NovelToon NovelToon
Bayi Kembar Presdir Tampan

Bayi Kembar Presdir Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Lari Saat Hamil / Berbaikan / Single Mom / Anak Genius / Anak Kembar
Popularitas:655.1k
Nilai: 4.8
Nama Author: Ika Dw

"Aku tidak menyangka kau begitu tega padaku. Di saat aku bertugas di luar kota, kau malah selingkuh di belakangku. Aku menyesal karena sudah menikahi wanita sepertimu!"

Devina ditalak dan dituduh telah berselingkuh dengan pria lain yang tak lain adalah sahabat dari mantan suaminya, Marcell. Hidupnya jadi menderita dan terlunta-lunta ketika berpisah dari suaminya. Fitnah keji itu membuat anak kembar yang dilahirkannya harus menanggung beban penderitaan karena keegoisan orang tua. Dalam keadaan serba kekurangan, Devina berdiri sendiri untuk menjadi ibu sekaligus Ayah buat kedua anaknya.

Mampukah Devina melewati segala cobaan yang datang silih berganti dalam hidupnya?

Mungkinkah dia bersatu kembali dengan mantan suami setelah tahu dia memiliki anak yang harus dijaga bersama?

Kisah Devina hanya ada di Noveltoon, dengan judul Bayi Kembar Presdir Tampan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ika Dw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34. Aku Bukan Lagi Tanggung Jawabmu

"Ya ampun Vina, siapa juga yang akan memisahkanmu dengan anak-anak, Aku hanya ingin mengajak kalian tinggal bersamaku. Aku ingin anak-anak merasakan kebahagiaan yang sempurna. Tidakkah kau merasa iba pada mereka? Diusianya yang masih dini, harusnya kita sebagai orang tua bisa memberikan yang terbaik untuk kehidupan mereka, kamu sendiri tidak bisa memberikan kebahagiaan yang layak buat mereka bukan? Apakah aku seorang Bapak juga tidak memiliki hak untuk bisa memberikan kebahagiaan pada anak-anakku? Jangan egois kamu!"

Kali ini Marcell tidak mau mengalah, semua ia lakukan demi kebaikan anak-anaknya, ia tidak peduli kalaupun Devina menolak untuk tidak mau tinggal bersamanya.

Semenjak perpisahannya, Devina selalu menjaga jarak dan tidak mau berbagi kesedihan dengannya, seolah-olah dia bisa melakukan semuanya sendirian tanpa membutuhkan siapapun.

Kehidupan yang dijalani Devina saat ini sangatlah berbeda dengan kehidupannya di masa lalu. Di masa lalu Devina adalah anak yang sangat manja dan memiliki banyak harta yang diberikan oleh orang tuanya, tapi sekarang dia hanya sebatang kara yang hidupnya serba kekurangan.

"Kamu mau minta aku untuk tinggal bersamamu?" Devina tersenyum getir mengejeknya. Apapun yang terjadi, ia tidak akan pernah mau dibodoh-bodohi lagi oleh Marcell. "Itu tidaklah mungkin terjadi! Diantara kita sudah tidak memiliki hubungan apa-apa lagi. Aku tidak ingin dicap buruk oleh orang-orang sekitar. Aku masih punya harga diri, Aku tidak ingin dianggap seperti wanita murahan yang datang hanya untuk mendapatkan uang. Apalagi keluargamu tidaklah pernah respek sama aku. Orang tuamu begitu membenciku, bagaimana kamu berpikir akan memboyongku untuk tinggal bersamamu?"

Mengingat kejadian 3 tahun yang lalu saat dia diusir oleh mertuanya dan juga diceraikan oleh suaminya membuat hatinya terluka.

Pengalaman di masa lalunya sangatlah buruk, dan itu akan dijadikan pelajaran untuk mendidik anak-anaknya agar bisa menghargai perasaan orang lain.

Devina tidak ingin anak-anaknya merasakan hal yang sama seperti dirinya, tidak diinginkan dibenci dan ketulusannya tidak pernah dihargai oleh pasangannya.

"Sudahlah, lebih baik kalau kita memang sendiri-sendiri saja, nggak masalah kalau kita rawat anak bersama-sama, tapi tolong jangan, bawa anak-anak bersamamu, Sampai kapanpun aku tidak bisa mengizinkannya!"

Keputusan Devina melarangnya untuk membawa anaknya pulang itu cukuplah menyakitkan ia tidak bisa menerimanya.

Sampai kapanpun ia tidak akan berhenti untuk memperjuangkan anak-anaknya agar mau tinggal bersamanya dan tidak lagi menikmati kehidupan kelam seperti yang dialaminya saat ini.

Tak peduli sekeras apapun Devina melarangnya, semakin Devina menantang maka semakin ia akan mendekatkan dirinya pada sang anak dan akan meyakinkan pada anak-anaknya kalau kehidupan mereka jauh lebih baik jika tinggal bersamanya.

"Kamu nggak bisa egois seperti itu Vin! Aku ini Ayah mereka, aku memiliki hak untuk ikut andil merawat mereka. Lihatlah kehidupan mereka saat ini, apakah selama ini kamu sudah mencukupi kebutuhan mereka? Sekarang mereka masih kecil, kebutuhannya masih belum seberapa, setelah mereka beranjak dewasa, sanggupkah kamu memberikan kehidupan yang layak secara adil? Aku tidak yakin kamu bisa memberikan apa yang mereka butuhkan, buktinya saja sekarang, di saat Azalea mengalami kecelakaan, apa yang bisa kamu lakukan? kamu hanya bisa menangis, Bahkan kamu tidak bisa melakukan apapun. Masihkah kamu tetap bertahan pada keegoisanmu?"

