gagal nya pernikahan pertama belum membuat ku jera akan hidup berumah tangga. aku menerima lamaran seorang laki-laki yang baru saja ku kenal ku fikir dengan aku menikah lagi kehidupan ku bisa terjamin dan bahagia, ternyata aku salah kini pernikahan ke dua ku juga berderai air mata.
apakah pernikahan Ayu yang kedua masih bisa di perbaiki atau gagal lagi seperti pernikahan pertamanya.
yuk langsung baca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nada gita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
Tidak mendapat respon dari Widia, membuat Raka melirik Widia.
"Kenapa? ". Tanya Raka bingung..
" Ada gerangan apa Mas? ". Tanya balik Widia dengan raut wajah tak bersahabat.
Raka tak ingin bertengkar hanya karna masalah sepele seperti ini, " Sudah lah Wid, pokok nya pulang nanti bareng Mas! ". Raka yang kekeh dengan kehendak nya sendiri.
Widia diam, ia tak mau ambil pusing dengan Raka.
Akhir nya sampai juga mereka di klinik beauty milik Widia.
Widia turun dari mobil tampa mengucapkan sepatah kata pun pada Raka suaminya itu, Raka duak saja melihat tingkah laku Widia.
Setelah Widia sudah turun dari mobil Raka belum berniat pergi dari sana, sampai akhir nya Widia sudah masuk ke dalam klinik nya.
Tanpa di sadari Raka, jika Widia melihat nya dari dalam dari balik kaca yang di dalam ruangan nya.
Mood Widia tiba-tiba saja tidak enak, ia tidak fokus dalam bekerja, Widia pun memutuskan untuk pulang terlebih dulu.
" Saya pulang duluan ya". Ucap Widia pada Jeje pegawainya.
"Iya Mbak". Jawab Jeje
Setelah izin pulang awal, Widia keluar dari klinik ia baru ingat kalau ia tidak bawa mobil, Widia pun mengambil ponsel di dalam tas tangan nya, lalu membuka aplikasi grab, setelah itu ia pun memesan grab.
Tak perlu menunggu lama akhir nya grab pesanan nya pun datang, Widia langsung masuk ke dalam mobil, mobil berjalan memecah jalan ibukota menuju tempat tujuan.
Fikiran Widia kosong, saat ini sangat sulit bagi nya mencerna apa pun, Widia ingin menjauh dari Raka namun status mereka masih suami istri yang sah di mata hukum.
Rasa nya sangat sakit sekali.
Setelah menempuh jarak waktu 45 menit lebih, akhir nya sampai juga di kediaman nya, Widia membayar uang grab, setelah itu ia pun turun dari dalam mobil.
widia masuk tampa menghiraukan panggilan Mang Dadang, setelah masuk pun Widia langsung berjalan tampa menghiraukan Mbok juga yang menyapa nya.
Widia masuk ke dalam kamar, dan langsung merebah kan tubuh nya ke atas kasur.
Air mata yang ia harapan kan tidak jatuh, namun kini jatuh juga, Widia berusaha memejam kan mata nya menahan air mata agar tidak lolos dari pelupuk mata nya.
Raka pov.
Akhir nya pekerjaan nya selesai dengan cepat, ia pun buru-buru pulang untuk menjemput Widia di klinik terlebih dulu.
Sesampai nya di klinik Beauty Widia, Raka memberhentikan mobil nya di depan, lalu turun dan berjalan masuk ke dalam klinik.
"Widia nya ada? ". Tanya Raka pada Jeje yang menunggu meja kasir yang berada di depan.
" Mbak Widia nya sudah pulang duluan Mas! ". Kata Jeje sopan.
Mendengar pengakuan dari Jeje pegawai nya Widia, Raka pun keluar langsung dan berlari ke arah mobil nya lalu masuk ke dalam mobil.
Raka menghidupkan gas mobil, lalu melajukan memecah jalan ibukota, menuju rumah Widia.
Dengan kecepatan sedang, Raka mengendarai mobil karna jalanan padat oleh setiap pengendara roda empat mau pun roda dua.
Karna hari semakin sore itu lah sebab nya banyak orang yang berlalu lalang, ada yang pulang ada yang baru keluar, dan ada banyak lagi.
Jarak waktu yang biasa nya di tempuh Raka dengan cepat, ini malahan membuat nya berada hampir satu jam'an di jalan.
