NovelToon NovelToon
Love Journey In September

Love Journey In September

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Putri Nabila

Dikala kehidupan yang kamu jalani tidak berjalan dengan apa yang kamu mau, hanya bisa berharap bahwa ada keajaiban untuk memberikan kebahagiaan. namun siapa sangka bahwa ada kejutan di hari-hari yang kamu jalani, di awali masa sekolah yang berwarna dengan masalah percintaan yang membuat menjadi gundah. akankah mereka bisa kembali bersama???

*Pantengin keseruan mereka dengan para tokoh yang emosional.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nabila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Love triangle

~ Memilikimu adalah halusinasi, kamu objek yang nyata namun terasa fatamorgana.

Seorang pemuda yang telah memutuskan panggilan langsung fokus pada kerjaanya, sehingga berapa menit dari arah luar sudah ada ketukan dari seseorang. sosok yang telah di panggil bosnya itu langsung berdiri di hadapanya dengan postur tegak tidak lupa dengan senyuman manis di sudut bibirnya

"Ada yang bisa saya bantu Pak?"

Pemuda yang menjabat jadi bosnya itu langsung menatap Nayesha dengan santai,

"Apa pekerjaanmu telah selesai?"

Nayesha tidak menjawab melainkan hanya terdiam bingung, dengan pertanyaan yang tiba-tiba bos nya katakan.

"Ah! bisakah kamu membelikan ku makanan?"

Lalu aku yang paham langsung menjawab, "Tentu."

"Belikan saya 3 burger dengan sayuran tanpa mayones, lalu beli donat yang varian rasa tapi jangan ada donat chocolate. terus kamu beli kentang goreng harus di masak sampai kering." lontarnya panjang lebar sambil menekan kan setiap kalimatnya, aku pun hanya mengangguk saat dirinya menjelaskan secara cepat.

"Hoh iya jangan lupa minumannya." Aku yang hendak pergi namun Ahza berbicara kembali, "Dan juga kamu belinya jangan di kota ini kalo bisa, dan juga kamu tidak boleh menggunakan lift, harus menggunakan tangga darurat."

Sedetik kemudian Ahza mendesah pelan lalu berbicara, "Tidak usah buru-buru untuk membelinya apa kau mengerti?"

Melihat Pak Ahza yang sudah menatapku dengan segera aku menormalkan ekspresiku dengan mengerti, "Iya Pak!"

Langsung bergegas keluar dari ruanganya dengan sedikit menggerutu, kenapa harus berjalan melewati tangga? haish! bisa-bisa aku pulang akan memijitkan kaki.

Pemuda yang tengah berada di ruangan Netland Investment yang rapi dan juga bersih berjalan menyelusuri setiap tempat-tempat yang ada di sini. para perempuan yang melihat pemuda asing di kantor membuat mereka pada berbisik-bisik membicarakannya, ada juga yang tersenyum untuk menyapa pemuda tersebut.

Pemuda itu yang merasakan di bicarakan tidak mempedulikannya dan bergegas berjalan menuju ruangan Ahza. tiba di suatu ruangan dirinya berjala pelan untuk masuk kedalam hingga melihat seorang pemuda yang tengah sibuk pada pekerjaan tersadar bahwa ada seseorang datang ke ruanganya. Ahza yang melihatnya langsung memberhentikan aktivitasnya lalu berdecak pelan melihatnya,

"Kenapa kau tiba-tiba datang."

Pemuda itu langsung membalas dengan membalikan pertanyaan,

"Kenapa? apa ada yang menggangumu?"

Ahza langsung membuang pandangan dan tidak menjawabnya, pemuda yang bernama Stefon Diven langsung duduk di sofa dengan berdecak kagum saat pandanganya mengelilingi ruangan milik Ahza.

"Wah! tidak ku sangka, kau sudah banyak berubah."

