1. Kecelakaan fatal yang tanpa sengaja di alaminya saat dirinya akan melaksanakan pertunangan dengan kekasihnya. Kecelakaan itu sampai membuat gadis yang di tabraknya menjadi lumpuh dan kehilangan masa depan hingga dirinya harus bertanggung jawab ( Selingan pembuka kisah )
2. Persahabatan dan persaudaraan di masa lalu antara Letnan Sakti dan Letnan Jatmiko membuat Letnan Jatmiko menikahi seorang gadis dalam keluarga tersebut namun gadis itu teramat sangat membencinya hingga dirinya memilih untuk pergi dan mengalah daripada keluarga yang telah membesarkan namanya menjadi tidak harmonis.
Seiring berjalannya waktu, luka menganga di hati Bang Jatmiko perlahan terobati dengan hadirnya tambatan hati namun sang mantan kembali di tengah mereka.
SKIP bila tidak sanggup bersinggungan dengan konflik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NaraY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31. Tidak mempan di bujuk.
Pak Agat lumayan cemas melihat pertarungan antara putranya dan calon menantunya yang memilih cara ekstrem untuk menikahi Rindang putrinya.
Kedua 'ilmu' yang di miliki Letnan Gorga dan Letnan Jatmiko memang tidak bisa di bilang remeh.
Tak disangka kedua Letnan saling memberi 'tanda' pada sisi perut lawan. Pak Agat sampai berdiri dari posisi duduknya saking paniknya.
"Sudahi saja Pa.. Ini bukan jaman kerajaan kuno yang membuat Papa harus menerapkan pertarungan seperti ini." Protes sang Mama.
Pak Agat sampai berdecak gemas mendengar istrinya mengganggu konsentrasi nya dalam menilai.
"Paaaa..!!!!"
"Papa dengar, Ma. Kamu duduk tenang. Papa tau apa yang harus Papa lakukan. Putra Armabar bukan pria sembarangan, tapi aku juga tidak mau melepaskan putriku satu-satunya begitu saja. Aku juga ingin melihat perjuangan calon menantuku, utamanya aku ingin melihat Si Arma itu datang dalam keadaan panik." Jawab Pak Agat namun matanya masih terus memperhatikan jalannya pertandingan.
"Terserah Papa lah. Mama nggak mau lihat lagi. Nggak tega kalau sampai ada uang terluka." Mama segera pergi meninggalkan tempat.
"Perempuan memang baperan. Laki-laki luka sedikit khan nggak masalah, kenapa kesannya aku mau membunuh anak dan menantuku sendiri." Gerutu Pak Agat.
Duduk disana, Rindang pun mencemaskan keadaan Abang dan 'calon suaminya' tapi dirinya masih berusaha bersikap tenang seolah tidak terjadi apapun di antara mereka.
"Menyerahlah kau Bang..!! Aku yakin di dalam hati Abang tidak ada cinta untuk Rindang." Kata Bang Gorga.
"Jangan sok tau, apa kau ini ahli nujum yang pandai menilai isi hati Abang?" Jawab Bang Jatmiko tak menyerah dengan perkataan juniornya.
Bang Gorga tak peduli, ia terus melanjutkan tugasnya hingga belati keduanya saling menembus tubuh masing-masing.
"Rasa mint, Bang." Bang Gorga mengatur nafasnya saat goresan belati mulai terasa pedih di kulitnya.
"Belati mu juga lumayan membuat bulu kuduk Abang meremang. Ada getar rasa sampai ubun-ubun kepala. Apa tanda cintamu kurang dalam?" Jawab Bang Jatmiko.
Kedua pria tersebut ambruk. Senyum pun mengembang dari bibir keduanya.
"Sudah boleh kunikahi?" Tanya Bang Jatmiko.
"Tanyakan, apa adik ku mau denganmu..!!"
Bang Jatmiko mengalihkan pandangan pada Rindang yang masih menautkan kedua tangannya dengan perasaan resah.
"Jawab lah dek. Jangan diam saja terpesona lihat Abang..!!" Kata Bang Jatmiko sekuatnya menahan rasa sakit pada lukanya.
"Rindang, mau menikah dengan Abang..!!" Jawab Rindang kemudian menghapus air matanya.
...
"Sah.."
Acara malam ini sudah usai. Tak lama Papa Arma datang bersama dengan rombongannya.
"Agaaatt..!!!" Teriaknya kesal.
"Haaii.. semakin tampan saja kau Ar..!!"
Papa Arma melongok melihat putranya duduk bersandar menahan sakit.
"Apa-apaan kau Gat..!!! Kenapa kamu buat acara seperti ini. Bahaya..!!" Bentak Papa Arma.
"Anakmu yang minta, aku sudah memberinya waktu untuk melamar Rindang sambil mereka saling mengenal. Tapi aku bisa apa saat dia meminta hubungan ini di lakukan secara khusus, kau pun tau adat kami pantang menolak 'ajakan', semua hanya bagi yang ingin menikah tapi syaratnya kurang." Kata Pak Agat menjelaskan keadaan nya.
Bang Sakti sampai turut membantu Bang Jatmiko yang terlihat begitu kesakitan.
"Puas kau buat keributan??? Mama kepikiran, Niar jadi sering sakit sekarang." Bisik Bang Sakti tanpa ada yang ditutupi lagi.
"Bisakah kau tidak merusak hari bahagiaku??" Bang Jatmiko melirik Bang Sakti dan Bang Sakti pun mengerti kini Bang Jatmiko sudah melabuhkan hati pada wanita lain.
"Sorry." Jawabnya lirih.
...
Bang Jatmiko cukup lega mendengar putrinya tumbuh dengan sehat dalam asuhan Niar, semua tak lain juga pasti ada andil Bang Gorga yang tidak pernah meninggalkan mantan istrinya itu.
"J, apa kamu sungguh tidak ingin mempertimbangkan kembali hubungan mu dengan Niar?" Tanya Bang Sakti masih mengusahakan yang terbaik untuk adiknya.
"Sudahlah Sak, sampai kapan kamu ingin terus membujuk ku? Aku pernah berjuang tapi aku tidak pernah memiliki peluang. Kuharap cukup kali ini aku mendengar kata bujukan itu..!!"
"Maaf jika aku salah kata. Aku hanya tidak tega melihat anakmu. Aku tau kamu tidak pernah lepas dari tanggung jawabmu tapi anak tetap mencari sosok bapaknya." Jawab Bang Sakti.
"Aku tidak pernah mencari sosok orang tuaku sekalipun aku penasaran siapa orang tuaku."
.
.
.
.
dibaca aja udh seru bgt apalagi dijadikan film