NovelToon NovelToon
Semesta Kaviandra

Semesta Kaviandra

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / cintapertama / cintamanis / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Riunakim

Banyak yang bilang jodoh itu adalah cerminan dari diri kita sendiri. Dan sekarang Savinna sedang terjebak dalam perkataan itu. Ya, gadis yang baru saja menduduki bangku SMK itu tiba-tiba jatuh hati pada seorang anggota futsal yang ternyata memiliki banyak sekali kesamaan dengannya. Mulai dari hobi hingga makanan favorit. Akankah dengan kesamaan yang mereka punya akan menyatukan keduanya? Apakah dengan banyaknya kesamaan diantara mereka turut menimbulkan perasaan yang sama?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riunakim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Saling kenal

Siang ini, Rama menyempatkan dirinya untuk datang menjenguk Kavi setelah hampir tiga hari sepupunya itu dirawat di rumah sakit.

“Om titip Kavi dulu ya, Ram. Om mau sekalian keluar cari makan siang sama Tante kamu.”

“Siap, Om,” sahut Rama sembari menyalami tangan Anton dan Rami.

“Baru datang hari ini? Saudara macam apa lo?” sindir Kavi.

Rama tertawa kecil setelah kedatangannya disambut lirikan sinis oleh Kavi, “Ya maaf deh, gue lagi sibuk-sibuknya ujian praktek. Makanya baru sempat kesini hari ini.”

Kavi hanya berdeham mengiyakan.

“Gimana kondisi lo sekarang? By the way kenapa bisa jadi kayak gini sih?” tanya Rama mulai mengintrogasi.

“Ya, lo lihat sendiri kan, gue udah mulai membaik. Gue baru aja ada konflik sama teman sekelas gue sendiri, sialnya dia itu bagian dari anggota gang motor gitu, karena mereka gak terima, akhirnya gue di keroyok deh,” jelas Kavi cukup singkat.

“Gara-gara apaan sih emangnya?”

“Awal mulanya karena gue lihat dia ngechat cewek gue, dan pas gue tegor, dia malah semakin ngelunjak. Jadilah gue hilang kendali.”

Rama telihat geleng-geleng kepala setelah mendengarnya, “Gue gak ekspek bakal gara-gara cewek loh.”

Kavi mendelikkan matanya, “Lo gak ngerasain gimana rasanya cewek lo digodain sama teman sekelas lo sendiri.”

Tapi seenggaknya gue ngerasain gimana rasanya cewek yang gue suka pacaran sama sepupu gue sendiri, batin Rama.

“Oh iya, tadi lo sempat datang ke rumah teman lo itu nggak? Yang rumahnya tetanggaan sama rumahnya Savinna itu.”

“Danio?” tanya Rama memastikan.

“Iya, siapalah itu.”

“Tadi gue sempat mampir sih buat nitipin barang-barang sisa praktek ke rumahnya dia, kenapa emang?”

“Rumahnya Savinna sepi atau ramai?” tanya Kavi penasaran. Laki-laki itu berharap jika Rama juga sempat bertemu dengan Savinna disana.

“Sepi sih, kayak gak ada orang. Pintunya juga ke tutup rapat.”

Jawaban Rama barusan membuat Kavi terdiam.

Apa mungkin Savinna dan keluarganya lagi pergi? Tapi kenapa Savinna gak ada hubungi gue sama sekali? Apa keberadaan gue gak sepenting itu di mata dia? Batinnya.

“Emangnya kenapa, Kav?” tanya Rama.

“Gapapa, Le. Gue Cuma lagi nungguin kabar dari dia aja, soalnya dari tadi malam dia belum ngasih gue kabar.”

“Lah kok bisa? Tapi kalian masih pacaran kan?” tanya Rama lagi memastikan.

“Masih, tapi mungkin dia udah gak nganggap gue lagi sekarang,” jawab Kavi yang sudah semakin dihantui oleh rasa overthinkingnya.

