Kamar kosong yang cukup bersih. Membuka pintu perlahan, Segara melongok memperhatikan sekitar. Melangkah keluar saat meyakini tak ada siapa pun di lorong.

Langkahnya pasti menuju ruang belakang yang berbatasan dengan dapur. Dulu ruang itu terlarang bagi siapa pun kecuali pengurusnya. Anak panti kedapatan mengintip, tanggung akibatnya. Disetrap dalam kamar mandi, tidak dapat jatah makan dua hari lamanya.

Segara sudah tahu ruangan itu juga pasti selalu terkunci. Dan dia sudah belajar selama empat bulan bagaimana cara membuka kunci menggunakan kawat dan jepit rambut. Gembok hanya kunci model lama yang tak pernah diganti. Pengurus sangat yakin tak akan ada anak-anak asuh yang berani mendekati ruangan itu. Apalagi memasukinya.

Hanya perlu sedikit celah untuk tubuh kurusnya menyelinap. Ruangan itu juga tak berubah seperti waktu dia dan Arya memasukinya dulu. Segara menekan saklar dibalik lemari besi sebelah kiri ruangan.

Hanya ada meja panjang dan dua kursi dibawahnya. Yang menarik lemari menjorok keluar ruangan bertambah banyak. Sayang lemari yang lebih mirip loker itu berkunci. Segara mencari kunci-kunci itu dilaci meja. Tak ada apa pun selain map-map yang sudah usang.

Segara membacanya sekilas. Data beberapa anak panti yang tidak dikenalnya. Menatap berkeliling tempat yang kira-kira aman menyembunyikan kunci itu. Dan dia tak menemukan celah selain berpikir kunci-kunci dibawa pengurus panti.

Suara langkah kaki dan obrolan beberapa lelaki dewasa terdengar. Segara sudah memperhitungkan sejak awal. Dia menyelinap di sebuah lemari paling sudut. Lebih lega, dan yang pasti dia bisa melihat siapa yang ada di tempat itu.

Empat lelaki dewasa dan seorang wanita pengurus panti memasuki ruangan. Mereka membawa beberapa map yang diletakkan di meja. Segara mengenali sepasang pemilik panti yang merupakan suami istri, seorang lelaki yang berprofesi sebagai tenaga medis, seorang laki-laki asing, dan lelaki bernama Adi Perdana.

" Bapak? " Arya terkejut. Ingin membantah, namun dia kecewa saat Segara mengangguk dengan mata bersorot maaf.

1
Titien Muliasari
Alhamdulillah...perlahan mengurai kesalahpahaman di antara anak dan ortu
Titien Muliasari
diza jatuh cinta, tapi tidak menyadari nya
Titien Muliasari
aku suka, pemilihan kata2 dan rangkaian kalimat di novel ini bagus banget
Cahaya Bintang Cahaya Bintang
nunggu kelanjutan nya...
Cahaya Bintang Cahaya Bintang
lanjut
Cahaya Bintang Cahaya Bintang
nungguin moment Diza dan Segara...
Cahaya Bintang Cahaya Bintang
wow kuereeennn pokoknya...
Cahaya Bintang Cahaya Bintang
hemmm penuh teka teki..
Cahaya Bintang Cahaya Bintang
makin penasaran kelanjutan nya...
Cahaya Bintang Cahaya Bintang
suka banget cerita nya, baguss banget, perjuangan seorang kakak buat adeknya.. Semangat trus kakak, Sehat N Berkah Barokah selalu,... 💪💪👌
Iza Kalola
Nyamaannnn kena tombok. 😃😃 pasti si Witri kek kucing garong.
Iza Kalola
bawaan sakit hati dan dendam yang belum kelar 🥺
Iza Kalola
Asli jadi ikutan nangis 😭😭😭
Jumi Saddah
andai sja aq punya kakak laki2 kyak arya,,,huh bahagia nya,,
Aisha Lon'yearz: /Smile/
total 1 replies
Iza Kalola
Palingan kena jebak oleh Witri dan Cindy manfaatin keadaan karena udh tahu dr awal kalau Segara suka sm Diza.

persepupuan compleks... 😒
Iza Kalola
Bang Tama selalu datang tiba-tiba 😄
Lestari Setiasih
bagus ceritanya
Lestari Setiasih
baru baca sdh sedih
Iza Kalola
cieeeeee... /Proud/
Iza Kalola
takda akhlak ni keluarga Beno dan Beyna. gerammm liat kelakuannya yg tak tau malu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!