Lei Feng adalah putra kedua dari kepala klan Lei, Lei Fanzi. Klan Lei merupakan klan tersembunyi dari dataran utara benua Tianhuang. Status Klan Lei di benua Tianhuang sangatlah terhormat, mengingat hanya ada 8 klan tersembunyi yang tersebar di seluruh dataran Tianhuang. Klan ini diberkahi dengan kekuatan petir yang mengalir di darah keturunan mereka.
Sebagai keturunan klan Lei, Lei Feng dianugerahi dengan bakat yang spesial. Ia bahkan membangkitkan kekuatan petir putih ketika menjalani proses kebangkitannya sebagai seorang kultivator. Mampukah Lei Feng melewati berbagai ujian dan rintangan untuk mencapai posisi tertinggi di klan Lei?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zyera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9 : Keberangkatan
Keesokan harinya, saat matahari baru akan terbit di pagi hari, Lei Feng pun membuka matanya dan bangun dari kondisi meditasi. Usai acara makan malam kemarin, ia memutuskan untuk memasuki kondisi meditasi hingga pagi hari. Usai melakukan meditasi, Lei Feng lalu pergi membersihkan dirinya. Ia lalu memeriksa barang bawaan yang ada di cincin penyimpanannya. Saat ia merasa sudah membawa barang-barang yang dibutuhkan, ia pun meninggalkan kamarnya. Karena masih sangat pagi, Lei Feng hanya melihat beberapa pelayan kebersihan yang sedang membersihkan kediamannya.
Lei Feng pun terus berjalan hingga mencapai halaman kediaman keluarganya. Ia lalu berdiri dengan tenang sambil menunggu kedatangan kedua orang tuanya dan adik kesayangannya. Saat makan malam, mereka berpesan agar Lei Feng tidak berangkat terburu-buru dan menunggu kedatangan mereka. Usai menunggu selama 15 menit, Lei Fanzi dan Xia Feiyun pun keluar dari kediamannya. Terlihat, Lei Qing berjalan tepat dibelakang mereka berdua. Tanpa banyak bicara, mereka berempat pun berjalan beriringan hingga mencapai pintu masuk kediaman klan Lei.
Lei Feng dibuat terkejut oleh beberapa orang yang hadir, ada beberapa penatua yang hadir di sekitar pintu masuk klan. Mereka ingin ikut menyaksikan kepergian Lei Feng. Terlihat diantara kerumunan yang hadir, terdapat penatua keempat dan penatua ketujuh. Selain itu, Lei Feng lebih terkejut lagi saat menyaksikan kehadiran kakek Luo. Ia semakin penasaran dengan identitas kakek Luo, karena para penatua klan bersikap sangat hormat dan sopan kepadanya.
"Para Lansia disini berharap tuan muda Feng akan sukses dalam pelatihannya. Kami mohon maaf jika tindakan ini mengganggu kepala klan dan keluarga, kami hanya ingin ikut mengantarkan tuan muda Feng." ucap penatua keempat dengan ramah.
"Feng-er mengucapkan terimakasih atas perhatian para penatua. Yakinlah, saya tidak akan mengecewakan kalian." Lei Feng menangkupkan kedua tangannya dengan sopan.
"Hehehe, jangan lupakan nasihat dariku, tuan muda Feng. Aku yakin tuan muda Feng akan menjelma menjadi sosok yang hebat di masa depan. Pelatihan ini hanya akan menjadi awal dari kesuksesan tuan muda." kakek Luo memuji Lei Feng setinggi langit.
Mendengar ucapan kakek Luo, Lei Feng pun mengucapkan terima kasih sambil membungkuk sopan. Lei Feng meyakinkan kakek Luo bahwa dirinya akan dengan sungguh-sungguh mengingat nasihat yang ia berikan. Setelah bertukar kata dengan para penatua, Lei Feng pun berniat untuk berpamitan kepada keluarganya.
