Shen Yue yang seorang gadis Jenius di abad modern terbuang Dari keluarga yang semula menyayangi nya. Namun Karena perbuatan seorang wanita . Dan akhirnya dia jauh dari keluarga. lalu terbunuh Karena gadis itu pula . dan Dia terlahir kembali di tubuh anak seorang Perdana mentri yang juga di buang dan di abaikan Karena tidak memiliki kekuatan . Dia hidup Menderita seorang diri juga jauh dari keluarga. Dan kini Ada jiwa Shen Yue di dalam tubuh gadis yang Namanya sama. yaitu shen Yue .
"Trimakasih Kau telah memberikan tubuhmu padaku, jadi kini biarkan aku membalas sakit hatimu. akan Ku tunjukkan pada mereka kalau mereka akan menyesal telah membuangmu dari kehidupan Mereka, Yueyue..." ucap Shen Yue sambil tersenyum dingin.
Namun bertemu nya dia dengan Pria menyebalkan yang selalu ingin menempel padanya. hingga membuat dia kesal dan marah .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Respati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KISAH SHEN YUE .
Ketika mereka sampai di rumah, Shen Yue langsung menuju bendungan yang di buat para sahabatnya, ternyata bendungannya telah selesai Dan sekarang terlihat para sahabatnya sedang menyelesaikan membuat parit - parut yang menuju Sawah dan ladang Mereka . Melihat itu Shen Yue tersenyum . dia lalu mendekati mereka yang sedang bekerja.
"Hey...ayo istirahat dulu.!" serunya lantang.
Melihat Shen Yue sudah datang, mereka segera melompat keluar dari parit.
"Tuan kau sudah datang...!" seru Pai gembira .
"Kemarilah kalian istirahat dulu..." kata ShanYue sambil berjalan ke arah pohon dadalu yang memang ada di sana sejak Dong Yu kecil. Teihat Kris datang bersama ketiga kurcaci sambil membawa makanan yang me reka beli di pasar tadi.
"Kita makan dulu lalu mulai bekerja lagi..." ucap Kris sambil menata makanan di atas kulit binatang yangdudah mereka keringkan dan telah di cici hingga bisa menjadi alas untuk apapun .
"Tuan katanya tadi kalian ingin melihat kepulangan Putra Mahkota dan Jendral Yuan, lalu kenapa sudah pada pulang...?" tanya Gingu salah satu orang yang sekarang menjadi penghuni rumah Shen Yue.
"Ada keributan di sana Kak..sekelompok orang menyerang Putra Mahkota dan Jendral Yuan, akhirnya kami pergi dari sana..." ucap Xiao Yu dengan wajah kesal.
"Penyerangan..? Penyerangan di dalam kota..?" tanya Pai dengan wajah heran.
"Iya...tapi tenang saja, Tuan kita telah membantu Putra Mahkota..."jawab Kris dengan wajah bangga.
"Hanya tuan...? Lalu kalian..?" tanya Nandu dengan wajah tanya .
"He he he..tuan tidak memperbolehkan kami membantu.." ucap Kris sambil tertawa malu.
"Apa benar tuan...? lalu kenapa " tanya Pai menatap Shen Yue heran .
"Hmm..."angguk Shen Yue.
"Aku tidak ingin menambah masalah untuk kita . Kita maunya membantu , tapi kalau kita tidal hati- hati nanti malah berbalik pada kita. Lebih baik kita menjauhi masalah. Kita boleh bertindak kalau memang sudah tidak ada cela lagi untuk menghindar. Tapi jika untuk menolong masyarakat yang tertindas, kita tidak perlu lagi toleransi..." ucap Sham Yue.
"Sudah kita makan dulu. Sebentar lagi tanaman yang kita butuhkan akan datang...nanti tidak ada waktu untuk mengisi perut . karena aku tahu sifat kalian... " ucap Shan Yue. Dia tahu sifat para sahabatnya, kalau mereka sekali bekerja, kalau tidak di paksa, mereka akan lupa makan dan istirahat . Mereka pun segera menyantap makanan yang ada di depan mereka, Shan Yue sendiri berdiri dan ingin pergi.
