NovelToon NovelToon
TAWURAN

TAWURAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen Angst / Teen School/College / Persahabatan
Popularitas:14.3k
Nilai: 5
Nama Author: BellaBiyah

Novel ini bercerita tentang Gita dan kawan-kawan yang merantau ke Ibu Kota untuk menempuh pendidikan. Siapa sangka? Gita yang sewaktu SD pernah membuli seorang pria culun, kini dipertemukan kembali dengan pria itu dalam situasi yang berbeda. Tawuran merupakan gerbang pertemuan mereka.

Sean, nama pria itu. Gita tak ingin membuka kisah lamanya, namun Sean terus mengganggu gadis tersebut. Hingga akhirnya Gita membuka suara mengenai kejadian di masa lalu. Gita mengakui bahwa Ia tertarik pada Sean di waktu kecil. Sayangnya, Gita yang sejak itu sedang menghadapi ketidakharmonisan keluarga, tidak mampu mengekspresikan rasa sukanya terhadap Sean. Sehingga, ia lebih memilih untuk membuli pria itu dan menciptakan trauma berat yang sulit disembuhkan untuk keluarga Sean sendiri.

Haruskah Sean memaafkan Gita? Ataukah cinta Gita akan bertepuk sebelah tangan selamanya?

Baca kisah lengkapnya di dalam cerita ini 😘

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BellaBiyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

33

"Gue suka sama lo!" Kalimat itu terngiang-ngiang di kepala Febi.

Ia berbaring di kasurnya dan terkejut karena Gita membuka pintu kamar.

"Git!" panggil Febi.

"Kenapa? Lo diterima juga 'kan? Gue liat story WA-nya Wira! Gokil! Kita satu kampus!" pekik Gita.

"Git!" panggil Febi lagi.

"Kenapa? Lo nggak seneng? Apa bokap lo maksa lo buat balik? Atau lo masih takut sama kejadian kemaren?" tanya Gita.

"Bang Wira nembak gue," ucap Febi membuat Gita terperangah.

"Kok bisa?! Terus lo dibawa ke rumah sakit nggak? Pelurunya gimana?!" ejek Gita sambil memutar-mutar tubuh Febi.

"Diiih! Ditembak cinta gitu, Git!" omel Febi.

Gita malah tertawa. "Gue udah tau dari lama! Dia suka sama lo!" balasnya.

"Tau dari mana?" tanya Febi.

"Dari gelagatnya! Dia nggak pernah 'kan marahin lo?! Dia cuma berani marahin gue sama Jenna! Ketara banget kalo dia suka sama lo! Dia juga sigap siap siaga kalo lo kenapa-kenapa! Dia juga bantuin lo dari Jodi! Dia rela antar-jemput lo, padahal sekolah lo ada di ujung kutub selatan! Dia juga rela masak sampai beberapa kali, cuma buat pisahin masakan yang 'nggak ada bawangnya' khusus buat lo!" jelas Gita.

"Masa sih?! Kok gue ngerasa biasa aja?" balas Febi.

"Mata lo terlalu polos dan hampir-hampir mepet ke buta atau katarak gitu! Makanya lo nggak liat!" balas Gita.

"Jadi lo terima nggak?" tanya Gita yang mulai penasaran.

"Belum gue jawab! Soalnya dia bilang jawabnya ntar aja pas gue udah resmi jadi mahasiswi, biar gue cukup umur buat pacaran," ucap Febi dengan polosnya.

Gita menarik ujung bibirnya tak percaya pada plot twist yang Febi berikan. "Gue bingung deh sama itu orang, otaknya pernah dipake buat apaan sih? Buat nyensor drama dewasa, apa gimana? Ini itu semuanya harus cukup umur!" omel Gita.

"Gue jadi bingung, Giiit!" rengek Febi.

"Kenapa lagi?" tanya Gita.

"Gue jadi malu kalo ketemu Bang Wira!" ucap Febi.

"Lo nggak suka sama dia?" tanya Gita lagi.

"Bukan gitu! Gue kayak malu aja! Soalnya gue tau kalo dia suka sama gue! Gue nggak pernah diginiin dari cowok! Masa ditembak, tapi gue nggak jawab dan harus ketemu setiap hari, kayak aneh aja!" ucap Febi.

"Lo yang aneh!" balas Gita dengan wajah datar.

"Kok gue?" balas Febi.

"Ya iyalah! Dia udah suka sama lo dari tahun jaman kerajaan Sriwijaya! Dan lo baru malu sekarang?!" umpat Gita.