"Ayah dan ibu, Lei Feng meminta restumu untuk melaksanakan pelatihan. aku tidak akan mengecewakanmu. Yakinlah, aku akan kembali dalam enam bulan dan aku bisa menjamin saat itu terjadi, kekuatanku akan ada di tingkat serdadu." Lei Feng berpamitan kepada kedua orangtuanya.
"Hahaha, ayah percaya kamu akan berhasil. Lagipula, kamu adalah putraku. Kamu harus ingat bahwa dirimu hanyalah anak singa yang baru lahir, jadi berhati-hatilah. Jika kamu mendapat selingan kabar tentang kakak sulungmu, jangan lupa untuk memberi tahu kami. Huh, kami sudah mencari keberadaannya selama dua tahun dan masih belum mengonfirmasi kabar yang valid tentang dirinya." Lei Fanzi berpesan kepada putranya.
Mendengar pesan yang diucapkan ayahnya, Lei Feng mengangguk dengan benar. Berbeda dari Lei Fanzi, Xia Feiyun hanya berpesan kepada Lei Feng untuk menjaga diri dengan baik. Kemudian, keduanya lalu berpelukan dengan hangat. Meski tidak banyak bertukar kata, Lei Feng benar-benar merasakan kehangatan dan rasa sayang dari ibunya. Dibalik penampilannya yang tenang, Lei Feng tahu bahwa ibunya pasti merasa khawatir dan cemas tentang dirinya.
Setelah berpamitan kepada kedua orang tuanya. Lei Feng pun menghampiri Lei Qing yang sangat pendiam. Sejak awal, dia hanya berjalan dengan diam sambil menundukkan kepalanya. Melihat kondisi adik kesayangannya, Lei Feng pun mengelus kepalanya dengan lembut.
"Kakak Feng akan pergi berlatih. Qing-er harus mentaati ayah dan ibu. Jika kamu merasa bosan, kamu bisa menghabiskan waktu dengan master Jiyou untuk berlatih sitar. Yakinlah, kakak akan kembali dalam enam bulan. Setelah itu, kita punya banyak kesempatan untuk menghabiskan waktu bersama." Lei Feng meyakinkan adiknya dengan lembut.
Mendengar ucapan Lei Feng, Lei Qing pun mengangkat kepalanya dan memperlihatkan kedua matanya yang berkaca-kaca. Ia lalu memeluk Lei Feng dengan erat.
"Kamu yang berjanji, maka kamu harus menepatinya. Aku ingin menghabiskan waktu sebanyak mungkin bersama kakak Feng sebelum kamu menjalani upacara keremajaan." ucap Lei Qing kepada kakaknya.
Setelah berhasil meyakinkan adiknya, Lei Feng pun berjalan ke gerbang pintu masuk klan. Dari langit kejauhan, ia melihat siluet sebuah sosok sedang terbang menuju ke pintu masuk klan Lei. Setelah beberapa saat, penampilan sebenarnya dari sosok itu pun terlihat dengan jelas. Sosok tersebut adalah binatang tunggangan milik klan, yaitu seekor binatang yang menyerupai Qilin namun tidak bertanduk. Binatang tersebut memiliki sisik berwarna merah pekat dan memiliki panjang sekitar 7 meter. Kedua sayapnya memiliki warna yang sama seperti sisik di tubuhnya. Di punggung hewan tunggangan tersebut, berdiri seorang penjinak milik klan Lei. Penjinak tersebut tidak terlalu tua dan masih terlihat seperti seorang pria paruh baya.
Di benua Tianhuang, profesi penjinak hewan juga merupakan salah satu profesi yang populer. Biasanya, para penjinak hewan ini dilahirkan dengan kekuatan spiritual yang tinggi. Karena itu, mereka dapat berkomunikasi dan menjinakkan binatang mana. Namun dibalik itu, para penjinak hewan ini juga memiliki kekurangan yang jelas. Mereka yang dilahirkan dengan kekuatan spiritual tinggi biasanya tidak mampu merasakan mana. Jadi, umumnya para penjinak hewan tidak memiliki basis kultivasi.