"Tuan..kau tidak makan...?" tanya Biangka.
"Tidak...aku masih kenyang. Di jalan kami sempat makan bakpao daging..." Jawab Shan Yue sambil berjalan kearah sawah. Mereka memang tahu kalau Shan Yue suka bak pao daging . Karena itu Ibu Ang Ji dan Bibi Chan sering membuat bakpao daging untuk makanan Shen Yue. Sebab Shen Yue sulit untuk di suruh makan .
"Kris apa di dalam masih ada bakpao yang tersisah.." tanya Ros.
"Masih..ibu memang menyisahkan untuk tuanku..." ucap Kris.
"Baguslah, kalau begitu yang di sini bisa kita habiskan , ibu tahu kalau tuanku tidak akan makan..." ucap Ros sambil mulai mengambil makanan . Di ikuti teman- temannya.
Sedang kan Shan Yue sendiri terlihat berdiri di dekat danau atau bendungan buatan yang baru selesai mereka buat. Terlihat senyuman di bibir merahmya. Dia perlahan melangkah kearah persawahan di depannya. Dalam beberapa bulan ini dia mulai menggarap tanah yang dia beli dari keluarga Dong Yu menjadi sebuah persawahan.
Dengan air sungai yang mengalir dari hutan kecil yang tidak jauh dari tanah miliknya, Shan Yue berusaha membuat sawah yang bisa mereka tanami tanaman pangan dan rempah
Untunglah di dunia modern dulu, Dia sering ikut sang Kakak sepupu yang seorang insiyur pertanian keladang para petani. Atau ladang percobaan sabf kakak . Di sana dia banyak belajar tentang pertanian. Sang Mama terkadang sangat marah saat dia pulang kerumah dalam keadaan kotor sampai kulitnya memerah, karena keasyikan dia main di sawah para penduduk. Atau lahan milik sang Kakak . Dia tak pernah menyangka kalau ilmu yang tak sengaja dia pelajari, di dunia lain ternyata sangat berguna.
Di Sini Shan Yue mulai sadar ,Ternyata semua ilmu sangat berguna bagi kita.Jika pun bukan sekarang , suatu saat pasti akan kita perlukan. Kini di depannya terlihat perasawahan yang mulai memperlihatkan hasil . padi yang mulai menguning dan gandum yang mulai tumbuh . Membuat bibir Shen Yue tersenyum bahagia. Namun keasyikan nya terganggu saat Dong Yu berseru kalau bibit tanaman yang mereka beli telah datang. Begitu juga dengan bahan makanan yang mereka beli.
"Kalian yang sudah selesai makan, ikut aku kedepan..." ucap Shan Yue yang langsung berjalan ke halaman depan . untuk melihat kidatangan bahan- bahan yang mereka beli. Ketika mereka sampai didepan rumah, terlihat gerobak barang berada di sana. Terlihat nyonya Ang Ji bersama bibi Chan sudah berada di sana .
"Ibu, bibi aku membeli bahan makanan untuk satu bulan . sebab dalam beberapa Hari ini kita banyak pekerjaan hingga kita tidak bisa keluar...tidak masalah kan..?" kata Shen Yue pada nyonya Ang Ji dan Bibi Chan.
"Tidak masalah Kai... Ibu dan Bibi Chan mana mungkin akan pergi ke kota dendiri nak... perbuatanmu itu malah memudahkan kami..." ucap nyonya Chen .
"Benar apa kata ibumu...kalau kita beli di sini, bahan- bahan kualitasnya rendah .lebih baik kita beli di kota dan juga lebih murah..." ucap Bibi Chan.
"Trima kasih...Ibu, bibi...kalau begitu Kai tidak salah. Ucap Kai sambil memeluk keduanya yang memang sedang berdiri berdampingan . Kedua wanita paruh baya itu terkejut sejemak. Tak lama Mereka tersenyum bahagia.
