Dunrice, seorang pemuda berusia 20 tahun, dicap sebagai sampah masyarakat. Diusir dari keluarga, hidup di jalanan, dan dicemooh oleh semua orang. Kehidupannya bagaikan neraka, tanpa harapan dan masa depan.
Suatu malam, saat Dunrice terbaring di lorong gelap, seberkas cahaya misterius menyelimuti tubuhnya. Rasa sakit yang luar biasa mencengkeramnya, dan ketika cahaya menghilang, Dunrice terbangun di kamar tidurnya yang kumuh.
Di kepalanya, terdapat sebuah suara yang menyapa dengan ramah. Suara itu memperkenalkan diri sebagai A.I.S.T.E.N.A., sebuah sistem kecerdasan buatan yang tertanam di dalam otaknya.
A.I.S.T.E.N.A. menjelaskan bahwa Dunrice telah terlahir kembali ke masa lalu, 10 tahun sebelum masa suramnya.
Dunrice, yang dipenuhi tekad untuk mengubah masa depannya, mulai memanfaatkan kemampuannya dengan bantuan A.I.S.T.E.N.A. Ia berlatih keras, membangun kekayaan, dan mendirikan sebuah perusahaan raksasa. Keberhasilannya mengantarkannya ke puncak dunia bisnis, membungkam semua orang yang pernah meremehkannya.
Di tengah kesuksesannya, Dunrice juga bertemu dengan berbagai wanita cantik dan menarik. Terjalinlah kisah cinta yang rumit dan penuh intrik.
Namun, di balik gelimang kemewahan dan cinta, Dunrice masih dihantui masa lalunya. Ia harus menghadapi musuh-musuh yang ingin menghancurkannya, dan mengungkap rahasia di balik sistem A.I.S.T.E.N.A. yang tertanam di kepalanya.
Bisakah Dunrice mengubah takdirnya? Bisakah dia mencapai puncak dunia bisnis, cinta, dan kekuasaan?
Ikuti kisah Dunrice, sampah masyarakat yang terlahir kembali dengan sistem AI, dalam novel "Sampah Masyarakat dengan Sistem AI", genre action, romance, bisnis, terlahir kembali ke masa lalu, dan harem.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HUDAXS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 11: Serangan Balik
Lokasi: Markas Organisasi Pemberontak
Tokoh:
Dunrice: CEO muda dan jenius di bidang teknologi informasi.
Anya: Sahabat Dunrice dan programmer handal.
Artemis: Peretas misterius yang membantu Dunrice dan Anya.
V.I.: Agen rahasia yang bekerja untuk organisasi pemberontak.
Pemimpin Pemberontak: Pemimpin organisasi pemberontak yang menentang Tanaka Corporation dan Project Umbra.
Dr. Li: Kepala ilmuwan di organisasi pemberontak.
Cerita:
Ruang Strategi
Di ruang ruang strategi), para pemberontak berkumpul mengelilingi sebuah meja holografik yang menampilkan peta 3D markas besar Miller Tech, tempat laboratorium penelitian Project Umbra berada. Pemimpin Pemberontak mengetuk hologram tersebut, menampilkan denah bangunan dan sistem keamanannya.
"Serangan frontal akan terlalu berisiko," ujar V.I., suaranya tegas. "Penjagaan di markas Miller Tech sangat ketat. Kita perlu strategi yang lebih cerdas."
Dunrice setuju. "Sistem keamanan mereka pasti dilengkapi dengan teknologi AI yang canggih. Kita perlu cara untuk melewati atau setidaknya melumpuhkan sistem itu."
Anya mengangguk. "Data yang dicuri Artemis mungkin berguna untuk itu. Mungkin ada celah atau backdoor yang bisa kita manfaatkan."
Pemimpin Pemberontak mengalihkan pandangannya ke Dr. Li, kepala ilmuwan pemberontak yang dikenal jenius dan eksentrik. Dr. Li, seorang wanita kurus dengan kacamata berbingkai tebal, sedang sibuk mengetik di laptopnya.
"Aku sedang menganalisis data Project Umbra," ujar Dr. Li, suaranya bersemangat. "Dan aku menemukan sesuatu yang menarik. Inti dari teknologi AI mereka adalah sebuah program yang disebut 'Jaringan Indra.' Program ini memungkinkan AI mereka untuk mengakses dan memproses informasi secara instan dari seluruh jaringan yang terhubung."
Dunrice mengerutkan kening. "Jaringan Indra? Kedengarannya ambisius."
"Memang," kata Dr. Li. "Tapi ada kelemahannya. Jaringan Indra membutuhkan koneksi internet yang stabil dan berkecepatan tinggi. Jika kita bisa memutuskannya, maka AI mereka akan menjadi buta dan tuli."
Harapan tiba-tiba muncul di mata para pemberontak. Memutuskan Jaringan Indra bisa menjadi kunci kemenangan mereka.
Pelatihan Intensif
Dunrice, Anya, dan Artemis menjalani pelatihan intensif selama beberapa hari berikutnya. V.I. melatih mereka dalam taktik infiltrasi dan pertarungan jarak dekat. Mereka dilatih untuk bergerak secara senyap, menghindari jebakan, dan mengalahkan penjaga dengan efisien.
Dunrice, dengan bantuan sistem AI-nya, dengan cepat menguasai kemampuan tempur tersebut. Anya menggunakan keahlian hacking-nya untuk meretas sistem keamanan virtual yang digunakan dalam pelatihan. Sedangkan Artemis, dengan keahlian hacking di dunia nyata, berlatih menyusup ke jaringan dan menanam virus.
Malam Serangan
Malam penyerangan pun tiba. Hujan gerimis membasahi kota, menambah kesunyian dan ketegangan di markas pemberontak. Para pemberontak, yang mengenakan pakaian tempur serba hitam, berkumpul di ruang persiapan, wajah mereka dipenuhi determinasi.
Pemimpin Pemberontak memberikan pengarahan terakhir. "Target kita adalah memutus Jaringan Indra. Dunrice dan Anya akan memimpin infiltrasi ke markas Miller Tech. V.I. dan timnya bertugas memberikan dukungan dari luar. Sedangkan Artemis, kau akan menyusup ke jaringan mereka secara virtual dan menanam virus perusak."
Dunrice dan Anya saling menatap, lalu mengangguk mantap. Mereka sudah siap mempertaruhkan nyawa demi menghentikan Project Umbra.
Menuju Miller Tech
Dengan menggunakan kendaraan van yang telah dimodifikasi, para pemberontak bergerak menuju markas besar Miller Tech. Dunrice mengemudikan van tersebut, sementara Anya mengamati situasi melalui monitor yang menampilkan feed dari drone pengintai yang diterbangkan Artemis.
V.I. menghubungi mereka melalui komunikasi radio. "Kami sudah mengamankan perimeter," lapornya. "Kalian bisa masuk."
Dunrice memarkirkan van di tempat yang tersembunyi, lalu bersama Anya keluar menuju pintu masuk markas Miller Tech yang gelap. Mereka berdua bertukar pandang, dan Anya meletakkan jarinya di pelipis Dunrice, mengirimkan kode akses yang telah dia retas sebelumnya.
Dunrice mengaktifkan sistem AI-nya, dan matanya bersinar biru. Dia menyentuh pintu masuk, dan panel kontrol menyala. Dengan beberapa gerakan cepat, dia melewati firewall keamanan dan membuka pintu.
Babak Baru Dimulai
Dunrice dan Anya masuk ke markas Miller Tech yang sunyi. Sensor di