I'M The Antagonist

Jam delapan malam Ella baru pulang dari perusahaan Empire Group dengan di antarkan oleh Edgar.

'' Terimakasih, sudah mengantarku pulang '' ucap Ella.

'' Sama sama, masuklah dan cepat istirahat '' balas Edgar lalu pria itu segera masuk kembali ke dalam mobilnya, dan asisten Jack segera menutup pintu mobil.

'' Nona, kami pamit pulang '' pamit Jack dengan membungkuk sopan.

'' Hem,, kalian hati hati ''

Ella tidak langsung masuk ke dalam mansion, dia masih menatap mobil mewah Edgar yang perlahan melaju meninggalkan halaman mansion Alexander, setelah mobil Edgar tak terlihat lagi Ella lalu masuk ke dalam mansion.

Saat melewati ruang keluarga langkah Ella terhenti, ketika mendengar suara seseorang yang memanggilnya.

'' Ella ''

Ella menoleh dan melihat Ayahnya yang berjalan mendekat ke arahnya.

'' Apa Edgar yang mengantarmu pulang ?'' tanya Jhon.

'' Iya '' jawab Ella datar.

'' Ayah lihat kamu akhir akhir ini sangat dekat dengan Edgar, apa kalian punya hubungan melebihi atasan dan bawahan ?'' tanya Jhon lagi.

Ella menyunggingkan senyum devilnya. '' Kenapa Ayah tanya seperti itu?, apa Ayah tidak suka jika aku memiliki hubungan lebih dengan Kak Edgar, kekasih misalnya '' tukas Ella.

Jhon langsung terdiam, andai saja Elena tidak menyukai Edgar, mungkin dirinya setuju setuju saja jika Ella menjalin hubungan dengan Edgar.

'' Ella, jika Ayah meminta sesuatu sama kamu, apa kamu akan mengabulkannya ?'' tanya Jhon.

'' Ayah minta apa?, apa Ayah minta Ella untuk menjauhi Kak Edgar, demi Kak Elena '' sahut Ella.

Jhon sangat berat untuk mengucapkan Iya, jadi dia hanya bisa menganggukkan kepalanya saja.

'' Maaf, jika Ayah bersikap tidak adil sama kamu, tapi kamu tahu kan bagaimana kondisi kakak kamu, Ayah takut kakakmu tiba tiba pergi meninggalkan kita selamanya, jadi Ayah hanya ingin mengabulkan keinginannya sebelum hal itu terjadi '' ujar Jhon panjang lebar.

'' Dengan mengorbankan putri yang lain '' sahut Ella dingin.

Jhon langsung menatap Ella dengan wajah sesalnya, dirinya sadar jika sejak Ella lahir ke dunia, dirinya dan istrinya tidak pernah memberi perhatian pada Ella, bahkan dirinya selalu mengorbankan Ella untuk kebahagian Elena karna menderita kelainan jantung.

'' Maaf, maafkan Ayah, Ella '' ucap Jhon meraih tangan mungil Ella, namun si empunya langsung menepisnya dengan kasar, dan Jhon sama sekali tidak marah, karna sadar jika memang dirinyalah yang salah pada putrinya.

'' Aku akan menjauhi Edgar, jika pria itu sendiri yang memintanya '' tukas Ella lalu pergi dari hadapan sang Ayah.

Jhon menatap sedih Ella yang menaiki anak tangga menuju kamarnya.

'' Ella, Ayah janji, suatu saat Ayah akan membuatmu bahagia, tapi tolong biarkan Edgar dengan kakakmu '' gumam Jhon pelan, lalu Jhon berjalan ke arah kamarnya, saat ini dirinya tidak menginap di rumah sakit, jadi hanya Anna yang menemani Elena di rumah sakit.

Sedangkan Edgar yang masih berada di dalam mobil menuju perjalanan pulang, dia mendapat telfon dari Ibunya agar pulang ke mansion Robinson karna ada hal penting yang ingin di bicarakan Ibunya padanya, dan mau tak mau Edgar meminta Jack untuk putar balik, padahal tingga satu menit lagi sudah tiba di apartement miliknya.

'' Jack, kamu pulanglah, aku akan menginap di sini '' tukas Edgar saat baru keluar dari dalam mobilnya.

'' Baik Tuan ''

Edgar lalu melangkah masuk ke dalam mansion orang tuanya, sedangkan Jack segera pulang ke apartementnya dengan mengemudikan mobil milik Edgar.

'' Selamat datang Tuan Muda '' sambut kepala pelayan mansion Robinson membungkuk sopan.

'' Dimana Ibu ?'' tanya Edgar.

'' Nyonya menunggu anda di teras tepi kolam '' jawab si kepala pelayan.

Edgar langsung pergi menuju ke pintu samping mansion yang mengarah langsung ke kolam renang, dan benar saja dia melihat Ibunya yang duduk bersama Ayahnya di kursi yang berada di teras kolam renang.

'' Ayah, Ibu '' sapa Edgar.

'' Kamu sudah datang Ed, duduklah '' ucap Dena.

Edgar lalu menarik kursi di sampingnya dan duduk di sana.

'' Apa yang ingin Ibu bicarakan denganku ?'' tanya Edgar langsung.