Mereka melihat orang yang sedang menurunkan barang dari atas gerobak barang. Tak lama terlihat tiga wanita cantik sahabat Shen Yue mengangkuti barang- barang bahan makanan itu masuk kedalam rumah . Sedangkan yang lain, membawa bibit ke kebun yang akan mereka tanamani pohon buah -buahan yang telah mereka beli.
Saat pelayan toko sudah menurunkan barang, dan degera ingin kembali , Shan Yue memberi satu keping perak pada masing - masing pelayan toko . Tentu saja perbuatan Shan Yue membuat mereka gembira. Dengan perasaan gembira mereka kembali ketoko mereka. Sedangkan Shan Yue bersama semua sahabatnya segera kembali ke kebun.
Kali ini Ibu dan Bibi Chan ingin ikut ke kebun. Dengan penuh kebahagiaan dan semangat , mereka mulai bekerja membuat galian untuk menanam pohon. Semua bekerja dengan semangat tak terkecuali Shen Yue . Tanpa mereka sadari, Putra Mahkota telah datang sejak tadi, Dia melihat Shen Yue yang sedang bekerja bersama teman- temannya menyangkut tanah untuk menanam pohon buah. perasaan sang Putra Mahkota campur aduk. Ada sakit , bangga dan juga sedih. Ga dis yang seharusnya masih bermanja pada kedua orang tuanya, dan juga saudara - saudaranya kini terlihat bekerja dengan keras di sawah . dan di paksa untuk bekerja demi makan dan hidup . gadis seumuran dia pasti masih berada di rumah sambil bermain dan bercanda. Berlatih alat musik, belajar menjahit, ataupun belajar Sastra . tapi gadis yang ada di depannya, memegang cangkul bergulat dengan lumpur dan bercanda dengan wajah penuh tanah. Namun dia juga heran, tempat ini dulu tidak seperti ini .
Bagaimana bisa hanya dalam beberapa bulan saja tempat ini sudah berubah. Tempat ini Telah berubah menjadi ladang subur, dan sawah yang telah tertanami padi yang siap panen . lalu siapa yang telah merubah tempat ini hingga menjadi seperti ini .
Namun lamunan Putra Mahkota terhenti saat Biangka berseru mengagetkan Putra Mahkota.
"Tu..tuan..i.. itu..." seru Biangka yang sudah pernah melihat Putra Mahkota . Dia berseru panik pada Shan Yue yang tak begitu jauh da rinya.
"Ada apa Ka...?" kata ShennYue sambil melihat kearah Tatapan Biangka. Shen Yue melihat wajah seseorang yang sudah lama tidak dia lihat lagi. Dan tadi pagi dia sempat melihatnya ke mbali.
"Yang Mulia..." ucap Shen Yue sambil berlahan menaruh cangkul di tangannya. Mendengar ucapan Sham Yue, semua berhenti bekerja dan menatap kesatu arah . Melihat siapa yang datang, biru- buru mereka menaruh alat yang mereka pegang, mereka lalu berjalan mendekat dan menekuk kaki mereka memberi hormat sambil mengucap salam.
"Salam sejahtera dan panjang umur Yang Mulia Putra mahkota..." ucap mereka bersamaan. Tak terkecuali Shen Yue .
"Sudah- sudah bangunlah..." ucap Putra mahkota buru- buru.
"Jin Kia...apa kabar...?" ucap Putra Mahkota lembut.
"Hamba baik yang Mulia.." jawab Shan Yue.
"Ini kebun kalian...?" tanya Putra mahkota sambil memperhatikan sawah dan ladang fi depannya .
"Benar yang mulia..." jawab Shan Yue.
"Siapa yang telah membuat tanah tak berguna ini hingga bisa menjadi tanah subur seperti ini...?" tanya Putra Mahkota lagi . Semua diam saat Putra Mahkota bertanya, akhirnya nyonya Ang Ji berkata.
