First Love

"Kak, hubungan kak kevin dengan adiknya sangat baik ya.?" tanya mei saat dia sudah di rumah

"Kenapa tiba-tiba kau bertanya seperti itu.?"

"Yah, aku merasa kak kevin sangat menyayangi adiknya, sangat memanjakannya, dan sangat perhatian. Jauh berbeda denganmu."

"Lalu apa lagi.?" tanya chen

"Aku hanya merasa sedikit iri terhadap freya."

"Jawabannya mudah, karena mereka bukan saudara kandung."

"Apa..?" Jadi freya bukan adik kandungnya kak kevin.?"

"Bukan."

"Lalu siapa dia.?" mei sangat penasaran

"Dia kerabat jauhnya, dia mahasiswa dari luar."

"Jadi dia hanya kerabat jauh, lalu kenapa kak kevin sangat baik padanya..?"

"Bahkan, kak kevin menuruti apapun yang freya katakan dengan senang hati."

"Bukankah sudah jelas jawabannya.!" ucap chen

"Apakah kak kevin menyukainya.?"

Chen mengangguk, "Lebih dari apapun."

Mei merasa sangat kecewa setelah mendengar kenyataan itu. Padahal sudah sejak lama dia menyukai kevin, tapi malah gadis lain yang mendapatkan hatinya.

"Sudahlah, jangan berharap lagi padanya. Kau masih kecil, Lebih baik fokus pada sekolahmu."

......................

Kevin menenteng banyak sekali paper bag.

"Kau habis borong vin?" tanya mama

"Iya tuh kak kevin ma, padahal satu sudah cukup, tapi dia malah borong sebanyak itu."

"Ya bagus sayang, biar kamu bisa ganti-ganti kan." mama dan kevin tertawa bersama

Freya tidak percaya dengan ucapan mamanya, ternyata mama dan kevin se frekuensi.

"Tapi, kenapa nggak beli brand yang biasanya?"

"Dia nggak mau ma."

"Kenapa sayang.?"

"Kemahalan ma, aku lebih suka yang biasa saja." timpal freya

"Ya udah, terserah kamu saja. Kalian naiklah lalu segera mandi ya."

"Iya ma." jawab mereka serentak.

Setelah meletakkan semua belanjaan di kamar freya, kevin kembali ke kamarnya. Dia tidak langsung mandi melainkan, main game.

Tok.tok.tok

"Masuk."

Freya muncul membawa sebuah paper bag.

"Apa itu.?"

"Punyamu."

"Aku tidak membeli apapun."

"Ya, tapi aku memilihkannya untukmu. Jadi kau harus suka." ucap freya lalu keluar kamar

Dia tidak mau berdua dengan Kevin terlalu lama, karena kevin yang sekarang sedikit agresif, bisa berbahaya kalau terus berduaan.

Kevin membuka paper bag nya, ternyata dua kemeja berwarna sky blue. Dia pun tersenyum senang, "tentu saja aku suka, apapun yang kau pilihkan."

......................

Di tengah dinginnya bulan Desember, salju turun dengan lembut menyelimuti kota. Di sudut-sudut jalan, lampu-lampu Natal berwarna-warni menyala, menciptakan suasana hangat di tengah dingin yang menusuk tulang. Di sela-sela gemerlapnya musim liburan, ada kisah-kisah cinta yang berkembang, harapan yang terpendam, dan impian-impian yang masih menyala. Musim dingin bulan Desember membawa pesona dan keajaiban yang membuat hati setiap orang bergetar dalam kehangatan dan keindahan yang unik.

Freya menarik kembali selimutnya, walaupun waktu sudah menunjukkan angka 9. Dia tidak ingin melakukan apapun karena diluar begitu dingin.

Terdengar ketukan di pintu kamarnya, yang harus membuatnya bangun dari tempat ternyaman. Dia membuka pintu, ternyata kevin, bukan mamanya

"Ada apa kak.?" tanya freya dengan malas

"Kau baru bangun.?"

Freya mengangguk, "udaranya dingin kak, mau ngapain juga.."

"Kau belum sarapan kan.. mau aku bawakan kesini.?"

"Tidak perlu kak, aku makan dibawah saja." ucapnya kemudian langsung turun

Kevin ikut duduk bersama freya, dia juga ikut sarapan.

"Kak kevin juga belum sarapan?"

"Belum."

"Mama dan papa kemana, kok sepi.?"

"Mereka ada undangan dari rekan bisnis papa."

"Oh ." freya lalu melanjutkan makannya

Selesai makan freya berinisiatif mencuci piringnya. Sedangkan kevin hanya memperhatikannya dari belakang.

Namun perlahan dia mendekati adiknya, lalu merangkulnya dari belakang. Hal itu membuat freya terkejut dan menjatuhkan piringnya, untung saja tidak pecah.

"Mau aku bantu..?" bisik kevin tepat di telinga freya.

"Kalau seperti ini kau tidak membantu, justru mempersulit ku." keluh freya

"Tidak benar, lihat saja."