Kini mobil Raka sudah sampai di perkarangan rumah nya dan Widia, Raka menuju garasi mobil setelah itu ia pun turun dari dalam mobil, berjalan masuk ke dalam rumah.
Hari semakin sore saja, Mbok dan Mang Dadang kembali ke paviliun yang berada di samping rumah.
" Nyonya sudah pulang Mbok? ". Tanya Raka dengan keberadaan Widia.
" Iya Tuan, Nyonya berada di atas di dalam kamar nya! ". Ujar Mbok memberitahu Tuan nya Raka.
" Baik lah Mbok". Kata Raka, Raka berlalu pergi ke ruang keluarga, sedangkan Mbok kembali pulang ke paviliun bersama suaminya Mang Dadang.
Raka duduk bersantai di dalam ruang keluarga menonton acara TV, sambil menunggu Widia turun dari atas dan makan bersama.
Sedang asik menonton TV, Raka mendengar langkah kaki seseorang seprti nya itu langkah kaki Widia yang menuruni anak tangga.
Raka pun menoleh ke belakang dan benar saja di dapati nya Widia yang turun dan sudah mengganti pakai nya dengan pakaian santai.
"Wid". Panggil Raka.
Widia jutek rasa nya sangat malas sekali menjawab panggilan Raka, sebenarnya sudah di lihat Widia dari atas kalau ada Raka, namun entah mengapa ia tetap ingin turun ke bawah.
"Kenapa belum pulangke rumah istri kedua mu Mas? ". Perkataan yang keluar dari mulut Widia.
Widia pun ikut duduk di sofa ruang keluarga.
" Malam ini Mas Akan tidur ke sini! ". Jawab Raka dengan santai nya berkata seperti itu tampa rasa bersalah.
Widia terkejut dengan kata-kata yang keluar dari mulut Mas Raka barusan.
" Wahhh sejak kapan Mas ingin tidur di sini lagi, atau jangan-jangan Mas dan istri kedua Mas lagi berantem! ". Ujar Widia lembut namun menekan nya.
Raka mencoba tenang dan tidak terpancing dengan emosi nya.
" Sudah lah Wid, Mas akan berlaku adil pada kalian berdua! ". Ujar Raka dengan lembut.
" Berlaku adil kamu bilang Mas, adil! ". Ucap Widia dengan intonasi yang sedikit tinggi.
" Kamu dengarkan aku baik-baik, aku tidak akan pernah sudi berbagi suami! ". Teriak Widia sengaja meninggikan suara nya.
" Dan kamu harus tau Mas, setiap malam, setiap hari aku harus berperang melawan fikiran ku sendiri dan menangis di balik pintu kamar dengan sunyi nya malam. Sakit Mas! ". Kata Widia lagi.
Raka masih dengan ego nya, ia tak mengerti dengan perasaan Widia.
" Mas akan berlaku adil, Wid! ". Lagi-lagi Raka berkata seperti itu.
" Adil...adil...kamu bilang akan berlaku adil Mas, kamu jahat Mas. Akkk! ". Teriak Widia, ia tak habis fikir dengan Raka yang masih berusaha mendapat kan kedua istrinya.
" Tidak Mas, hanya wanita pilihan yang ikhlas dalam suami nya berpoligami, dan ya aku tidak termasuk wanita-wanita itu. " Ucap Widia lagi, kini air mata nya tak mampun terbendung lagi oleh nya.
"Dan kamu juga harus tau Mas, setia hari aku selalu ingin mencoba untuk melakukan hal yang di luar nalar ku, hiks...hik...hiks...". Kata Widia.
" Sudah Wid! ". Ucap Raka mencoba menenangkan Widia istri nya.
" Ceraikan aku Mas! ". Bentak Widia penuh emosi.
" Akkkk...sampai kapan pun aku tidak akan pernah menceraikan kamu Widia. " Murka Raka mendengar perkataan cerai dari Widia.
"Hahahah. Kalau begitu cerai kan istri kedua mu itu! ". Ucap Widia lagi, tertawa sambil menangis.
Plak...
" Tidak! ". Raka memukul meja di depan nya, Raka sudah berusaha menahan emosi nya namun runtuh juga.
Melihat hal itu, membuat Widia langsung memecah kan barang-barang yang berada di samping nya dengan sangat marah.
ayo widia cari kebahagiaan sendiri 😊
pengen raka kena karma aja deh 😅
tolong kasih jodoh lain buat widia thor 🙏🏻😘