Mata Super Hebat

Namun dengan sigap Samuel segera melompat untuk menghindari peluru itu.

"Apa?" pria itu pun menjadi terkejut.

Bagaimana mungkin dengan jarak yang begitu dekat ada orang yang mampu menghindari sebuah peluru pikirnya.

"Dia menghindarinya," ucap seseorang yang melihat Samuel menghindari peluru.

"Tidak dapat di percaya," ucap yang lainnya lagi.

"Itu hanya keberuntungan saja, aku tidak percaya kamu mampu menghindar kali ini," pria itu mulai keluar dari dalam mobil.

"Mati saja kamu!" teriaknya sambil menembak Samuel secara bertubi-tubi.

Segera rentetan peluru langsung menuju ke arah Samuel. Kemudian kembali sekilas cahaya emas muncul dari matanya.

"Aku hanya perlu melihat tajam ke arah peluru, dengan begitu aku akan bisa menghindarinya," ucap Samuel dalam hati.

Benar saja refleks tubuh Samuel begitu cepat dan mengagumkan. Samuel berhasil menghindari setiap peluru yang mengarah kepadanya.

"Bagaimana mungkin?" ucap pria itu terkejut melihat Samuel.

"Siapa kamu sebenarnya?" sambungnya.

"Jangan banyak omong kosong, aku akan menghajarmu," teriak Samuel mulai melesat kearah pria itu.

"Sialan kamu meremehkanku," pria itu meletakkan pistolnya yang kehabisan peluru dan mengambil sebuah pisau dari balik bajunya untuk menghadapi Samuel.

Pria itu langsung menebaskan pisau ke arah Samuel yang datang kepadanya. Akan tetapi Samuel dapat mengatasi serangan itu dengan mudah.

Samuel menangkap tangan pria yang memegang pisau dengan tangan kirinya. Kemudian Samuel mulai mengepalkan tangan kanannya hendak melakukan pukulan.

Tapi Samuel tiba-tiba saja menyadari bahwa penembak jitu kembali telah membidiknya dari belakang.

"Matilah!" teriak penembak jitu sambil menarik pelatuknya.

"Dor," peluru itu dengan sangat cepat menuju Samuel.

"Bukan aku yang akan mati," ucap Samuel dalam hati sambil sedikit tersenyum.

Samuel kemudian langsung menunduk dengan cepat, sehingga peluru itu tidak mengenainya dan justru menembus tubuh rekannya sendiri.

Pria itu langsung jatuh tergeletak di jalan dengan banyak darah di tubuhnya.

"Sialan," ucap pria itu pelan dan kemudian tidak sadarkan diri.

Samuel mulai melihat ke arah dari si penembak jitu berada.

"Tembakan mu tepat juga," ejek Samuel sambil menunjuk rekan si penembak jitu yang sudah tergeletak.

"Keparat, aku pasti akan membunuhmu," teriak penembak jitu sangat marah.

Penembak jitu mulai untuk membidik Samuel kembali, akan tetapi Samuel sudah kembali bersembunyi di balik mobil.

Kemudian sirine polisi mulai terdengar dari kejauhan. Tidak lama kemudian beberapa mobil polisi telah sampai di sana.

Kemudian keluar seorang polisi cantik yang ternyata adalah kapten Viona di ikuti oleh bawahannya.

"Segera tutup semua jalan, cari di gedung sekitarnya!" teriak Viona dengan keras kepada bawahannya.

"Jangan sampai ada tersangka yang kabur!" sambung Viona.

"Baik," jawab bawahan Viona dengan cepat bergerak seperti apa yang Viona katakan.

"Sialan polisi datang terlalu cepat, aku harus segera pergi" ucap penembak jitu melihat kedatangan polisi.

"Samuel aku pasti tidak akan melepaskanmu," ujar penembak jitu sambil berjalan pergi.

Penembak jitu sangat marah karena Samuel telah meremehkannya. Selama ini penembak jitu tidak pernah gagal dalam menjalankan tugasnya, sehingga dirinya merasa tertantang oleh Samuel.

Kemudian polisi mulai mengepung sebuah mobil tempat Samuel bersembunyi.

"Orang yang di belakang mobil keluar dan angkat tangan!" teriak Viona dengan menodongkan pistolnya.

"Kapten Viona tenang, ini aku Samuel warga yang baik, letakan pistolnya!" Samuel mulai muncul sambil tersenyum dan memegangi kepalanya.

Viona tampak terkejut melihat Samuel ini dan mulai menurunkan pistolnya. Kemudian polisi mulai melihat seseorang yang sudah tergeletak di jalan. Bawahan Viona dengan segera mendekati pria yang tergeletak itu.

"Ini... Orang ini adalah buronan kelas A," ujar salah seorang polisi yang terkejut.

"Dia adalah pembunuh bayaran kelas atas bisa mati di sini," ujar polisi lainnya juga sangat terkejut.

"Hebat, sungguh luar biasa," ujar yang lainnya.