"Ampun yang mulia..amba Ang ji menjawab . semua ini karena jeri payah Putra kami Jin Kai Dia yang mempunyai ide membuat semua ini . tanpa dia , kami tak mungkin bisa berbuat apa pun..." ucapnya dengan berani.
"Kau yang membuatnya Kai...?" tanya Putra Mahkota dengan perasaan bangga dan kagum.
"Hanya sebuah percobaan yang Mulia..." jawab Jin Kai.
"Percobaan...? sebuah percobaan membuat semua bisa sampai seperti ini...?" kara Putra Mahkota sambil menatap gadis di depannya dengan tatapan tak percaya . Dan Shen Yue hanya bisa mengangguk .
"Kalau begitu aku akan tinggal di sini untuk mempelajari semua ini..." tentu saja ucapan Putra mahkota membuat semua orang kaget.
Tapi tidak dengan Pengawal Jun .
"Aah yang Mulia...sejak kapan anda menjadi orang yang sangat licik..." batin pengawas Jun.
"Tapi yang Mulia..tempat ini tidak layak untuk anda...!" seru Jin Kai mencoba menolak .
'Kenapa...apalah aku tidak boleh tinggal disini...?" ucap Putra Mahkota sambil mengerutkan alis matanya.
"Bu.. Bukan begitu yang mulia... Ini bukan tempat yang indah seperti istana anda...! tempat ini tak layak untuk seorang Putra Mahkota ..." ucap Shan Yue .
"Tidak masalah... Aku bisa kok tinggal di sini.. Aku akan tinggal di manapun kau tempatkan .." ucap nya dengan wajah tenang.
"Tapi yang Mulia...!" seru Shen Yue ingin memprotes dan menolak secara halus . Mana mungkin seorang Putra Mahkota tinggal do sini. apa nanti kata penduduk kerajaan ini. kalau di hutan sich tidak ada yang tahu. tapi Di sini....?
"Tidak ada tapi, aku memutuskan untuk tinggal di sini ....aku ingin mempelajari soal pertanian..." ucapnya dengan tegas . Terlihat wajah Shen Yue cemberut. Melihat itu ingin rasanya Putra mahkota mencubit pipi yang terlihat menggembung karena kesal.
"Baiklah kalau itu keinginan yang Mulia , tapi jangan salahkan kami kalau tidak sesuai dengan tempat tinggal yang Mulia...;" ucap Shan Yue dengan wajah dan nada suara yang terlihat kesal. Melihat tingkah Jin Kai para sahabat ketar ketir takut Putra Mahkota marah . Namun anehnya terlihat Putra Mahkota malah tersenyum senang.
"Tidak masalah...bukankah aku sudah bilang, dimanapun kau tempatkan aku, aku akan terima..." jawab Putra mahkota.
"Baik...kalau begitu beri hamba waktu untuk menyiapkan kamar untuk anda dan pengawal anda. Lalu di mana pengawal anda yang satunya. Apakah doa tidak akan ikut tinggal di sini...?" kata Shen Yue dengan nada kesal.
"Tentu saja mereka juga akan tinggal di sini..." jawab Kaisar.
"Baiklah akan kami sediakan tempat tinggal untuk kalian..." kata Shen Yue.
"Bagus...dua hari lagi aku akan datang, dan aku akan tinggal di sini..." kata Putra mahkota.
"Memangnya di istana tidak memiliki tempat tinggal, hingga harus mengungsi di sini..." omel Shen Yue dengan kesal. Shen Yue berkata pelan, namun karena dalam keadaan diam semua, maka Suara Shen Yue terdengar jelas. Mendengar ucapan Shen Yue, semua orang ketakutan, tapi terdengar tawa Putra Mahkota yang membuat demua orang merasa laga.
"Baiklah karena hari sudah semakin sore, aku akan pergi dulu. Ingat dua hari lagi aku akan kembali dan akan tinggal di sini..." ucap putra Mahkota .
Setelah kepergian Putra Mahkota, terlihat Shen Yue menghentakkan kakinya dengan kesal.