Ahza hanya mendengarnya, baginya memang benar semenjak mengelola kantor kakeknya dirinya hanya di sibukkan dengan pekerjaan.

Ahza langsung membalas datar, "Ya kau benar."

Diven langsung mendelik mendengar mendengar jawaban darinya, padahal sudah memuji dirinya tapi tak ada jawaban yang lebih bagus dari itu. namun Diven tiba-tiba teringat sesuatu, Ahza yang melihat itupun menatap bingung saat melihat ekspresinya,

"Owh iya, di mana pegawaimu yang kemarin aku lihat di pameran?"

"Lebih baik kau pergi saja dari kantor ku." usir halus untuk Diven.

"Apa kau menyembunyikan dari ku?"

Ahza dengan jengah langsung bangkit dari kursi untuk menyeret tubuh Diven.

"Keluar, aku sedang sibuk."

Diven yang tengah di tarik oleh Ahza mendengus sebal, belum sempat membalas pintu ruanganya sudah di tutup rapat olehnya.

Di lain tempat, Nayesha yang sedang berjalan terburu-buru dengan semua makanan dan minuman yang di beli, melihat jam di pergelangan tangan sudah menunjukkan waktu makan istirahat. dengan segera bergegas berjalan terburu-buru untuk melewati tangga darurat untuk bisa sampai ke ruangan bosnya. tepat di depan ruanganya Nayesha menormalkan deru nafasnya akibat menaiki tangga dari lantai bawah sampai ke lantai 6, walaupun tidak di perintahkan tidak usah terburu-buru namun prinsipnya jika ditugaskan harus cepat di selesaikan.

Selepas kepergian Diven, Ahza termengu memikirkan ucapan darinya entah kenapa Diven sangat tertarik pada pegawainya? Nayesha yang masuk ke dalam melihat bosnya yang masih sama dengan posisi yang ditemuinya, Ahza yang sedikit terganggu langsung menatap Nayesha yang masih memegang sebuah kotak makanan.

"Ini Pak! pesanan yang Bapak minta." Ahza menatap Nayesha yang berkeringat langsung bangkit dari kursi dan mendekatkan wajahnya ke arahku. Nayesha yang melihat sikap spontan dari bosnya hanya menatap penuh bingung, apa diriku membuat kesalahan? Ahza yang melihat ku terdiam langsung mengalihkan dengan cup minuman dan langsung meneguknya.

"Terimakasih." Sambil berjalan kembali duduk di kursi miliknya.

Ahza yang tersadar langsung melirik ke arah ku yang belum bergeming, "Saya sudah kenyang, jadi bawa pergi saja."

Setelah mengatakan itu Ahza langsung berkutat pada lembaran dokumennya, Nayesha hanya melongo dalam hati saat Pak Ahza memintaku untuk membawa kembali pesanan yang dia minta.

Aku pun menundukkan kepalaku singkat sambil melirik bosnya yang sedang fokus pada pekerjaanya, keluar dari ruangan lalu terdiam meratapi nasib dengan menghela nafas pelan sambil menggerutu dalam hati, Sungguh! menyebalkan hari ini.

Wanita yang tengah tersenyum untuk menemui pacarnya untuk memberi kabar kejutan untuknya, tidak berselang lama dirinya sudah datang ke apartemen namun pemiliknya tidak ada di rumah. perempuan itu menelepon tak lama ekspresinya sedih saat mengetahui pacarnya sedang sibuk dengan pekerjaan di luar. tak lama knop pintu bergerak membuat wanita itu bersembunyi di balik lemari. mendengar suara dari luar membuatnya penasaran, dirinya mengintip dengan sedikit membuka pintu lemari lalu menampakkan kedua orang yang dia sangat mengenalinya.

Nafasnya memburu saat melihat sentuhan panas dari keduanya membuat dirinya untuk tidak ingin melihatnya. berapa jam bersembunyi akhirnya suara knop pintu terbuka ternyata perempuan itu sudah pergi. wanita itu langsung keluar dari tempat persembunyian dan berjalan gontai dengan pikiran kacau, lalu tak lama wanita itu refleks membuka suara membuat pacarnya terkejut melihatnya.

