Pernikahan karena perjodohan nyatanya membuat Rani harus merasakan penderitaan. Suami yang tidak mencintainya ternyata menikah lagi dengan kekasih pilihan hatinya. Hidup Rani bagai neraka setelah suaminya menikah lagi. Bahkan ia harus tinggal seatap dengan madunya.
Ikuti cerita ini, bagaimana Rani menjalani hari-harinya yang menguras emosi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaQuin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23. Cemburu Yang Nyata
Bab 23. Cemburu Yang Nyata
POV Author
"Mas Tomy?" Tanya sekaligus sapa Rani antara ingat dan lupa kepada lelaki di hadapannya yang tersenyum ramah.
"Masih ingat rupanya." Kata lelaki yang di panggil Tomy itu.
"Apa kabar Mas?"
Rani mendekat lalu menjabat tangan Tomy.
"Baik, kamu?"
"Alhamdulilah, baik juga Mas."
Kemudian mereka saling melepaskan genggam mereka.
"Wah, enak banget Lo, Bro! Di anterin makan siang." Kata Tomy melihat kotak-kotak makanan yang di bawakan oleh Lastri.
"Ayo makan siang bareng Mas?! Aku bawa banyak kok." Ajak Rani. "Mas Damar tidak keberatan kan?" Tanya Rani lagi.
Damar tidak keberatan karena bertemu sahabat dekatnya yang langka untuk di temui itu, tentu menjadi momen baginya dan ingin sahabatnya itu lebih lama lagi berada di dalam ruangannya.
"Tentu saja tidak. Ayo Bro, kita makan makan siang bersama." Ajak Damar.
"Hehehe, boleh juga. Jadi ingin tahu seenak apa masakan Rani kecil."
"Idih Mas, aku sudah besar sekarang." Ujar Rani.
Memang, terakhir kali Rani dan Tomy bertemu adalah sewaktu Rani masih remaja yang berusia 16 tahun. Dulu Tomy sering main ke rumah Damar sehingga Tomy bisa mengenal Rani. Namun setelah Tomy ikut orang tuanya pindah ke USA, mereka sudah tidak pernah lagi bertemu.
Mereka pun duduk di sofa yang ada di ruangan itu. Rani menyiapkan makan siang untuk mereka semua beserta minumannya. Mereka mulai mencicipi masakan Rani, alih-alih mencicipi, mereka jadi menikmati dengan lahap.
"Wah, enak!" Puji Tomy pada masakan Rani.
"Tambah lagi Mas." Ujar Rani kepada Tomy.
"Kalau aku makan semua, nanti Damar tidak kebagian. Hehehe..."
"Makan saja Bro. Aku bisa minta lagi dirumah nanti." Ujar Damar.
"Betapa senangnya kalau Rani menjadi isteriku, pintar melayani suami, juga pintar masak dan enak pula."
Tiba-tiba saja Tomy berkata demikian membuat Rani menghentikan makannya dan Damar pun menjadi terbatuk-batuk karena tersedak.
"Uhuk... uhuk...uhuk!" Damar tersedak.
Rani pun dengan cepat bergerak mengambilkan air minum untuk Damar.
"Diminum Mas."
Damar mengambil air minum pemberian isterinya, lalu segera meneguknya perlahan. Rasa sakit di dada dan tenggorokannya pun mulai berkurang. Tomy terkekeh melihat Damar sampai-sampai Damar malu dan memalingkan mukanya.
"Mas sih, bercandanya aneh saja sampai Mas Damar tersedak begini." Protes Rani kepada Tomy.
Tomy terkekeh.
"Biar saja Rani. Biar dia menjadi tahu." Jawab Tomy.
"Menjadi tahu apa Mas?"
"Tidak apa-apa. Cukup pembicaraan antar lelaki saja." Ujar Tomy melirik Damar.
Rani yang tidak paham arah pembicaraan pun tidak ingin bertanya lebih lanjut lagi. Ia kembali meneruskan menyantap makan siangnya yang tinggal setengah lagi.
Tomy terus terkekeh sedangkan Damar terus menatap tajam padanya.
"Rani, jika kamu sudah bercerai dari Damar, datanglah padaku."
Ucapan Tomy semakin menjadi-jadi sehingga Damar pun akhirnya tidak bisa diam saja.
"Hei!!"
Barulah Rani paham kalau Tomy sedang memanasi Damar.
"Tentu Mas." Jawab Rani santai dan berhasil membuat Damar menatap tajam kepadanya.
Damar di bakar api cemburu. Dan ia pun sadar ia sedang cemburu oleh karena dua manusia yang ada di samping dan di hadapannya itu.
"Mau hangout setelah ini Bro?" Tanya Damar pada sahabatnya untuk mencoba menutupi rasa cemburunya.
"Boleh. Kamu mau ikut Rani?" Ajak Tomy.
Lagi-lagi Tomy memanasi Damar. Dan itu membuat Damar kembali menatap tajam pada Rani.
