Transmigration series #01
Tentang Brina yang terbangun di tubuh yang sangat asing baginya. Ini sangat mustahil, tetapi nyatanya ini adalah sebuah takdir yang tidak dapat dirubahnya.
Juga jangan lupakan tentang seorang ketua mafia yang akan berubah menjadi kucing nakal di hadapannya!
....
#Karya baru no.14, 13, 12, 11 (2-6 Mei 2024)
Belum di revisi⏳️
No Plagiat❌
All Rights Reserved April 2024, Eisa Luthfi
Ig Author @eisa.luthfi20 & @fiyaa.scribble
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eisa Luthfi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25
...~XAVIERA TRANSMIGRATION~...
"Sayang!" Xavier berlari ke arah Viera langsung menarik gadis itu pada dekapannya. "Jangan dilihat sayang" pria itu menggendong Viera masuk kedalam mobil.
Setelah di rasa aman ia langsung melajukan mobilnya membelah jalanan kota NY.
Viera mencoba mengatur napas dan jantungnya yang bedetak kencang. Walau ia tau jika Xavier adalah seorang mafia, tetap saja hal-hal mengerikan seperti itu masih tabu dalam dirinya. Ia sangat tidak terbiasa melihat kejadian seperti itu dalam hidupnya.
Sedangkan Xavier, ia sedang meredakan emosinya. Melihat Viera yang keluar dari mobil itu membuatnya emosi, ingin marah tapi saat tadi bukan waktu yang tepat.
"Kenapa tadi keluar mobil hm?"
Suara yang datar namun penuh penekanan itu membuat bulu kuduk Viera meremang, ia merutuki dirinya yang malah keluar dari mobil.
"Aku tadi khawatir" cicitnya sambil menunduk.
Xavier menyugar rambut nya "Mereka mengincarmu! Jadi lain kali ikuti kata-kataku dan jangan melanggar! Mengerti sayang?"
Viera langsung mengangguk cepat "Maaf ya" ia mendongak untuk menatap pria di sampingnya itu, masih terlihat guratan emosi yang sedang berusaha di redakan.
Gadis itu mencoba memberanikan diri untuk mengelus lengan keras Xavier untuk menenangkan emosinya.
Beberapa menit kemudian mereka sampai di apartement milik Xavier.
"Kamu tunggu disini ya, aku mau ke markas dan ingat jangan keluar apartement!" Xavier mengelus pipi Viera lembut, gadis itu mengangguk mengerti.
"Kalau ada apa-apa telpon aku ya sayang, di luar sudah banyak anak buah ku juga yang siaga menjagamu, oke!"
"Iya hati-hati ya, jangan sampai ada yang terluka."
Setelah memastikan Viera masuk ke dalam apartmentnya itu Xavier langsung bergegas untuk ke markasnya.
...⏳...
Kedatangan pria itu di sambut hormat oleh anak buahnya seperti biasa, Xavier hanya mengangguk.
Di sebuah ruangan itu ia duduk di sebuah kursi kayu dengan menopang kedua tangan di atas pahanya angkuh.
Marcel sudah melacak data diri mereka, ternyata mereka bagian dari musuh Reymond. Lebih tepatnya pria yang lebih tua itu ketua mafiannya.
"Dasar bodoh!" gumam Xavier menatap tajam 2 pria yang sudah tidak berdaya itu.
Ia beranjak untuk mencengkram dagu pria tua itu, "Dimana wanita ular itu?" desisnya.
Pria tua itu hanya menatap Xavier lemah dengan sisa tenaganya, "Sampai kapan-pun jangan kau berurusan dengan adikku!"
"Oh adik ya?" Xavier menghempaskan wajah pria tua itu, "Berarti ini putramu?" kakinya mendorong tubuh pria muda satunya.
"Sangat unik!" Xavier kembali duduk di kursi kayu dengan menyalakan rokoknya.
Beberapa menit ia hanya menyaksikan dua manusia yang sesekali merintih kesakitan itu sambil menghembuskan asap rokoknya.
"Marcel!"
"Iya boss?"
"Terus paksa mereka mengaku! Jangan sampai kali ini wanita ular itu lolos!"
"Baik boss."
"Dan juga," Xavier menjeda kalimatnya. "Beri mereka asupan agar tetap hidup, dan kabari Tuan Reymond!"
"Laksanakan boss!"
Xavier menginjak putung rokoknya lalu bergegas untuk kembali ke apartment nya.
.
.
Xavier melirik jam tangan mewahnya, ternyata waktu menunjukan sudah jam 23.25 malam. Setelah meuntup pintunya rapat, ia bergegas memasuki kamarnya.
Dilihatnya Viera sudah meringkuk di atas ranjangnya, gadis itu juga sudah mengenakan baju tidur hangat yang ia siapkan di lemarinya.
Tangannya terulur untuk mengelus pipi gadisnya itu lembut "Sayang banget" gumamnya, ia mengecup kening Viera sekilas lalu beranjak untuk membersihkan diri.
Setelah sudah mengganti pakaian dengan celana pendek tidur tanpa mengenakan atasan, pria itu bergegas gabung ke dalam selimut dan menarik Viera pelan untuk ia peluk.
"Sweet dream baby" ia mengecup bibir pink itu sekilas lalu hawa kantuk menyerangnya.
...⏳...
Pagi hari yang cerah, secerah matahari yang menyinari hari ini. Seorang pria masih terlelap di tidurnya yang damai.
Tapi tidak dengan Viera, gadis itu uring-uringan karena sebentar lagi ia akan telat kesekolah. Dari 10 menit yang lalu Viera sudah membangunkan kekasihnya yang seperti er kebo itu tapi tidak juga berhasil.
"Xavierr bangunn ayoo aku udah telat!" gadis itu naik ke atas ranjang lalu meloncat-loncat diatasnya.
Sedangkan Xavier terus bergumam menanggapinya.
Viera berhenti lalu duduk sila di dekat pria yang sedang terlelap itu. Ide tiba-tiba muncul di kepalanya.
Ia mencubit hidung Xavier sehingga kedua manik mata itu terbuka lebar.
"Lepasin sayanggg!"
Viera menunjuk pada jam dinding yang ada di atas TV. "Lihat Tuan Muda! Hamba sudah telat ke sekolahhh!" geramnya sambil memukul pria itu dengan bantal.
Xavier langsung mendudukan diri, dengan cepat ia tarik gadisnya itu kedalam pelukannya. "Stt diam sayang, masih pagi tidak boleh marah-marah!"
Gadis itu memberontak minta dilepaskan namun tenaganya tidak sebanding. "Jangan peluk-peluk ih, seragamku kusut nih udah rapih akuu!"
"Tenang sayang, aku bisa mengajarimu privat tidak perlu susah payah kesekolah" Xavier mengecup bibir manis Viera yang tengah cemberut itu.
"Ihh kalau ngomong seenak jidat banget sih! Buset gue mau sekolahh!" Viera tidak sadar dengan kalimat yang ia ucapkan, membuat Xavier menyerngit heran.
"Kamu bicara apa sayang?"
"Bicara bahasa manusia mars!" jawabnya dongkol. "Sana kamu mandi cepetann!"
Tidak ingin membuat gadisnya tambah marah, dengan berat hati pria itu melepaskan pelukannya. Sebelum ke kamar mandi, ia mencuri ciuman pada gadis itu setelah itu ia berlari ke kamar mandi tanpa merasa bersalah.
"XAVIERRR!"
...⏳...
.
.
Keknya Viera bener-bener pengen ke mars ya wkwk
Ayo ayoo mana like nya!
Love love dari Xavier♡♡