Devina diam tidak menjawab, walaupun kata-kata Marcel sangat menyakiti hatinya tapi apa yang dikatakan oleh laki-laki itu memang benar adanya.

Sebagai orang tua ia tidak bisa memberikan apapun pada anak-anaknya, apalagi saat Azalea mengalami kecelakaan ia bahkan tidak bisa menyumbangkan darahnya atau sampai membayar biaya rumah sakit.

Tak terima ibunya diolok-olok, Kenzo pun angkat bicara.

"Daddy, Daddy nggak boleh nyalain mommy cepelti ini. Mommy lagi cedih, kenapa Daddy membuatnya cemakin cedih. Kalau Daddy cayang cama kita, Daddy nggak akan kacal cama mommy. Lebih baik Daddy pelgi aja deh, bial aku cama mommy yang jagain dedek."

Marcell mendekat dan menangkup pipi chubby putranya yang tengah menangis.

Anaknya cukup pintar berusaha untuk membela ibunya yang selama ini merawatnya, tapi karena Devina posisinya juga salah, ia terpaksa harus memberikan teguran padanya.

"Sayang, kamu jangan sedih ya? Daddy nggak ada maksud buat mommy sedih."

Dengan memberikan pengertian terhadap putranya, Marcell berucap lembut sembari mengusap air mata yang tak berhenti keluar membasahi pipi gembul putranya.

Tidak ada maksud mengejek Devina, tapi memang kenyataannya Devina tidak bisa melakukan apa-apa untuk putrinya yang sedang sekarat di ruang ICU.

Sebagai seorang ayah yang memiliki kewajiban untuk bertanggung jawab, ia ingin memenuhi tanggung jawabnya dengan memberikan kehidupan yang layak untuk si kembar, tapi Devina selalu menghalanginya untuk bisa mendekati si kembar.

Marcell memang diizinkan untuk bertemu dengan anaknya, tapi ia tetap tidak diizinkan untuk membawa anaknya pulang. Padahal anaknya juga membutuhkan tempat yang layak, dan mereka tidak bisa terus menerus hidup dalam kekurangan.

"Daddy bilang nggak mau cakitin mommy, tapi balusan Daddy malah-malah! Aku bica melihat Daddy malahin mommy. Kalau campai mommy cakit lagi bagaimana? Aku cama ciapa? Dedek juga cakit."

Semenjak melahirkan si kembar, Devina memang sering sakit kepala, apalagi di saat memiliki banyak masalah, dia sering pingsan.

Kenzo dan Azalea sering mendapati ibunya yang tiba-tiba pingsan. Dia khawatir ibunya kembali sakit setelah diolok-olok oleh Ayahnya.

"Kenzo, mommy nggak papa nak, mommy baik-baik saja. Kenzo nggak usah nangis?"

Kenzo berhambur memeluk ibunya dan menangis di pangkuan ibunya.

Di sisi lain adiknya masih belum diketahui keadaannya, kini ditambah lagi rasa takut jika saja ibunya tiba-tiba pingsan dan sakit kembali seperti yang sudah-sudah.

'Devina pernah sakit? Memangnya apa penyakit yang dideritanya? Perasaan dulu dia sangat sehat dan jarang sekali sakit?'

Diam-diam Marcell mengamati Devina yang tengah menangis sembari memeluk anak laki-lakinya.

Marcell benar-benar bingung, penyakit apa yang diderita oleh Devina selama ini.

Dulu ia mengenal Devina sebagai wanita yang sehat dan juga periang, namun sekarang Devina banyak berubah, ia sadar perubahan Devina itu karena terlalu kecewa karena ulahnya."

"Vina, apakah kamu pernah sakit yang serius? Kenapa Kenzo bilang kamu pernah sakit yang serius dia bahkan takut kehilanganmu, bisakah kamu memberikan penjelasan padaku tentang penyakitmu itu?"

Marcell menyesal setelah mengolok-olok Devina, walaupun dalam hatinya tidak ada niatan untuk mengolok-oloknya, tapi tetap saja membuatnya merasa bersalah.

Devina sendiri tidak mau berterus terang mengenai kondisinya. Bahkan dia selalu bersikap jutek dan tidak mau berbagi masalah dengannya, dan itu membuatnya semakin pusing saja.

"Buat apa kamu ingin mengetahui kondisiku? Aku baik-baik saja kok, bahkan aku masih sanggup menghidupi anakku meskipun mereka tidak hidup layak seperti yang kamu harapkan. Aku rasa kamu nggak usah terlalu jauh ikut campur urusan pribadiku, karena aku bukan lagi tanggung jawabmu!"

1
Hendro 212
masok nih tema2nya kenzo
Hafni Lisa
cepatlah bongkar kejahatannya
Hendro 212
sama2 merepotkan,harusnya tinggal bareng aj biar bisa salung menjsga
Hendro 212
neneknya ud tua harusnya sikembar bisa jaga perasaan neneknya,terlalu dimanjakan ya gini
Nurijan Daud
Luar biasa
sarah shen
kenzo agak laen nii 🤔
Bahrul Ulum
harusnya kau selidiki dr dulu, sebelum perceraian terjadi.
Atmita Gajiwi
/Smile//Joyful//Determined/
Hendro 212
kenzo ya emang susa klo terlalu di manja
Tarminah Tarminah
tuh dengerin apa kata temen lu
bener tuh kebanyakan minta uang jajan
sendy kiki
up selalu. semoga ceritanya akhir bahagia aamiin
Hasanah
makin penasaran Thor ayo lanjut
Melia Gusnetty
mak nya marcell kyk nya
Wiwik Suliati
lanjut kak
Nuri 73749473729
lanjut
Nur Nuy
lanjutkan
sendy kiki
up
Levhiosha Levhiosha
,👍🏻👍🏻
Eka Ambarwati
sanggat menarik
die
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!