"Tidak Mas. Aku dirumah saja." Jawab Rani tidak ingin mengganggu waktu para lelaki itu.
"Ya, kamu di rumah saja." Ujar Damar menegaskan.
Tomy terkekeh sambil geleng-geleng kepala.
Rani tersenyum. Tidak perlu Damar mengakui tapi sudah terlihat jelas kalau suaminya itu sedang cemburu.
Setelah makan siang selesai Rani pamit untuk pulang, Tomy sekali lagi mencandai Damar dengan hendak mengantarkan isteri sahabatnya itu pulang. Namun bukan Rani yang menolak ajakan Tomy, melainkan Damar yang langsung menolak mentah-mentah. Dan pada akhirnya, Rani kembali di antar oleh supir kantornya.
"Masih tidak mengakui isi hatimu?" Tanya Tomy pada Damar, setelah melihat betapa sahabatnya itu cemburu ketika ia bercanda mencoba mendekati Rani. "Pikirkan baik-baik, apa yang membuatmu begitu mempertahankan Laura. Pastikan suatu hari nanti kamu tidak akan menyesal dengan keputusanmu." Ujar Tomy memberi nasehat.
Bukan tanpa alasan Tomy berkata demikian. Ada sesuatu yang membuatnya begitu tidak menyukai isteri kedua Damar itu. Namun ia belum bisa mengungkapkan karena ia sendiri belum memastikan kebenarannya.
Damar menghela napas berat. Saat ini pikirannya begitu rumit sehingga ia benar-benar tidak dapat berpikir dengan jernih.
Baik orang tua maupun sahabat dekatnya sangat berpihak pada Rani. Hanya dirinya yang masih yang selalu berpihak pada Laura. Damar selalu ingat kebaikan isterinya itu saat di luar negeri. Tapi Damar lupa bahwa Rani juga memiliki kebaikan dari orang tuanya untuk orang tua Damar.
Lalu apa yang membuat Damar tidak bisa melepas Laura dan memilih Rani, juga ia tidak bisa melepas Rani untuk bersama orang lain. Damar masih bimbang dan bingung atas perasaannya sendiri.
Damar dan Tomy menuju clubbing tempat nongkrong mereka dulu. Hanya ingin menikmati segelas wine sambil memandangi para gadis-gadis cantik di sana, itu salah satu hobi Tomy untuk melepaskan stresnya soal pekerjaan.
Tomy tidak pernah terlibat hubungan dengan wanita secara serius, tetapi ia juga tidak mau mempermainkan perasaan wanita mana pun. Ia tidak pernah memberikan harapan kepada mereka. Tomy hanya akan menjalin hubungan yang serius kepada wanita yang akan di nikahinya, itu lah prinsip hidupnya.
Lantunan musik yang menggetarkan dada menyambut mereka ketika akan memasuki ruang khusus kedap suara. Udara pengap pun masuk ke rongga hidung dan menyeruak dalam paru-paru mereka.
Asap rokok di mana-mana, baik pria maupun wanita tidak peduli jika apa yang mereka hisap itu adalah racun yang membunuh mereka secara perlahan.
Tomy dan Damar memasuki ruangan kaca yang sudah di pesan Damar sebelum mereka berangkat kesana. Dari dalam sana mereka duduk santai sambil menikmati lekuk tubuh wanita yang menari-nari di atas yang lainnya sambil memeluk tiang. Bahkan pakaian yang mereka sangat minim bahan, hingga banyak orang-orang bersorak senang ketika wanita itu meliuk-liukkan tubuhnya.
Damar yang sedang pusing terhadap kebimbangan hatinya pun meneguk wine yang sudah lama ia hindari untuk tidak menyentuhnya lagi. Bahkan ia belum lama melarang Laura meneguk minuman haram itu, nyatanya ia sendiri kembali mencobanya.
Tomy terkekeh. Ia tahu ucapannya tadi pasti membuat sahabatnya dilema. Tetapi memang itulah tujuannya, agar Damar segera melepas Laura.
Mereka mengobrol santai mengenang kembali masa-masa mereka saat masih bandel dulu. Dan tempat yang mereka tuju adalah clubbing itu.
Satu botol wine nyaris habis oleh mereka berdua. Damar yang mulai merasa kepalanya menjadi pusing memandang sesuatu yang membuatnya merasa kecewa.
Damar menggeleng-gelengkan kepala untuk memastikan kesadaran. Namun apa yang ia lihat tidak berubah dan itu membuat emosi Damar perlahan naik ke atas kepala.
Siapa ya yang Damar lihat?
Bersambung...
Jangan lupa like dan komen ya, terima kasih 🙏😊
aah bahagianya,Damar buka segel nih yaaaa , dan laura yuda ya sudah peegilah yang jauh dan nikmati juga bangkitlah ,bweubahlah jadi orang baik dan menyesalah jangan lupa minta maaf sama orang" yang sudah kalian sakiti ya ,eeeeh ngomong sih enak tapi melakukannya susah ya yud,lau wkwkwk