"Samuel kamu sehebat apa, aku sungguh penasaran," pikir Viona mengetahui bahwa ini adalah perbuatan Samuel.

"Tidak, tidak semua ini hanya kebetulan saja," jawab Samuel sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

Viona kemudian tanpa sengaja melihat darah keluar dari pergelangan tangan Samuel. Luka itu di peroleh Samuel akibat goresan aspal, ketika dirinya melompat menghindari tembakan si penembak jitu.

"Lenganmu terluka, biarkan aku membalutnya," ujar Viona kepada Samuel.

"Terimakasih kapten Viona."

Kemudian Samuel mulai duduk di bawah dan Viona juga mulai berjongkok. Viona mulai membalut luka di tangan Samuel. Akan tetapi tindakan Viona ini membuat seluruh bawahannya menjadi terkejut.

"Oh tuhan, kapten membalut luka pria itu sendiri," ucap salah seorang polisi yang terkejut.

"Apa pria itu jangan-jangan adalah kekasih kapten Viona?" ujar polisi yang lain.

"Aku belum pernah melihat kapten bersikap begitu lembut," ujar yang lainnya.

Kapten Viona di mata bawahannya terkenal begitu tegas dan garang. Walaupun Viona begitu cantik, tapi dirinya tidak pernah ramah kepada siapapun. Sehingga melihat sikap Viona yang sekarang ini, bawahannya pun menjadi sangat kaget.

Mendengar pembicaraan dari bawahannya, pipi Viona tampak memerah dan terus membalut luka Samuel.

Kemudian tiba-tiba saja sebuah mobil mewah melaju dengan kencang dan langsung berhenti di sana.

keluar dari dalam mobil seorang wanita yang ternyata adalah Laura yang sudah berganti pakaian.

"Samuel aku dengar kamu baru saja di serang pembunuh, bagaimana keadaanmu?" ujar Laura dengan tergesa-gesa.

Laura langsung merasa khawatir begitu mengetahui hal itu dan dengan segera pergi ke sana. Namun begitu sampai di sana Laura langsung kesal melihat Samuel justru sedang asik berduaan dengan seorang polisi wanita cantik.

"Sakit tidak?" tanya Viona kepada Samuel yang telah selesai membalut lukanya.

Viona memandangi Samuel dan berbicara begitu lembut kepadanya.

"Tidak sakit, terima kasih banyak," jawab Samuel juga memandangi Viona.

"Bajingan ini," terlihat wajah Laura begitu sangat kesal.

"Laura mengapa kamu ada di sini?" ujar Samuel yang telah sadar dan mulai merasakan niat membunuh dari Laura.

"Hehe kenapa?" segera wajah kesal Laura mulai menghilang dan tertawa jelek.

"Apa aku datang tidak boleh mengganggu kalian?" sambungnya.

"Tidak tidak tidak," Samuel mulai merasakan adanya firasat buruk.

Laura mulai memperhatikan lengan Samuel yang sudah terbalut, seketika kembali Laura menjadi kesal.

"Ternyata di ikat kupu-kupu, Samuel kamu sungguh keterlaluan," ucap Laura dalam hati.

"Ckck, kapten Viona, kemampuan membalut mu begitu buruk, bagaimana jika aku memperbaikinya?" Laura tertawa kecil.

Dengan segera Laura mendekati Samuel dan mulai bertindak. Gerakan tangan Laura begitu cepat sehingga dalam sekejap saja, ikatan pembalut berbentuk kupu-kupu sudah menjadi bentuk bunga.

Samuel tampak terkejut melihat hasil dari ikatan Laura yang berbentuk bunga.

"Kapten Viona, bagaimana menurutmu dengan hasil ikatan ku?" Laura terlihat puas.

"Oh apa kamu sedang menantang ku?" Viona juga terlihat kesal oleh provokasi Laura.

"Aku tidak akan mengalah," sambung Viona.

"Huh siapa takut," jawab Laura.

"Jangan hentikan!" teriak Samuel menyadari akan adanya masalah besar.

Laura dan Viona langsung menangkap tubuh Samuel. Dengan segera mereka berebut tali pembalut di tangan Samuel.

"Lihat jurus gulungan bulan sabit milikku!" teriak Laura.

"Teknik gulungan sembilan naga emas," teriak Viona.

Mereka berdua mulai mengeroyok Samuel secara bersamaan, sehingga Samuel tampak tidak berdaya.

"Tolong!" ujar Samuel dengan pasrah.

"Selesai," ujar Laura sambil menyilangkan kedua tangannya di dada.

"Sudah terbungkus," ucap Viona sambil berjongkok dengan mengangkat tangan kanannya ke atas.

Para polisi di sana terkejut melihat Samuel yang sudah terbungkus. Separuh tubuh bagian atas Samuel sudah terbalut hingga hanya kelihatan matanya saja.

"Lain kali kita bertanding lagi," ujar Viona berjalan pergi.

"Anggap hari ini kamu beruntung," jawab Laura juga berjalan pergi.