"Dasar pria pemaksa..."Ucapnya dengan nada kesal .
"Tuan...sabar...." ucap Naina yang kebetulan berdiri di senelah Shen Yue .
"Baiklah untuk besok kita akan menyelesaikan menanam pohon buah- buahan setelah membersihkan kamar untuk putra mahkota. Sekarang kita pulang dulu nanti setelah makan malam, ada sesuatu Yang ingin aku sampaikan pada kalian . sekarang ayo kita kembali..." kata Sham Yue.
Mereka segera kembali kerumah. Sesampai nya di rumah mereka segera mandi. Sedang kan Bibi Chan dan Ibu Ang Ji menghangat kan makanan yang sudah mereka buat tadi siang. Dengan di bantu Biangka, Ros dan Naina , mereka menata makanan di atas meja makan . Setelah itu Bibi Chan dan Ibu Ang Ji segera mandi. 30 menit kemudian mereka telah berada di meja makan. Tak lama terlihat mereka mulai menikmati makanan bersama - sama . Setelah makan bersama, mereka masih tetap duduk di tempat mereka . Hanya saja peralatan makan sudah di Bersihkan dari atas meja . Shen Yue menatap mereka satu persatu.
"Sebelumnya aku minta maaf pada kalian semua. Bukan nya aku tidak percaya pada kalian, tapi karena diriku sendiri tidak yakin . Tapi kini aku merasa kalian harus tahu ,kalian adalah saudaraku, sahabatku adik atau kakak , serta bibi atau ibu yang kumiliki. Aku percaya pada kalian..." Shan Yue terdiam sejenak dan menatap mereka satu persatu.
"Selama ini aku menutup wajahku dari kalian. Bukan hanya kalian, tapi semua orang. Karena itu aku akan memberi tahukan pada kalian siapa aku sebenarnya. Tapi aku mohon, jangan kalian berubah padaku. Dalam wujud apapun itu , aku tetap saudara kalian, nah sekarang aku akan menunjukkan wajahku pada kalian..." ucap Sham Yue.
Semua orang yang ada di ruangan itu merasa tegang , tanpa terasa jantung mereka berdebar lebih kencang. Mereka akan melihat wajah Jin Kai yang sesungguhnya . perlahan Shan Yue membuka ikatan rambutnya. Terlihat rambut hitam kelam sampai di pinggang jatuh di punggungnya. Lalu secara perlahan Shen Yue membuka topeng di wajahnya. Dan saat wajah Shan Yue terlihat tanpa topeng , terpampang jelas di depan mereka, seketika mulut mereka melongo dan mata tak berkedip. Mereka tak pernah menyangka wajah di balik topeng itu begitu begitu indah, cantik tak tertandingi. Wajah seputih dan sehalus giok itu memiliki mata hitam kelam bagai malam tak berujung. bulu mata panjang dan lentik, serta alis mata hitam bagai semut beriringan terlihat sangat menawan. Wajah ini...wajah ini bukan wajah seorang pria. Tapi wajah seorang Dewi.
"Kak...kau.. Kau seorang wanita...!" seru Xiao Yu yang sadar terlebih dahulu .
"Iya...aku seorang gadis...pasti Bibi Chan Tahu siapa aku... Benar kan bi...?" ucap Shen Yue sambil menatap sang bibi yang duduk di sebelah kiri nya. . Terlihat mata syok Bibi Chan. Dia terdiam sambil menatap Shan Yue. perlahan matanya menetedkan air mata.
"Bibi....apakah kau lupa padaku...?" tanya Shan Yue lembut .
" Tidak , mana mungkin Bibi lupa..Kau...kau putriku Shen Yue kan...?" ucap sang Bibi yang sudah berderai air mata.
