NovelToon NovelToon
Cermin Warisan

Cermin Warisan

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:6.2k
Nilai: 5
Nama Author: Zulia Almanshur

Aku pandangi cermin besar di hadapan ku , di samping nya terdapat ukiran memutar ke sekeliling cermin .

" Cermin yang sangat indah " . Gumam ku mengagumi cermin dinding yang lebar nya satu setengah meter dan panjang dua setengah meter ini .

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zulia Almanshur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27 Membantu Warga

" Iya pak " .

" Baiklah kalau begitu nanti kalian ikut saya ke rumah salah satu warga untuk kalian tinggali sementara , sekarang bisakah kalian bantu kami di sini ? " .

" Bisa pak , kami akan membantu semampu kami " .

Akhir nya aku dan Galuh pun berbaur dengan warga yang sudah terlebih dahulu membantu . Galuh membantu mengisi wadah - wadah untuk air mandi jenazah sedangkan aku membantu ibu - ibu merangkai bunga untuk di letakkan di atas keranda .

Usai pemakaman para laki - laki sudah kembali ke rumah duka , ada yang langsung pulang tapi ada juga yang masih membantu untuk menyiapkan acara tahlil malam nanti .

Aku juga melihat Galuh sudah kembali dan mencuci kedua tangan kaki nya . Tampak bulir - bulir keringat bercucuran dari sebagian kepala nya . Ku hampiri Galuh dan menyodorkan segelas air minum .

" Capek ya ? " .

" Dikit sih , tempat pemakaman nya sangat jauh jadi lumayan dehidrasi panas & panas gini " .

" Ya sudah buat istirahat dulu " .

Ku lihat warga yang perempuan sudah kembali datang memenuhi rumah ini . Banyak juga motor yang mengantar bahan makanan mentah . Beberapa ekor ayam juga sudah di dalam kandang siap untuk di potong .

Saat ini kami berada di belakang rumah , sudah banyak orang bersiap untuk memasak . Para ibu juga sudah ada yang mencuci wortel , kentang dan bahan lain nya .

Dua orang laki - laki memotong ayam - ayam dan darah nya di tampung di tanah yang di beri lubang . Tumpukan kayu bakar juga sudah siap di dalam pagu ( bangunan kecil tanpa dinding untuk menyimpan kayu) .

Aku masih terdiam melihat aktifitas warga dengan perasaan tegang . Bagaimana tidak , selain banyak orang di sini juga banyak ibl1s - ibl1s yang menunggu masakan untuk di siramkan air bekas mandi jenazah .

Masing - masing s3t4n memegang kendi air yang berisi air sembari mengawasi setiap orang yang sedang memasak .

Aku mengikuti Galuh yang mendekat ke arah para penyembelih ayam dan melihat cara menyembelih nya .

" Pakde menyembelih nya jangan lupa baca basmallah ya " . Ujar Galuh .

Kedua laki - laki itu menoleh ke arah kami . " Iya le , tentu saja kami doa dulu sebab makan hewan yang tak di bacakan doa itu haram hukum nya " .

" Alhamdulillah , iya pakde " .

Di belakang rumah ini sangat luas sehingga warga bisa dengan leluasa mengerjakan persiapan memasak nya .

Sesekali aku menarik napas panjang sebab tidak hanya banyak warga tapi para dedemit juga banyak mendampingi setiap orang yang akan memasak .

Aku pun berjalan mendekati para perempuan yang kini menghadap tungku api . Aku juga melihat s3t4n berbagai bentuk sudah sangat senang dan bersiap menuangkan air dalam kendi yang mereka bawa .

Air yang mereka bawa itu berasal dari air bekas memandikan jenazah . Aku bergidik ngeri bagaimana jika air itu sampai di campurkan ke dalam makanan .

Aku melihat dengan mata kepala ku sendiri bagaimana para s3t4n berpesta berebut air bekas mandi jenazah . Betapa banyak nya kotoran feses dan bekas darah jenazah tadi .

Menurut warga jenazah perempuan tadi di temukan sudah dalam keadaan tak bernyawa di sawah dengan leher sudah menganga lebar jadi wajar saja kalau saat di mandikan tadi ada banyak darah yang masih keluar .

" Budhe , mau memasak apa ? " Tanya ku ber basa basi pada salah seorang .

" Ini saya mau mengukus naga sari " .

