"Love doesn't always end well." Kata-kata Maleficent dalam film Maleficent terus terngiang di telinga Natalia Hadasa, gadis cantik 21 tahun, mengisahkan duka di hati Natalia. Mengapa cinta yang dikhianati begitu menyakitkan. Bahkan kadang menyisahkan dendam, seperti yang dialami Maleficent. Seorang peri yang cantik dan baik hati tetapi menjadi jahat karena cintanya dikhianati sang kekasih. Tuhan, aku takut jatuh cinta karena aku tidak mau terluka. Bukan karena film Malefince, tetapi karena ibunya yang menderita karena dikhianati papanyak, dan banyak lagi wanita yang menderita karena cinta. Sebab cinta tidak selalu berakhir dengan baik. Begitu menurut Natalia.
Tapi apakah Natalia tetap dengan defense mechanism- nya jika cinta itu tiba-tiba datang menyentuh hatinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Harijati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perempuan yang Natalia kagumi
Reader mohon like dan vote- nya. Terima kasih sudah membaca karya saya.
******
"Oh ya Nat, tadi pegawai Bu Diana Sinta kirim bingkisan untuk kamu. Katanya sih, baju-baju Sherly yang ga kepakai. Ibu belum buka sih." Kata Bu Norma.
"Mengapa mesti kasih baju bekas Sherly ke aku sih? Mama kan tau, meskipun baju-bajunya mahal dan branded, tapi kan bukan selera-ku. Apalagi baju-baju Sherly kebanyakan seksi, meski ukuran tubuh kami hampir sama." Keluh Natalia.
"Sudahlah sayang, lihat dulu bajunya. Siapa tahu ada yang sesuai seleramu, atau ada yang pas untuk mama." hibur Bu Norma dengan tersenyum lembut kepada putrinya. Jujur, jauh dilubuk hatinya merasa kasihan dengan putrinya. Tapi ia harus mendidik putrinya menjadi manusia yang rendah hati dan sabar.
Natalia tidak menolak baju-baju baju pemberian Sherly meski itu baju bekas dipakai Sherly, karena Bu Norma mendidiknya untuk menghargai pemberian orang, meski si pemberi itu mungkin menilai rendah dirinya. Harus berpikir positif, itu nasihat Bu Norma. Natalia tidak masalah diberi baju bekas, asal baju itu sesuai dengan karakter dirinya dan sopan. Apalagi kalau baju bekas itu barang branded, setidaknya membantunya meminimalisir pengeluaran untuk kebutuhan pakaian.
Natalia kagum dengan pribadi mamanya yang rendah hati dan sabar, tidak menyimpan dendam pada papa n Bu Diana Shinta yang sudah menyakitinya.
Bahkan menjaga hubungan baik dengan mereka. Meski mereka tidak berkomunikasi langsung.
Bu Norma tidak tersinggung ketika mantan suami dan istri baru mantan suaminya memberi baju bekas untuk mereka.
Bu Norma tidak merasa tidak dihargai. Ia sadar, hubungannya dengan mantan suaminya sudah berakhir. Bu Norma bersyukur kalau mantan suaminya masih memberi perhatian kepada anak-anaknya, walau hanya perhatian kecil, yang bahkan seperti memberi posisi yang rendah kepada anak-anaknya.
Tak perlu marah ataupun kecewa. Kata Bu Norma kepada Natalia dan Nathan. Berdoalah untuk kebaikan mereka supaya mereka menjadi manusia yang baik dan takut Tuhan.
Yang penting kita tidak pernah mengemis pada mereka. Kita bisa hidup karena Tuhan memelihara kita dan kerja keras kita. Jadilah mandiri, dan buat hidupmu berguna, paling tidak berguna untuk dirimu sendiri. Supaya mereka tidak minder dan memiliki self confidence bila berhadapan dengan orang yang di atas mereka.
Di dalam kamarnya, Natalia sedang melihat-lihat baju pemberian ibu tirinya. Meski baju bekas, kondisinya masih kelihatan baik, bahkan lebih masih layak. Kalau itu Natalia, tentu ia masih pakai baju itu sampai rusak, hehehe....
Tapi maklum juga, sebagai orang kaya keluarga ibu tirinya pasti tidak mau terlihat memakai baju yang sama diberbagai kesempatan. Selalu mengikuti mode yang up date. Menurut Natalia itu kategori menghambur-hamburkan uang. Tetapi tentu tidak untuk keluarga terpandang seperti mereka. Bagi mereka tentu bukan masalah mengeluarkan banyak uang untuk menunjang penampilan keluarga terpandang. Apalagi Natalia tahu selain mempunyai bisnis butik, Sherly juga seorang youtuber yang cukup viral.
Natalia merapikan baju-baju yang tadi sempat dicobanya. Setelah memasukkan baju-baju tersebut ke dalam lemari. Diambilnya buku yang belum selesai dibacanya. Natalia duduk bersandar di kepala tempat tidurnya dan segera membaca buku yang ada ditangannya.
Belum juga memulai membaca, sekelebat bayangan Sherly dan Yosef melintas dipikirannya. Ada rasa tidak senang.
Pasangan yang sepadan. Tampan dan cantik, dan sama-sama dari keluarga terpandang. Natalia menjadi sinis dengan mereka.
"Ya Tuhan, jangan sampai aku iri ataupun cemburu pada Sherly. Apalagi benci dengan pria yang bernama Yosef. Mereka tidak ada hubungannya dengan diriku." keluh Natalia.
Natalia teringat mamanya. Ia sungguh kagum dengan mamanya. Meski jelas-jelas suaminya lebih memilih wanita lain dan meninggalkannya, tapi mamanya tidak menyimpan kebencian apalagi dendam kepada papa dan Diana Sinta.
Bisakah ia memiliki hati seperti mamanya?"
Natalia terdiam merenungkan kehidupan yang dijalaninya bersama mama dan adiknya, sejak papanya meninggalkan mereka.