"Benar Bi...aku Shen Yue, aku Shen Yue Putri Kecilmu yang telah di usir dari Rumah tuan perdana mentri hampir lima tahun yang lalu. Gadis yang diusir dari rumahnya karena fitnah dari Selir Ayah...mereka melakukan itu karena bibi tidak ada di sampingku.." ucap Shen Yue yang kini sudah memeluk sang Bibi dengan erat . Tak terasa air matanyapun jatuh di pioinya . Shan Yue tahu kalau wanita inilah yang merawat pemilik tunuh ini . Ada perasaan haru yang kuat di dalam hatinya .
"Non...maafkan bibi...maafkan bibi yang telah meninggalkan Nona hingga mereka memiliki kesempatan Untuk menindas Nona..." ucap Bibi Chan sambil menangis. Perlahan Sham Yue melepas pelukan nya. Dia menatap bibi Chan lembut . Wanita yang merawat Dia sejak kecil. Sedangkan Bibi Chan menatap Shan Yue dari Atas sampai bawah. Kini gadis kecil yang telah dia rawat, kini sudah menjelma menjadi wanita yang sangat cantik .
"Semua itu buka salah bibi... Nenek sengaja membawa Bibi keluar karena permintaan Selir Kin. Dan Bibi juga tahu kan kalau Nenek tua Shan sangat membenciku...tentu saja Nenek mau melakukan permintaan Selir Kin agar aku bisa keluar dari rumah itu. Kebencian Nenek terlalu besar padaku Bi...hingga dia mau melakukan apapun agar aku jauh darinya..." ucap Shen Yue.
"Nona...malang sekali nasibmu.. Lalu Nona tinggal dimana..?" tanya bibi Chan lagi.
"Tidak tentu Bi.. Di jalanan, di rumah kosong , di manapun itu asal Shan Yue bisa berteduh dan terhindar dari mara bahaya. Namun kejahatan ada dimana- mana . hampir saja Shen Yue celaka dan mungkin tak akan bisa bertemu dengan Bibi . semua itu karena Shen Yue seorang gadis kecil . untunglah saat itu Shen Yue bertemu dengan Seorang anak muda yang baik hati, dia lenih tia dari Shan Yue . dia memberi Shen Yue baju anak laki- laki. Dia berkata lebih baik Shen Yue menyamar menjadi anak laki- laki agar Shen Yue selamat . Mulai saat itulah Shen Yue menyamar menjadi anak laki-laki. Namun anak yang menolong Shen Yue entah sekarang ada di mana. Suatu hari dia pergi Meninggalkan Shen Yue , dan dia tak pernah kembali lagi. Mungkin Shen Yue memang gadis Sial..orang yang dekat dengan Shan Yue akan selalu pergi meninggalkan Shan Yue. Karena tidak ada dia di tempat itu..., akhirnya Shen Yue memilih pergi dari kota ini. Kota ini telah membuat luka hati Shan Yue
Namun karena kehidupan sebatang kara sangatlah sulit, Shen Yue mengalami penindasan di manapun Shen Yue berada. Di kucilkan , di hina dan di siksa. hingga membuatku memutuskan hidup di tengah hutan . Namun Kesulitan hidup sebagai anak kecil membuatku putus asa. aku hampir mengambil keputusan untuk mengakhiri hidupku . Tapi ternyata Dewa berkata lain, aku masih tidak di ijinkan untuk mati. aku masih hidup . Akhirnya aku bertekat mempertahan kan hidupku .hanya berbekal buku peninggalan ibu . aku mencoba belajar sendiri isi buku itu. Dan hidup bersama kedua sahabatku ini...Hingga akhirnya bibi lihat sendiri aku sekarang..." ucap Shan Yue. (hingga akhirnya pemilik tubuh ini mati karena menderita.. Dan kini aku gantikan... batin hati Shan Yue ) .
Bukan hanya bibi Chan yang menangis, tapi semua orang yang ada di sana juga menangis. Dan tampa setahu mereka, dua pasang mata , milik Putra Mahkota dan Pengawal Jun juga meneteskan air mata. Namun tiba- tiba bayangan gadis kecil melintas di fikirannya . Seketika tangannya mengepal perlahan . dan terlihat senyum sekilas di bibirnya .