"Kau membohongiku?"

Pemuda yang masih berdiri di depan pintu langsung mematung saat mendengar suara dari belakang punggungnya, benar saja lelaki itu melihat ke arah wanita yang tengah berdiri tanpa berekspresi apapun.

Wanita itu melihat pacarnya yang tidak bergeming membuatnya kembali berbicara, "Kenapa?" katanya lirih namun tidak balas olehnya.

"Kenapa kau melakukan ini kepadaku?!" Amarahnya semakin memuncak saat bayangan pacarnya sedang bercumbu dengan perempuan lain, hingga lelaki itu membuka suara,

"Mallory..."

"Apa kau tidak menyukaiku?" cakapnya sambil menekankan kalimatnya dengan ekspresi sayu di wajahnya.

"Aku mencintainya."

Mallory langsung melemas dan bibirnya juga tak kuasa untuk berbicara, pacarnya tidak tahu kalo dirinya hamil seakan sudah mencampakkan dirinya.

"Maaf." Setelah mengatakan singkat lelaki itu langsung pergi dari apartemen dengan meninggalkan wanita bumil itu yang sedang menahan gejolak.

Dengan perasaan marah Mallory langsung membuang barang di sekitarnya hingga pecah dan berserakan di mana-mana. Mallory terduduk lemas dan mengelus perutnya tak lama dirinya terkekeh sambil menghapus air matanya, dasar cowo brengsek beraninya kau mencampakkan ku!

****

"Apa kau mau pulang bersama?"

"Tidak! dia pulang bersamaku."

"Loh kenapa bisa seperti itu?"

"Tentu saja Karena dia pegawai ku."

Suara debatan dari kedua pemuda yang tengah mempeributkan siapa yang akan mengantarkan Nayesha pulang ke rumah. Nayesha hanya menatap jengah melihat Ahza dan juga Diven yang ribut di halte bus, apa mereka bercanda? dengan masih berpakaian kantor mereka berdebat seperti anak kecil. ponsel Nayesha bergetar saat Izora menelepon, segera untuk mengangkat sambil berjalan meninggalkan kedua pemuda yang masih beradu mulut. tak lama kedua pemuda itu tersadar bahwa Nayesha sudah tidak ada langsung berdecak pergi masing-masing dengan mobilnya.

Nayesha yang datang ke sebuah kafe langsung terdapat Izora yang sudah menunggu sambil memainkan ponselnya, tak lama Izora membuka suara membuat Nayesha tercengang saat Izora memulaikan ceritanya.

Nayesha terdiam lalu memikirkan tentang pertemuan dengan perempuan misterius yang di tabrak olehnya tempo hari,

"Nona apa kau memikirkan sesuatu?"

"Waktu itu aku tidak sengaja melihat sosok perempuan misterius namun ada yang aneh saat aku melihat tatapanya."

Izora terdiam sama dirinya juga pernah melihat sosok misterius saat membuntuti Shereen. ingatkan saat Ibunya Izora masuk rumah sakit? Nayesha bercerita pada Izora untuk mengikuti Shereen untuk membalas perilakunya. selama 3 hari Izora selalu memberi kejutan setiap di pagi hari yang membuat harinya menjadi sial, namun ada seseorang yang juga mengikuti secara diam-diam.

"Ku rasa ada yang membenci selain kita." lontar Izora membuat Nayesha bergumam pelan, "Apa akan terjadi sesuatu?"

Keesokan harinya perempuan yang telah selesai ritual mandinya mendengar ada ketukan dari luar langsung berdecak kasar, siapasih yang pagi-pagi yang sudah menggangu? bergegas ke arah pintu untuk membukanya sontak seseorang mendorong dengan sangat cepat hingga tersudut di tembok membuatnya meringis. dirinya menatap tajam melihat sosok pelaku yang mencengkram leher dengan mata menyerengit melihat kedua bola matanya, seperti mengenalinya.