***

Nauval sedang terlibat perdebatan dengan Kylie melalui sambungan telepon. Mereka tampak saling menyalahkan perkara hilangnya Savinna hari ini. Padahal tidak ada satupun dari mereka yang bisa disalahkan karena gadis itu menghilang secara tiba-tiba sejak kemarin sore.

“Gimana bisa lo jadi nyalahin gue? Jelas-jelas disini lo yang jadi sahabatnya, lo juga yang jadi tetangganya dia. Seandainya gue jadi kalian, gue gak akan bisa tenang setelah tau sahabat gue hilang kabar.”

“Ya tapi gue disini sama sekali gak tau dimana keberadaannya dia sekarang. Asal lo tau aja, kemarin sore dia sempat chat di grup dan bilang kalo hari ini kita gak perlu jemput dia buat berangkat bareng ke sekolah. Dan setelah itu, kita gak bisa hubungi dia lagi,” jelas Kylie panjang lebar.

“Terus kenapa lo gak samperin dia langsung ke rumahnya tadi pagi? Atau kalo perlu lo langsung samperin dia begitu kalian dapat chat dari dia. Karena sekarang kita bener-bener gak punya akses sama sekali buat chat Savinna lagi.”

“Gue beneran gak kepikiran buat ngelakuin itu. Gue pikir semuanya bakal baik-baik aja. Gue kira Savinna bakal tetep berangkat ke sekolah hari ini diantar sama Papanya atau Mas Reza,” ucap Kylie merasa bersalah. “Wait, Cherry baru aja dapat kabar baru dari Cintya.”

“Siapa Cintya?”

“Adiknya Savinna.”

“Halo?” sapa Cherry dengan suara khasnya yang sedikit berat. Mungkin sekarang ponsel milik Kylie telah berada di tangan Cherry sepenuhnya. “Gue baru dapat kabar dari Tya, katanya Savinna emang cabut dari rumah setelah kita antar pulang dari rumah sakit kemarin.”

Tuhkan, bener apa kata gue. Masalah di rumahnya belum selesai juga, batin Nauval.

“Terus?”

“Ya, jangankan kita berdua, keluarganya pun gak ada yang tau dimana keberadaan Savinna sekarang. Anak itu beneran hilang.”

Nauval menghela napas gusar. Rasanya akhir-akhir ini selalu ada saja masalah yang menghampirinya seolah melarang Nauval untuk beristirahat, “Gimana responnya Kavi kalo tau soal semua ini? Tuh anak pasti makin ngedrop aja nanti.”

“Udah-udah tenang dulu, insyaallah Savinna baik-baik aja sekarang. Kita mulai cari dia setelah kita balik dari sekolah, okey?” ucap Cherry yang berusaha untuk menenangkan Nauval.

“Mau cari kemana? Emangnya ada lagi teman-teman deketnya selain kalian?” tanya Nauval ragu.

Cherry pun terdiam. Ia menjadi ikut ragu setelah mendengar ucapan Nauval barusan. Savinna yang mereka kenal memang se pendiam itu. Gadis itu juga tidak memiliki banyak teman, bahkan teman-temannya bisa dihitung menggunakan jari.

“Gak ada salahnya kita coba dulu. Jangan buat semua orang jadi ikutan pesimis karena omongan lo..” Kylie yang ternyata juga mendengarkan percakapan mereka pun menyahuti ucapan Nauval barusan.

“Oke, kita ketemuan di rumah sakit tempat Kavi di rawat sepulang sekolah nanti. Setelah itu, kita pergi cari Savinna sama-sama.”

***

Hari sudah semakin sore, tampaknya Kavi sudah semakin uring-uringan karena hampir seharian ini Savinna belum memberikan kabar tentang dirinya.

Tanpa Rami dan Anton sadari, putranya itu tengah berusaha untuk bangkit dari ranjang pasiennya, melupakan segala sakitnya hanya karena ingin mencari keberadaan Savinna.

“Akh..” ringis Kavi membuat Anton dan Rami menoleh secara bersamaan.

Sepasang suami istri itu pun bergegas menghampiri sang anak untuk menanyakan keadaannya.