Namun, meski sangat jarang terlihat, ada juga beberapa kasus langka dimana seseorang penjinak hewan yang mampu merasakan mana dan berkultivasi. Tingkatan penjinak hewan dibagi sesuai dengan tingkatan kultivasi. Seorang penjinak tingkat 1 sama dengan kultivator tingkat prajurit dan seterusnya. Seorang penjinak hewan hanya bisa berkomunikasi dengan binatang mana yang setingkat dengannya.
Meski tidak merasakannya dengan jelas, Lei Feng mampu merasakan aura binatang tersebut secara samar. Ia memperkirakan binatang mana di depannya setidaknya merupakan binatang mana tingkat 3 atau setara dengan kultivator tingkat jenderal. Lei Feng diam-diam merasa kagum dan bangga dengan kekuatan klannya. Sebelum ia berkultivasi, Lei Feng tidak mengerti banyak hal dan sulit untuk memperkirakan status dan kekuatan klannya. Namun usai menjalani kebangkitan, Lei Feng mulai sadar bahwa klan tempat kelahirannya memiliki status yang sangat terhormat dan berada di puncak benua Tianhuang. Meski begitu, Lei Feng tidak merasa superior atas statusnya sebagai anggota klan Lei, ia justru lebih berhasrat untuk berlatih dan menjadi sekuat mungkin. Ia tidak ingin mempermalukan klan dan keluarganya.
Setelah beberapa saat, Lei Feng pun menaiki binatang tersebut. Setelah mengucapkan salam perpisahan kepada keluarganya dan para penatua yang hadir, Lei Feng pun memulai perjalanannya menuju wilayah gunung hitam.
"Saya diperintahkan kepala klan untuk mengantar tuan muda hingga wilayah kerajaan gagak hitam. Nama saya adalah Li Hujin, tuan muda. Anda bisa mengandalkan saya selama lima hari yang akan datang. Saya siap memenuhi segala permintaan dan keinginan anda." penjinak hewan tersebut memperkenalkan diri kepada Lei Feng dengan sopan.
Meski statusnya sebagai penjinak tingkat 3 mungkin dianggap agak istimewa di benua Tianhuang, Li Hujin sadar bahwa statusnya di klan Lei hanyalah sebagai seorang pelayan belaka. Nasibnya bahkan bisa diputuskan sesuka hati oleh klan. Meski begitu, Li Hujin menikmati bekerja untuk klan Lei karena ia puas dengan gaji dan perawatan yang diberikan klan Lei. Hanya dengan bekerja untuk klan Lei, Ia dan keluarganya bisa menjalani kehidupan yang nyaman dan tentram. Oleh karena itu, ia dengan tulus memperlakukan Lei Feng dengan hormat dan berusaha untuk tidak menyinggung pemuda tersebut. Apalagi, Ia sadar pemuda di depannya adalah anggota inti klan dan pewaris dari kepala klan Lei. Li Hujin bahkan tidak ragu untuk masuk ke sarang harimau jika memang itu adalah keinginan Lei Feng.
"Tidak perlu terlalu sopan, paman Hujin. Bisakah kita terbang dengan kecepatan stabil? Aku akan menjalani meditasi terlebih dahulu. Dan tolong bangunkan aku saat kita sudah meninggalkan wilayah tanah surgawi Lei." ucap Lei Feng kepada Li Hujin.
"Sesuai keinginanmu, tuan muda." balas Li Hujin.
Li Hujin pun menerbangkan tunggangannya di ketinggian 100 meter dan menjaga kecepatan stabil. Untuk melintasi wilayah klan Lei, setidaknya membutuhkan waktu selama sepanjang hari. Binatang tersebut pun terbang menuju arah kerajaan gagak hitam.