Perempuan yang di cengkram lehernya langsung memberontak dengan menendang perut sosok itu hingga mundur ke belakang. perempuan itu langsung memgang lehernya yang merah dan melayangkan tatapan tajam hingga sosok itu membuka tudung jaketnya.

"Ma-Mallory?" ujarnya terkejut membuat Mallory tersenyum miring di wajahnya.

"Apa kau terkejut?" Dengan nada rendah sambil berjalan mendekati dengan tatapan sinis untuknya.

"Apa kau takut? di mana jiwa pembulyan mu eh." cibirnya saat melihat lawannya bingung dengan perilaku Mallory.

"Kau pun sama halnya pembuly seperti ku." tukasnya membuat Mallory tertawa kencang.

Mallory ikut bergabung menjadi pembuly pada zaman sekolah karena perilakunya tomboy, dan juga dirinya membenci kepada orang yang lemah. satu ketika dirinya masuk anggota bullying dan berteman dengan keempat temannya termasuk penghianat di hadapanya. tetapi sikap Mallory acuh tak acuh bisa bersikap kejam, kadang dirinya juga malas untuk membuly orang bisa di bilang hanya menonton teman-temannya berkelahi.

"Jagalah dirimu sebelum seseorang mengambilnya." Setelah mengatakan peringatan untuknya Mallory pergi keluar dari perkarangan rumahnya, mencari cara lain selain kekerasan dan tidak boleh egois karena hidupnya tak sendiri melainkan ada anak yang di kandunganya.

Tiga hari berlalu pegawai yang ada di toko kebingungan saat seorang datang membuat keributan di luar, sehingga pegawai perempuan menelepon bosnya membahas hal ini, tak berselang lama pemuda datang menghampiri sumber keributan,

"Ada apa ini?"

"Silahkan anda tinggalkan tempat ini."

Sosok pemuda yang bernama Renald langsung melebarkan matanya,

"Jangan mengada-mengada, sebelum saya laporkan ke polisi!"

Lelaki itu memberikan gulungan kertas hingga Renald membaca dengan seksama.

"Ini palsu! saya tidak menjual toko saya." erang nya namun lelaki itu tidak menggubris dan menyuruh Renald tetap harus meninggalkan tokonya.

Tetapi Renald terus berprotes, "Pak ini surat palsu karena surat toko masih ada di tangan saya."

"Saya tidak mau tahu besok toko ini menjadi hak saya!"

Setelah mengatakan itu lelaki tersebut pergi hingga Renald menjerit Frustasi. Renald pergi mengendarai mobilnya untuk memastikan sesuatu. saat tiba di apartemen dirinya mencari surat toko miliknya di tempat rahasia yang hanya dirinya saja yang tahu. melihat surat simpanannya hilang membuatnya menggeram dengan menarik rambutnya frustasi. sedangkan di suatu tempat seseorang tersenyum sambil menikmati teh hangat di tangannya lalu sosok itu tersenyum puas, kira-kira apa yang dipikirannya???

****

Sosok misterius datang mengunjungi rumah sakit dengan membawa bunga di tangannya, langkah kakinya sedikit cepat untuk tiba di kamar pasien. tak lama sosok itu tersenyum saat melihat wanita sedang terbaring di ranjang. sang empu merasakan seseorang datang langsung membuka matanya melihat sosok sosok misterius mendekat ke arahnya, sang empu ingin memanggil bantuan sudah di cegat oleh sosok tersebut membuat ruangan menjadi mencekam.

"Ada apa? aku membawa bunga cantik sepertimu bukan?" Perempuan yang memakai pakaian rumah sakit melihat bunga yang di tanganya sudah layu, namun dia mengatakan kalo bunga tersebut cantik? sang empu bangun untuk menjauh darinya namun sia-sia dirinya sudah di cekal lebih dahulu.

