NovelToon NovelToon
Despair Of Being

Despair Of Being

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Epik Petualangan
Popularitas:6.8k
Nilai: 5
Nama Author: Zeils Evanescent

Seorang gadis terikat oleh takdir kelam, ditinggalkan orang-orang terkasih dan hanya dapat menjalani hidup dibalut kesedihan. Gadis itu tetap tegar dihadapan semua orang dan bertahan demi mencari keberadaan orang-orang terkasih. Gadis itu membangun kekuatannya dengan perlahan dan membuktikan bahwa dirinya tidak terikat oleh takdir tersebut.
Namun, ia hanyalah manusia biasa yang tidak dapat melawan hukum dunia. Lantas, bagaimana gadis itu akan melawan takdir kelam tersebut?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zeils Evanescent, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Arc 1: SUFFERING; Chapter 27: Pembunuh di siang hari

"Bagaimana? Apakah dia baik-baik saja?" Aku bertanya setelah melihat Anne menuruni tangga dari lantai dua.

"Menurut dokter kondisinya cukup buruk, terdapat banyak luka di sekujur tubuhnya dan gadis itu kehilangan banyak darah." Jelas Anne sambil menggelengkan kepala. "Tapi kakak tenang saja, gadis itu masih bisa disembuhkan dengan sihir penyembuh. Dokter yang menangani gadis itu cukup terampil."

"Begitu ya." Aku mengangguk. "Bagaimana denganmu? Apa lukamu sudah disembuhkan?"

"Sudah! Aku hanya mengalami cedera ringan, lagi pula tidak mungkin orang-orang seperti mereka bisa mencelakaiku dengan mudah!" Anne berkata dengan percaya diri.

"Padahal kau dilukai cukup banyak, omong kosong apa yang kau bicarakan!" Aku menyentil dahinya.

"A-apa yang kakak lakukan?!" Anne menjauh satu langkah dengan wajah terkejut.

"Bukan apa-apa, aku hanya sedikit menghukum adikku yang nakal. Jika kau bertindak ceroboh seperti itu lagi kau akan mendapat benjolan di kepalamu!" Aku menatap gadis itu dengan sinis.

"Apa-apaan itu? Aku hanya berniat untuk menolong orang yang kesulitan!" Anne membantah dengan kesal.

"Dan aku menolong orang bodoh yang berniat menolong orang lain tanpa pikir panjang. Jika aku tidak secara kebetulan berada di sana, apa kau pikir bisa selamat dari kepungan petualang itu?"

Anne yang berniat untuk membantah terlihat berpikir sejenak kemudian menunduk terdiam seribu bahasa. Apa dia menyadari kesalahannya?

"Maaf..." Ujar gadis itu dengan pelan.

"Asal kau mengerti tidak masalah, yang penting adalah kau baik-baik saja." Aku mengelus puncak kepalanya dengan lembut.

"Kakak tidak marah?" Ia menoleh ke arahku.

"Tentu aku marah, bahkan sekarang aku berniat untuk membacakan selembar pidato untuk menasihatimu."

Wajah gadis itu tampak suram setelah aku berkata demikian. Aku tertawa kecil saat melihat reaksinya yang tampak menggemaskan.

"Jika kau berjanji untuk berhati-hati lain kali, aku tidak akan membacakan pidatonya."

Sontak gadis itu membulatkan kedua matanya dan berkata dengan antusias. "Aku berjanji! Aku berjanji!" Ucapnya sampai dua kali.

"Apa yang kau janjikan?"

Gadis itu menggembungkan pipinya dan berteriak. "Aku berjanji akan berhati-hati lain kali!"

"Bagus." Aku tersenyum puas.

Setelah berbincang selama beberapa menit, aku dan Anne pergi berjalan-jalan di kota dan meninggalkan perawatan gadis itu kepada dokter dan pengurus penginapan. Anne sudah membayar uang sewa penginapan dan jasa dokter, jadi kami bisa berkeliling di kota tanpa mengkhawatirkan apapun.

"Lagi-lagi kalian kencan berdua tanpa mengajakku."

Saat sedang berjalan di jalan kota, aku mendengar keluhan seseorang dari belakang dan menoleh. Disana aku dapat melihat Leon yang menatap sinis ke arah Anne yang juga menatapnya dengan sengit.

"Apa yang kau lakukan disini, Leon?" Anne bertanya sambil memegang erat pergelangan tanganku.

"Apa? Aku hanya berjalan-jalan karena merasa bosan di rumah dan secara tidak sengaja bertemu dengan seorang pembohong yang berkata bahwa dirinya sangat sibuk sehingga tidak punya waktu untuk menjalankan Misi!" Ujar Leon dengan ekspresi kesal.

"Pembohong apanya? Apa kau tidak lihat aku sedang sibuk saat ini?!" Anne membantah dengan keras.

"Sibuk ya..." Leon menatap Anne dengan malas.

Setelah itu perdebatan panjang pun terjadi diantara mereka berdua. Aku yang tidak ada sangkut pautnya hanya diam di tempat karena Anne memegang tanganku dengan sangat erat.

"Hei–"

DUARR!!*

Ledakan besar terjadi di gerbang kota, asap hitam melambung tinggi hingga menyebabkan kepanikan dimana-mana.

"Sepertinya terjadi sesuatu di gerbang." Leon berkata sambil menatap lurus ke arah asap hitam.

"Mari kita periksa." Ujarku kemudian berlari menuju gerbang kota yang tidak terlalu jauh dari sana.

Dari kejauhan kami dapat melihat pasukan penjaga gerbang yang sedang bertarung melawan sekelompok orang berpakaian serba hitam. Orang-orang itu terlihat sangat terampil menggunakan pedang dan belati, mereka menjatuhkan pasukan penjaga gerbang satu persatu hanya dalam waktu singkat.