"Jangan lo bilang ke siapa-siapa ya?! Gue malu soalnya!" pinta Febi.

"Eleh! Lo mah 'jingin biling siyipi-siyipi yi!' ujung-ujungnya lo sendiri yang cerita ke orang-orang!" omel Gita.

"Emang gue kayak gitu?" tanya Febi.

"Nggak tau deh, Feb!" balas Gita.

"Terus gue mesti gimana kalo ketemu dia?" tanya Febi lagi.

"Lo pukul kepalanya!" ucap Gita dengan jengkel dan ke luar. Tak sanggup ia menghadapi Febi.

Sedari dulu, berdebat dengan Febi adalah hal yang paling menjengkelkan untuk seorang Gita. Ia memilih untuk memasuki kamar Jenna.

"Gue lagi ganti baju, Gila!" teriak Jenna yang terkejut karena Gita membuka pintu kamarnya. Tanpa peduli, Gita langsung berbaring di kasur.

"Kayaknya si Febi bakalan punya pacar nih, aroma-aromanya kayak ada bau kebodohan dan bucin lagi," ucap Gita.

"Febi?! Sama siapa?! Kok dia nggak cerita?" tanya Jenna yang baru saja selesai mengganti seragam sekolahnya dengan pakaian santai.

"Dia cerita ke gue, barusan," ucap Gita.

"Kok nggak cerita ke gue?" tanya Jenna lagi.

"Paling ntar dia juga cerita ke lo!" jawab Gita.

"Pasti dia nyuruh lo rahasiain ya?" tebak Jenna.

"Kayak nggak tau Febi aja," balas Gita sambil menghela napas.

***

"Kok lo nggak bilang kalo Wira balik hari ini?!" omel Gita pada Febi.

"Kenapa lo nggak bilang ke kita?!" Jenna ikut mengomel.

"Gue ...."

"Lo sengaja, biar kita dimarahin?!" omel Jenna.

"Nggak! Gue lupa!" bantah Febi.

"Lupa-lupa. Sengaja 'kan lo?!" omel Jenna lagi.

"Suer, gue lupa!" bantah Febi lagi.

"Gitaaa!! Jennaaa!! Febiii!!" teriak Bu Rika yang menyuruh mereka untuk bergerak cepat karena takut Wira ketinggalan jam terbangnya.

"Udah-udah! Buruan! Sebelum Bu Rika pake speaker masjid! Buran, Jen!" teriak Gita.

"Bentar!" Jenna memoles bibirnya dan ikut berlari ke luar rumah.

"Ayo, cepetan!" ucap Bu Rika. Jenna, Febi dan Gita bergegas memasuki mobil yang sudah Wira sewakan sopir untuk mengantarnya pergi ke bandara.

Tak lupa, mereka menyampaikan pesan-pesan sebelum keberangkatan Wira ke Negeri Ginseng.

"Titip salam sama mama-papa kamu, ya? Kalo kata Gita 'Nyari pacar sono, biar nggak kesepian!'" ejek Bu Rika sambil terkekeh.

"Iya, Tante. Makasih ya udah bolehin tinggal di rumah Tante lagi," balas Wira.

Jenna berdiri menghampiri Wira. "Kita udah nggak anak sekolahan lagi. Jadi, kita bisa jaga diri baik-baik! Makasih udah ngajarin kita buat jaga diri! Makasih juga udah bikin peraturan yang larang kita buat pacaran, karena itu salah satu yang berpengaruh buat kita semua!" ucapnya.

"Tapi lo tetap pacaran 'kan?!" balas Wira.

"Iya! Karena peraturan dibuat untuk dilarang! Itu kata Gita, bukan kata gue!" ucap Jenna dengan cepat dan langsung mundur, mendorong Gita. "Giliran lo!" ucapnya.

"Gue mau ngomong apa ya? Semua kata-kata gue dicopas Bu Rika sama Jenna!" ucap Gita yang bingung dan tidak mempersiapkan kalimat apa pun.

"Ya ngomong aja! Mungkin lo punya unek-unek ke gue, atau kejadian-kejadian berkesan tentang gue! Gitu doang otak lo nggak sanggup mikir?!" omel Wira.

Gita berdecak kesal dan memutar otaknya. "Gue .... Pas sebelum ada lo, kita semua hidup bebas di kosan. Karena Bu Rika juga nggak terlalu merhatiin kita. Ya, kita cuma anak kosan yang jauh dari orang tua. Bu Rika juga nggak mungkin merhatiin kita terus. Tapi, semenjak lo datang ke kosan, semua kehidupan kita teratur dan buat gue sulit beradaptasi sama peraturan ...."