"Karena itulah bi...aku paling tidak tahan kalau melihat penderitaan seseorang karena penindasan...aku tidak ingin seseorang mengalami apa yang pernah aku alami.." ucap ShenYue mengakhiri ceritanya.
"Nek...apakah dia Putri tuan Perdana mentri.?" tanya Cucu Bibi Chan.
"Benar nak...dia Putri perdana mentri yang hilang..." jawab bibi Chan.
"Nona sangat cantik...lalu kenapa Kakak menutup muka Kakak dengan topeng..?" tanya Pingping sambil mendekati Shen Yue.
"Karena Kakak tidak ingin mereka tahu siapa kakak..." jawab Shen Yue.
Sebenarnya Yi tahu kalau di luar sana ada Putra Mahkota dan pengawalnya, tapi Dia diam saja.
"Kak...siapa yang tahu wajahmu selain kami...?"tanya Xiao Pi.
"Tidak ada... Hanya kalian semua dan kedua temanku ini..." ucap Shan Yue sambil mengusap Kedua hewan kesayangan yang mulai mendekatinya.
"Ya sudah kita besok banyak kerjaan, lebih baik sekarang kalian segera istirahat. Ingat ini hanya rahasia kita . dan aku harap sikap kalian tidak berubah setelah mengetahui Siapa diriku...kalian sudah tahu namaku sebenarnya kan...? Tapi aku harap kalian tetap memanggilku Jin Kai..." ucap Shen Yue .
"Baik..." jawab mereka serempak.
"Baiklah kita akhiri percakapan kita, Ibu, bibi.. Jin Kai akan tidur dulu..." ucap Jin Kai.
"Iya sayang... Tidurlah dengan nyenyak..." ucap nyonya Ang Ji . sedangkan Bibi Cham masih menatap Sham Yue yang sudah mengikat kembali rambutnya dan memakai topeng kembali . Kini dia telah kembali menjadi Jin Kai. Terlihat gadis Cantik itu berjalan menuju kamarnya. Sedangkan para pria Saudara Shen Yue . Yang masih ada di ruangan itu , terlihat masih enggan pergi kembali kekamar mereka . entah kenapa mereka merasa tak rela jika kecantikan Jin Kai tertutup kembali .
"Kenapa kalian tidak masuk kekamar kalian... apa yang masih kalian tunggu...?" tanya Nyonya Ang Ji .
"Bu...kenapa Kecantikan. tuan harus di sembunyikan,...?" tanta Kris yang crewet .
"Itu urusan Jin Kai , Kris...tapi suatu saat, pasti dia akan membuka topeng di wajahnya.." nyonya Ang Ji.
"Semoga itu tidak lama lagi..." ucap Dong Yu.
"Semoga saja...." jawab Bibi Chan yang kini wajahnya bahagia .
"Ya sudah sana kalian masuk kamar,..." ucap nyonya Ang Ji. Merekapun segera berdiri dan berjalan kekamar mereka .
Sedangkan di luar rumah , Putra mahkota dan Pengawal Jun segera pergi dari tempat itu. Sesampainya di Istana, Putra mahkota langsung masuk kedalam kamar dengan wajah sedih. Pengawal Lai yang kebetulan berpapasan dengannya hanya bisa menatap sahabatnya dengan tatapan tanya saat sapaannya hanya di balas dengan kibasan tangannya. Putra Mahkota langsung masuk kedalam kamarnya dan tidur sambil membayangkan wajah Cantik yang terlihat sangat terluka saat bercerita.
"Dasar orang tua bodoh..." ucapnya marah.
Maaf udahan dulu ya...aku lanjut episode selanjutnya. Jangan lupa like, vote dan Komennya aku tunggu .
Kalau masih ada typo maaf....🙏🙏
Bersambung .
Kalo muncul terus ganti aja namanya Thor..
muak x byk type
putra mahkota milik Shen Yue..
sama2 gila rupanya