"Gerakan mereka sangat lincah dan tidak biasa, siapa mereka sebenarnya?" Ujar Leon dengan heran.

"Yang jelas mereka bukan orang baik, mari kita bantu para penjaga!"

Aku langsung menyentil dahi Anne setelah dia menyarankan hal yang sangat bodoh.

"A-apa lagi kali ini, kak?" Anne bertanya dengan heran.

"Baru saja kau berjanji dan langsung berniat untuk mengingkarinya? Apa kau bodoh? Sudah bilang jangan bertindak tanpa pikir panjang!" Aku memarahi Anne dengan keras.

Gadis itu hanya menunduk malu saat mendengar perkataan ku.

"Ta-tapi.."

"Tidak ada tapi-tapian! Kita lihat situasinya terlebih dahulu sebelum bertindak, orang-orang berbaju hitam itu tidak selemah yang kau pikirkan." Aku memperhatikan sekelompok orang berpakaian serba hitam itu dengan teliti.

Cara mereka mengayunkan pedang sama sekali tidak asal-asalan, mereka menggunakan teknik berpedang yang sangat mematikan. Selain itu pergerakan orang yang menggunakan belati sangatlah cepat, hanya dalam sekejap mata mereka dapat muncul dimana saja tanpa terdeteksi.

"Pembunuh." Gumamku.

"Pembunuh? Kenapa pembunuh bergerak di siang hari? Apa kakak tidak salah menilai?" Anne bertanya sambil menatapku kebingungan.

"Aku tidak salah, cara mereka bergerak dan bertindak benar-benar seperti pembunuh profesional. Aku pernah menghadapi beberapa dari mereka dan cara bertarung mereka sedikit mirip." Jelasku dengan singkat.

"Kakak pernah menghadapi mereka?! Kenapa? Apa ada seseorang yang inginkan nyawa kakak?" Anne bertanya dengan ekspresi marah.

"Entahlah, aku tidak merasa pernah menyinggung siapapun. Tapi mereka yang menghadang ku di malam itu jelas mengincar diriku." Jawabku dengan jujur.

Serangan para pembunuh itu benar-benar langsung mengincar titik vital, hanya dalam beberapa tusukan dan tebasan mereka dapat membunuh seorang penjaga dengan mudah.

Dalam hitungan menit, penjaga yang tak tersisa tidak lebih dari lima orang saja. Sementara para pembunuh hanya kehilangan dua orang dari 10 anggota yang memasuki kota.

"SIAPA YANG BERANI MEMBUAT KERIBUTAN DI KOTA?!" Seorang pria paruh baya yang mengenakan zirah perak sambil menunggangi kuda menuju gerbang kota berteriak dari kejauhan. Dibelakangnya ada sekitar lima puluh pasukan penjaga yang juga menaiki kuda.

"Kapten pasukan penjaga gerbang kota telah tiba, para pembunuh itu tidak memiliki kesempatan untuk kabur!" Leon terlihat bersemangat melihat kedatangan pasukan bala bantuan di kejauhan.

"Kabur? Kenapa?" Aku bertanya dengan penasaran.

"Pertanyaan anda sangat aneh, Nona. Tuan Dean itu sangat kuat! Kekuatannya dapat disetarakan dengan seorang petualang rank A! Bahkan kemampuannya tidak lebih buruk dari kapten kesatria Kerajaan!" Jelas Leon dengan penuh semangat.

"Begitukah?" Aku cukup meragukannya.

Sesaat kemudian Kapten pasukan penjaga gerbang menarik pedang dari sarungnya kemudian mengangkatnya ke atas.

"Tebasan Maut!"

Sebuah lesatan energi pedang berbentuk bulan sabit yang sangat besar melesat ke depan setelah Dean menebas secara vertikal.

Para pembunuh yang berdiam diri ditempat terlihat panik kemudian berpencar ke segala arah untuk menghindari dampak dari tebasan tersebut.

Swuuushh!!*

Seorang pembunuh yang telat bereaksi langsung terbelah dua setelah lesatan energi pedang itu melewatinya.

1
piyo lika pelicia
sungguh kejam
piyo lika pelicia
kenapa orang ini menyerang tanpa tau salah nya apa 😒
piyo lika pelicia
semangat ☺️
piyo lika pelicia
kasihan kenapa di tinggal
piyo lika pelicia
kenapa kek wanita 🤔
Gehrman
Tulisannya sudah rapi cuman sedikit koreksi aja kalau dialog tag gunakan huruf kecil ya sama akhir dialognya diakhiri koma
xoxo_lloovvee
satu 🌹 untukmu thor
Zeils: Terimakasih/Smile/
total 1 replies
xoxo_lloovvee
mampir lagi thor, makin seru ceritanya
Zeils: ...Ok👍
total 1 replies
xoxo_lloovvee
gimana nih nasib grace 😢
Zeils: Entahlah, gimana ya🤔
total 1 replies
piyo lika pelicia
huum orang baik yang malang 😭
piyo lika pelicia
kasihan 🥺
piyo lika pelicia
ow kelainan sejak lahir ku sangka tadi hantu maaf ye 😄
piyo lika pelicia
huaa lari aja Weh 😫
piyo lika pelicia
heem semoga ketemu yah kasian 😦
Zeils
Chapter ini boleh di skip:)
Zeils
Baik, sepertinya Noveltoon Membenciku.
Shara Erdyna
lanjut
Shara Erdyna
aneh
Shara Erdyna
Lebih
Manusia lewat
Kurang cru
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!