"Mau kemana? bersenang-senang lah dulu bersamaku." kata nya Dingin hingga sang lawan mendorong kasar tubuhnya.

"Rupanya kau sangat agresif." cakapnya sambil mencengkram lengannya membuat Perempuan berpakaian rumah sakit menahan marah dan mencoba melukai pergelangan tangan sosok tersebut.

"Haish! kau melukaiku?!"

Sosok itu melihat pergelangan tangannya berdarah dengan segera membuka topengnya hingga menampilkan ekspresinya hingga sang empu terkejut.

"Kau?!"

****

Hari selasa, pukul 07.00

Pemuda yang tengah bersih-bersih rumah, beberapa kebelakangan ini dirinya sering minum di rumah sehingga botol-botol berserakan membuatnya berdecak pelan melihatnya. niatnya ingin membuang sampah di kejutkan dengan sosok yang tengah berdiri di luar rumahnya, pemuda itu terdiam hingga sosok itu membalikkan badannya.

"Mallory?"

Pemuda itu melihat penampilan Mallory yang acak-acakan segala sisi rambut dan wajahnya, pemuda itu mengajak Mallory masuk ke dalam teras untuk berbincang di dalam.

"Bisakah kau membantuku?" Melihat pemuda itu menyerengit bingung membuat Mallory langsung menjelaskan permintaan kepadanya untuk mengajak Renald minum bersama lalu tanyakan tentang surat toko miliknya.

Sang empu tidak bergeming, mungkin dirinya masih belum mengerti dengan semuanya.

"Jika kau mau aku akan membaginya setengah untukmu."

Pemuda itu langsung menyahut, "Kenapa kau menginginkan surat Renald?"

Mallory menjawab dengan sedikit berbohong, "Karena dia mempunyai banyak utang kepadaku."

Pemuda itu bergeming untuk mempertimbangkan kembali dengan tawaran dari cewe tomboy di hadapanya, memang sang empu juga lagi membutuhkan uang karena dirinya habis di phk sejak beberapa hari yang lalu.

Mallory mengerti dengan sang lawan untuk memberinya waktu, "Baiklah, segera hubungi ku Tiar."

Sejak saat itu Tiar menyetujui membawa Renald ke bar, tidak susah untuk mengajaknya apalagi Tiar sudah menjadi teman akrabnya Renald. Tiar yang sudah memberikan ku pesan bahwa dirinya sudah berhasil mendapatkannya. Mallory segera menuju lokasi untuk menjalankan rencananya dengan mengambil surat miliknya lalu menjualnya, Ya Mallory yang menjual surat milik Renald untuk mendapatkan uang, ini bukan salah ku perbuatan Renald memang harus dibayar apa yang sudah di lakukan kepada Mallory.

Setelah terjual, Mallory memberikan bagian untuk Tiar lalu tersenyum puas saat memikirkan Renald yang tidak berdaya dan tidak mempunyai apapun sekarang, ah! hidup adil seperti ini memang menyenangkan, gumam Mallory sambil menikmati sinar matahari pagi untuk kesehatan tubuh.

*Tbc...

#Terimakasih sudah membaca silahkan melanjutkan bab selanjutnya yang akan di publish oleh author

1
➳βC᭄☠Agatha➳☠ᴍ֟፝ᴀғɪᴀ
ayo saling dukung kak ..gantian mampir ya....
butterfly.bloom: Siap 🔥
total 1 replies
Naruto Uzumaki
Kurang tidur hanya untuk baca cerita ini, sekarang tolong cepat update
butterfly.bloom: Terimakasih sudah mampir🙏,,,,Bab selanjutnya sudah ada ya kak
total 1 replies
Marii Buratei
Bagus banget ceritanya, thor jangan berhenti menulis ya!
butterfly.bloom: siap🔥
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!