Kevin mencuci tangan adiknya, lalu dia melanjutkan mencuci piringnya. Sedangkan freya hanya diam saja dalam rangkulannya.

"Permisi nona.." sapa bibi zhang yang tiba-tiba muncul dari belakang.

Freya yang terkejut langsung mendorong kevin agar menjauh.

"Kenapa bi.?" tanya freya

"Biar saya saja yang mencucinya, nona dan tuan istirahat saja."

"Baiklah, terima kasih banyak bi. Kami pergi dulu.." ucap kevin sambil menarik adiknya pergi.

Freya melepaskan tangannya, begitu sampai diatas.

"Kak, kenapa kau seperti itu..? bibi pasti salah paham."

"Tidak ada kesalahpahaman disini. Dia pasti mengerti."

Freya terlihat bingung, "apa maksudmu? bicara yang jelas.!"

"Sudahlah, sebentar lagi aku akan membuatmu mengerti." ucap kevin lalu duduk di sofa.

"Duduklah, jangan berdiri terus." lanjutnya

"Nggak, aku sibuk." ucapnya sambil berlari ke kamar dan mengunci pintu

"Dasar gadis kecil."

Freya masih berusaha mencerna kata-kata kevin, tapi tetap tidak mengerti.

"Lebih baik aku mengerjakan tugas-tugasku, agar tidak ada beban lagi."

Tidak terasa lamanya waktu mengerjakan, hingga sudah lewat tengah hari.

Sementara itu saat kevin tengah menonton tv, bibi zhang memanggilnya, kalau ada temannya di bawah.

Dia turun untuk melihatnya ternyata chen dan adiknya.

"Hai kak, ini buat kakak." ucap mei sambil memberikan sebuah bingkisan

Kevin menerimanya, "ayo masuk." lalu mengajak mereka ke lantai 2.

"Kenapa kau tidak memberitahuku kalau mau kesini.?" aku kan bisa menjemputmu." ucap kevin.

"Tiba- tiba saja mama menyuruh mengantar bingkisan itu. Katanya sebagai ucapan terima kasih atas semua bantuanmu."

"Kau tidak perlu seperti ini, kita bersahabat sudah lama." ucap kevin

"Oh ya, kamar kak kevin dimana.?"

"Hei, jangan tanya hal seperti itu, tidak pantas, kau ini seorang gadis.!" ucap chen

Mei terlihat cemberut, mendengar omelan dari chen.

"Sudah tidak apa, kamarku disana." ucap kevin sambil menunjukkan

"Apa aku boleh numpang ke toilet.?" tanya mei

"Boleh."

Gadis itu langsung masuk ke kamar kevin.

"Seharusnya kau larang dia, kalau dibiarkan bisa jadi keterlaluan." ucap chen

Freya keluar dari kamar dan melihat ada chen disana.

"Kapan kau kesini?" tanya freya hendak duduk di sebelah chen.

Namun dengan cepat kevin menariknya, hingga jatuh ke pangkuannya. Chen tertawa melihat kelakuan kevin yang seperti bocah.

"Kak kevin apaan sih..!" ucapnya lalu pindah disamping chen

Sementara itu di dalam kamar, mei masih melihat barang-barang kevin. Dia melihat ada banyak piala dan medali yang diperoleh kevin.

"Ternyata kak kevin memang sangat hebat, dia itu sempurna.. Tampan, baik, pintar, dan juga kuat. Beruntung sekali gadis yang menjadi kekasihmu.."

"Tidak bisakah kau menyukaiku kak.?" gumamnya sambil memegang foto kevin.

Setelah puas melihat-lihat, Mei akhirnya keluar dan langsung duduk didekat kevin.

"Apa yang kau lakukan, sampai selama itu.?"

"Aku hanya cuci tangan kak." elaknya

"Benarkah.?" yang dibalas anggukan oleh adiknya

Freya hanya memperhatikan, bagaimana gadis itu berbicara dan terkadang menyentuhnya. Dan cara menatap kevin yang terlihat sangat bersemangat.

"Vin, apa nanti kau sekeluarga akan pergi ke hangzhou saat tahun baru.?"

"Tentu saja, apa kau mau ikut.?"

"Tidak, aku banyak pekerjaan. Selama liburan aku akan membantu di kedai."

"Wah,.pasti sangat menyenangkan liburan di sana." ucap mei

Chen segera memotong ucapannya, sebelum bicara yang tidak-tidak.

"Aku pulang dulu, sudah hampir sore." ucap chen

"Mau aku antar.?" tawar kevin

"Tidak perlu, kami naik bis saja." chen kemudian mengajak adiknya segera pergi.

Kini hanya tinggal mereka berdua.

"Kapan kau akan ke hangzhou kak.?"

"Bukan aku, tapi kita semua. Mungkin beberapa hari lagi kita berangkat."

'Mana mungkin aku ikut, itu kan acara berkumpul keluarga. Sedangkan aku bukan keluarga kalian.' ucap freya dalam hati