" Budhe jangan lupa berdoa dulu ya , biar ndak ada s3t4n yang ikut masak sama budhe " .

" Kamu nakutin aja sih nduk " .

Aku tersenyum pada nya .

" Aku selalu doa kalau masak apalagi kalau bantu - bantu di tempat orang meninggal begini , aku sering merasa beda hawa nya bau kapur barus juga tapi kalau tanya ke warga yang lain mereka ndak nyium bau apa - apa , masa iya hidung aku aja ya yang ndak bener ini " .

" Yang budhe katakan itu memang benar , banyak s3t4n di sini yang sudah bersiap menyirami makanan dengan air bekas memandikan jenazah jadi kalau sampai ada yang tidak berdoa maka mereka sangat senang karena bisa mencampuri makanan dengan air yang mereka bawa " .

" Yang bener kamu nduk ? " .

Aku menganggukkan kepala sebagai jawaban kalau yang aku katakan benar adanya .

" Kalau masakan nya hambar berarti yang memasak tidak berdoa budhe , tapi kalau ndak hambar tanda nya ya masakan nya bersih dan di bacakan doa " .

" Aku baru tau ini nduk , selama ini aku hanya berpikir dan bertanya sama diri sendiri kenapa masakan dari acara tahlil orang meninggal kok rasa nya aneh " .

Dari yang di katakan budhe itu aku jadi tahu kalau kebanyakan warga di sini tak membaca doa saat memasak di keadaan seperti ini .

Aku harus segera memperingati warga , aku tak bisa membiarkan mereka makan dengan air kotor bekas mandi jenazah .

" Budhe apa itu arti nya banyak warga yang tak membaca doa ? " .

" Kamu benar nduk , kebanyakan warga memasak sambil mengghibah ".

" Astaghfirullah , jangan sampai semua warga memakan makanan yang sudah tercampur air kotor itu budhe " .

" Kita masih punya banyak waktu , sebentar kamu tunggu sini aku carikan toa untuk kamu bisa memberi tahu warga , oh ya nanti kalau air nya sudah panas kamu masukkan kue - kue itu ya nduk " .

Aku mengangguk kan kepala , cukup lama aku menunggu budhe yang tadi kembali .

" Vi " . Galuh mendekati ku dan membantu ku memasukkan kue - kue ke dalam panci berukuran besar untuk mengukus .

Aku bercerita tentang obrolan ku dengan budhe sembari sesekali melirik para s3t4n tertawa sebagian naik di atas pohon - pohon menunggu kuali - kuali yang akan di gunakan memasak .

" Pinter kamu Vi , memang harus nya warga di beri tahu " .

Makhluk ghaib itu serempak menengok ke arah kami dan menatap tak suka . Wajah mereka yang tadi nya gembira kini tampak menyeramkan .

" Ini cepat beri tahu warga mumpung belum terlambat " . Ujar budhe yang tiba - tiba sudah berada di samping kami .

Galuh mengambil toa itu dan berdiri di tengah - tengah lokasi di mana warga sedang memasak itu .

" Assalamu'alaikum , para bapak dan ibu mohon maaf sekarang juga mari bersama - sama mengucapkan basmallah agar s3t4n tidak dapat mengotori masakan - masakan kalian dengan air kotor bekas memandikan jenazah " .

Galuh mengulang - ulang terus kalimat nya tanpa lelah , warga yang mendengar pun tampak terkejut dan diam sesaat dari kegiatan mereka .

Mereka tentu heran tak mengenal Galuh dan aku yang pasti nya di anggap orang asing karena memang belum banyak yang mengenal kami .

" Sekali lagi mohon maaf jangan sampai ada yang lupa mengucapkan basmallah supaya terhindar dari hal yang baru saja saya katakan , terima kasih , Wassalamu 'alaikum " .

" Mana setan nya , mana ? " . Seorang perempuan ada yang merasa takut sambil celingukan ke sana kemari .

1
Zulia Almanshur
makasih banyak , mohon dukungan nya ya .. nanti pasti mampir kl sudah senggang
Erlina Arlena
ceritanya bagus, aku suka, semangat thor
Zulia Almanshur: makasih banyak , mohon dukungan nya ya kak .. masih oemula 🙏
total 1 replies
Anita Jenius
Salam kenal kak
Zulia Almanshur: Salam kenal juga kak Anita .. waah .. sudah senior nih 😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!