“Kamu mau kemana, Kav? Kamu mau ke toilet ya?” tanya Rami.

Kavi masih diam, tidak menjawab sama sekali, ia hanya memegangi bagian kepalanya yang terasa sangat nyeri.

“Kalo mau apa-apa bilang sama Papa, Kav. Jangan coba-coba ngelakuin sendiri dulu. Kamu masih belum pulih,” tegur Anton.

“Kavi mau cari Savinna, Pa..” lirihnya.

“Ya ampun kamu ini ... sabar sedikit lah, Kav. Papa sama Mama juga lagi cari alasan yang pas buat datang ke rumah Savinna nanti malam.”

“Iya, Kav. Mama tau kamu khawatir sama dia. Tapi tolong pentingin juga kesembuhan kamu,” ucap Rami menasehati anaknya.

Kavi yang sudah dalam posisi duduk di atas ranjang pasien itu tidak dapat menutupi kegelisahan yang tampak jelas di wajahnya. Rami pun hanya bisa mengusap pundaknya untuk menenangkannya.

Tok tok tok

Mereka bertiga sontak menoleh ke arah pintu. Entah siapa yang akan datang untuk menjenguk Kavi saat itu, Rami dan Anton mengira jika itu adalah teman-teman Kavi. Namun berbeda dengan Kavi. Laki-laki itu malah berharap jika Savinna lah yang datang untuk menemuinya dan meminta maaf lantaran sudah mengilang hampir satu hari.

“Masuk,” teriak Anton dari dalam ruang rawat

Ceklek

Terlihat lah kedatangan Rima, wali kelas Savinna yang memang cukup akrab dengan Kavi selama Kavi bersekolah di SMK CATORCE, bersama dengan seorang pria di sebelahnya. Pria itu tampak tidak asing dengan Anton begitu pula dengan Anton yang tampak tidak asing dengan pria tersebut.

“Reza?” sapa Anton yang heran melihat kedatangan Reza kemari.

“Pak Anton?” sapa Reza sama herannya dengan Anton.

Ya, Reza merupakan sekretaris Anton yang telah bekerja bersamanya selama lima tahun belakangan. Namun kedekatan keduanya hanya berlangsung saat mereka sedang berada di kantor saja. Rima pun ikut keheranan saat mendapati Reza dan Anton sudah saling mengenal satu sama lain.

Tanpa menunggu Rima melangkah lebih dulu, Reza sudah lebih dulu memasuki ruangan itu untuk bersalaman dengan Anton dan Rami istrinya. Setelah itu, netra Reza terfokus pada Kavi yang tengah menatap ke arah jendela. Tampaknya laki-laki itu sudah kecewa setelah melihat yang datang menjenguknya bukanlah Savinna.

“Ada perlu apa datang kemari, Za? Apa pekerjaan kantor sudah sangat menumpuk?” tanya Anton menyadarkan Reza dari lamunannya.

Sementara Anton sibuk berbincang dengan Reza disana, Rami menyempatkan dirinya untuk menyapa Rima yang masih segan untuk memasuki ruangan itu, “Mari masuk, Bu. Kondisi Kavi sekarang sudah lumayan membaik.”

“Syukurlah kalau begitu. Saya datang kesini hanya untuk menjenguk sekaligus mengantarkan Kakaknya Savinna yang ingin bertemu dengan Kavi,” jelas Rima membuat Rami sedikit syok.

Perempuan paruh baya itu kembali melirik Reza dan Anton. Dan terlihat jelas jika Anton juga tengah menatap Reza dengan tatapan yang sama terkejutnya.

Laki-laki yang mengenal Papa itu ternyata Kakaknya Savinna? batin Rami.

1
cikuaa
suka banget lanjut trs
call me una
🤩🤩
Rodiyah Tamar Diyah
😘😘😘
Rodiyah Tamar Diyah
😚😚😚
Rodiyah Tamar Diyah
/Wilt//Wilt//Wilt/
cinta cahaya putri
/Rose//Rose/
meltedcheese
likeee
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!