"Karena lo susah diatur!" ucap Wira memotong kalimat Gita.

"Gue juga benci sama lo! Lo sok ganteng, sok baik, sok suci, bau ketiak, kalo mandi suka lama, apa lagi kalo gue kebelet pipis, makin sengaja lo lama-lamain di kamar mandi! Itu hal yang nggak gue suka dari lo!" ucap Gita.

"Terus?" ucap Wira sambil terkekeh akan kejujuran yang Gita miliki.

"Terus, gue sedikit menyukai lo, karena lo proteksi yang bagus, gue berasa punya bodyguard. Apa lagi pas lo datang ke tengah-tengah orang tawuran dan ngomel-ngomel kayak orang gila! Ha ha!" ejek Gita sambil tertawa.

"Lagian, kenapa lo suka tawuran?! Lo itu cewek!" balas Wira.

"Karena itu defense yang gue bentuk! Gue perantau, gue nggak punya siapa-siapa di sini! Gue nggak mau jadi orang lemah di kota orang!" ucap Gita.

"Ya, lo kira kuat itu cuma soal berantem?!" balas Wira lagi.

Gita sempat terdiam sejenak. "Intinya .... Gue nggak suka lo marah-marah di kosan! Gue nggak suka lo pilih kasih! Lo selalu marahin gue sama Jenna, tapi lo nggak pernah marahin Febi! Emangnya Febi ini emak lo?! Sampe lo takut buat marahin dia?!" ucal Gita lagi.

"Ini, kesan dan unek-unek lo paling panjang!" omel Wira agar Gita segera mengakhirinya.

"Gue belum selesai!" bantah Gita.

Wira menarik ujung bibirnya. "Ya, sialan! Eh maksudnya silakan!" ucap Wira.

"Gue mau lo cepetan ke sini lagi dan pacaran sama Febi! Uhuyyy!" ucap Gita sambil mengedipkan matanya ke arah Wira dan berjalan mundur, pertanda ia mengakhiri kalimat tersebut.

"Uhuy?" gerutu Wira.

"Giliran lo, Feb!" ucap Gita sambil menepuk pundak sobatnya tersebut.

"Gue cuma mau bilang, kalo ada masa libur, ke sini lagi ya, Bang!" ucap Febi sambil memegangi ujung baju Gita. Gadis itu masih merasa malu.

"Pasti!" jawab Wira.

***

Seminggu setelah sampai di Korea, siang itu Wira sedang jalan-jalan sendirian menikmati pandangan begitu banyak gerai operasi plastik di daerah Gangnam, Seoul, Korea Selatan.

Tiba-tiba jantungnya berdegup sangat kencang begitu melihat seorang gadis yang tak jauh darinya. Gadis itu juga sedang melihat-lihat gerai operasi plastik di sana.

Wira mendekatinya. Namun, semakin dekat ia dengan gadis itu, dadanya semakin sakit karena detak jantungnya yang terlalu cepat.

Saat Wira berada tepat di belakang gadis itu, ia memeluknya. Febi, nama itu yang ada dipikirannya.

"Feb," ucap Wira lemas.

"Yaa!!!" teriak gadis itu mencoba membebaskan diri. "Neo neun nugu, Ya?!" teriak gadis itu lagi.

Wira segera menyadari bahwa gadis itu bukanlah Febi. "Lo bukan Febi?" tanyanya.

"Febi?!" pekik gadis itu lagi. "Gue Debi! Lo siapa?! Kalo lo punya urusan sama Febi, dia di Indo! Jangan ganggu gue!" tegas gadis itu dengan kesal menyandang tas ranselnya dan berjalan meninggalkan Wira di sana.

"Debi?!" Wira menatap punggung gadis yang berjalan tersebut. Dadanya kembali terasa sakit.

1
Nabila
makin menarik
Nabila
ceritanya menarik banyak tokohnya jadi gak bosan
Rina Juwita JuEr
aku baca ulang lagi ceritanya bagus Thor semangat 💪💪
Tara
kayaknya Wira suka Ama febi tapi malu utk ucapin tapi getahnya kena kesemua orang he3😱🤗🫢😅🤔🫣
Tara
ini siapa yg bucin sich..Gita or Sean🫣😱🤗🫢😅🤔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!