Dena menatap ke arah suaminya, dan langsung mendapat anggukan dari suaminya, dengan maksut agar mengatakan saja pada Edgar tentang tujuannya meminta Edgar pulang.

'' Edgar, Ibu mau tanya sama kamu '' ucap Dena.

'' Ibu mau tanya apa ?''

'' Jika Ibu memintamu menikah dengan Elena, apa kamu mau ?'' tanya Dena to the point.

Edgar langsung menegakkan badannya. '' Tidak, aku tidak mau '' tolak Edgar tegas.

'' Kenapa ?'' tanya Dena.

'' Karna Edgar tidak mencintai Elena '' jawab Edgar singkat.

'' Apa kamu yakin tidak mencintai Elena, dia cantik loh, baik juga, mana lagi posisinya sama dengan mu, sama sama CEO '' tukas Dena mencoba merayu putranya.

'' Edgar tahu, Elena cantik, baik , tapi sayangnya Edgar tidak mencintainya '' timpal Edgar. '' Lagian kenapa Ibu tiba tiba meminta Edgar menikah dengan Elena ?'' tanya Edgar.

Dena menarik nafasnya, lalu dia menceritakan pada Edgar tentang pembicaraannya dengan Anna tadi siang, yang mana membuat Edgar terkejut, karna tak habis fikir dengan Elena dan Ibunya.

'' Lantas, apa Ibu menyetujui permintaan mereka ?'' tanya Edgar hawatir.

'' Ya tidak lah, Ibu juga masih bisa berfikir, nantinya yang mau menjalankan itu kamu bukan Ibu, makanya sekarang Ibu bertanya dulu, mau apa tidak kamu menikah dengan Elena '' sahut Dena ketus.

Edgar langsung bernafas lega mendengar jika Ibunya tidak langsung mengiyakan permintaan konyol Elena dan Ibunya itu, yang memintanya untuk menikahi Elena, hanya karna Elena yang sangat mencintainya dan Bibi Dena yang takut kondisi Elena kembali drop jika tidak bisa menikah dengannya.

'' Terimaksih Ibu, karna Ibu tidak langsung menyetujui permintaan konyol mereka '' tukas Edgar.

'' Heh,, bukan berarti Ibu tidak ingin kamu cepat menikah '' cetus Dena.

'' Ibu tenang saja, aku pasti akan menikah '' sahut Edgar santai.

'' Iya, tapi kapan Edgar, usia Ibu dan Ayahmu sudah tidak muda lagi, Ibu juga ingin menggendong cucu '' geram Dena kesal, dan Tuan Robinson hanya bisa mengelus punggung istri tercintanya, agar kekesalannya pada putra mereka mereda.

'' Apa kamu menunggu Ella lulus sekolah '' celetuk Tuan Robinson tiba tiba, yang mana membuat Edgar tersedak ludahnya sendiri. Ayahnya ini jarang sekali bicara, namun sekali bicara langsung membuat orang tak berkutik, dan satu lagi Ayahnya ini akan selalu tahu tentang sesuatu yang terjadi.

'' Kamu menyukai Ella, Edgar ?'' tanya Dena menyipitkan matanya.

'' Iya Bu, begitu juga dengan Ella, dia juga menyukai Edgar '' jawab Edgar.

'' Benarkah '' Edgar menganggukkan kepalanya.

'' Astaga,,,, apa Ella buta, kenapa harus menyukai pria tua sepertimu, padahal dia kan cantik, imut dan menggemaskan, sangat di sayangkan kalau harus bersanding dengan pria tua sepertimu '' cerocos Dena yang tidak perduli dengan raut wajah kesal putranya.

'' Kenapa Ibu menghina putra Ibu sendiri, gini gini banyak wanita yang tergila gila dengan Edgar ''

'' Cih, percaya diri sekali '' dengus Dena.

Tuan Robinson hanya menggelengkan kepalanya melihat perdebatan istri dan putranya , namun Tuan Robinson tidak ada niatan untuk menjadi penengah, karna pemandangan seperti ini yang selalu di rindukan Tuan Robinson sejak putranya memilih tinggal di apartement.

Malam semakin larut di tepi kolam tinggal Edgar dan Ayahnya yang duduk di sana, sedangkan Dena sudah masuk ke dalam mansion setengah jam yang lalu.

'' Kamu tidak ingin jujur pada Ibumu ?'' tanya Tuan Robinson.

Edgar langsung paham dengan yang di maksud oleh Ayahnya, karna Edgar sudah yakin jika Ayahnya tidak mungkin tidak tahu apa yang sudah terjadi dengan dirinya dan Ella.

'' Tidak, aku tidak ingin membuat Ibu kecewa denganku '' jawab Edgar.

'' Apa kamu akan terus merahasiakannya sampai Ella di nyatakan hamil anakmu '' tukas Tuan Robinson.

'' Tidak, aku akan segera menikahi Ella, sebelum benihku di nyatakan tumbuh di rahimnya '' sahut Edgar.

Tuan Robinson menepuk nepuk pundak putranya. '' Bagus, memang itu yang harus kamu lakukan '' ucap Tuan Robinson merasa bangga karna putranya berani tanggung jawab atas apa yang di perbuatnya.