Huateng adalah dokter di salah satu rumah sakit rehabilitasi narkoba. Bertemu gadis cantik bernama Qixuan seorang pasien baru yang mengantarkan keduanya dalam suatu persoalan rumit.
Bagaimana hubungan mereka selanjutnya dalam kisah Mister Angel Meet Criminal ?
Simak terus ya !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30 Berlian Kehidupan
Hari menjelang pagi saat Huateng membuka kedua matanya.
Huateng terbangun di dalam kamar kastilnya yang dipenuhi oleh kristal-kristal berkilauan indah.
"Hufh... ?!" gumamnya sambil memegangi keningnya yang terasa pening.
Huateng lantas duduk dengan menghadap lurus ke arah depan.
"Apa aku terlambat bangun ?" tanyanya saat mengawasi sekitar ruangan kamarnya.
Huateng masih belum terjaga benar, ditekannya kuat-kuat keningnya yang terasa letih.
"Baru kali ini aku merasakan kelelahan sebagai seorang malaikat, sebaiknya aku memakan berlian kehidupan agar tubuhku menjadi kuat", kata Huateng sembari turun dari atas ranjang tidurnya yang terbuat dari kristal bening.
Huateng terbang tinggi menuju ke atas ruangan kastil dimana dia menyimpan berlian-berlian kehidupannya di sebuah cawan khusus dari kristal.
Sesampainya Huateng di depan cawan kristalnya, dia meraih sebutir berlian kehidupan yang sebesar kelereng kemudian ditelannya berlian tersebut.
"Hmmm...", desahnya pelan sembari menengadahkan wajahnya ke arah atas.
Semburat sinar berwarna-warni tampak berkilauan terang memancar kuat dari dalam tubuh Huateng yang melayang-layang di atas ruangan kastil kristalnya.
Wajah Huateng dipenuhi aura sinar cahaya yang membias luas ke seluruh ruangan kastil.
Berlian kehidupan yang telah ditelannya itu memancar sangat kuat berupa cahaya terang dari dalam tubuh sang malaikat.
Huateng merasakan aura berlian kehidupan terus keluar kuat dari tubuh malaikatnya sehingga dia menjadi sangat kuat serta segar kembali.
Tubuhnya yang dia rasakan sangat lelah serta letih akibat banyak beraktivitas di dunia manusia mulai pulih seperti sediakala.
Huateng terus tersenyum saat kekuatan malaikatnya kembali semula.
Muncul pusaran angin berputar-putar di sekitar tubuh Huateng berupa sinar terang yang sangat menyilaukan mata.
Perlahan-lahan kemudian, tubuh Huateng turun dari ketinggian ruangan kastil, tempat dimana dia menaruh berlian-berlian kehidupan miliknya di sebuah cawan berukuran besar terbuat dari kristal.
Tap... !
Ujung jari kakinya menyentuh permukaan lantai ruangan kastilnya yang luas.
Sekejap saja, seluruh ruangan kastil kristalnya berubah, di penuh oleh pancaran cahaya berwarna-warni yang sangat terang, dengan kilauannya yang indah di seluruh ruangan kastil.
Huateng merasakan bertambahnya suasana khidmat di ruangan kastil miliknya yang mulai bermandikan oleh kabut tipis berwarna-warni kemilauan.
Pancaran aura malaikat dari dirinya semakin terpancar kuat.
Huateng kembali tersenyum tapi kali ini, senyumannya sangat hangat, lain dari senyuman biasanya, dia miliki.
Wuzh... Wuzh... Wuzh... Pusaran angin lembut berhembus di sekitar tubuh Huateng disertai kilauan sinar berwarna-warni terang.
Huateng menghirup nafasnya dalam-dalam lalu berdiri tegak sembari menatap lurus ke arah depan sambil bergumam pelan.
"Sudah saatnya kekuatan malaikat digunakan, sebaiknya aku segera kembali ke tempat Qixuan berada", ucapnya.
Teng... ! Teng... ! Teng... !
Tiba-tiba suara lonceng berdentang memenuhi seluruh langit-langit ruangan kastil.
Huateng segera mendongakkan kepalanya ke atas ruangan kastil seraya terus mengamati suara dentang lonceng dari arah telinganya.
"Panggilan suara langit untuk semua para malaikat bertasbih", ucap Huateng.
Huateng langsung melesat kilat dengan mengepakkan kedua sayapnya kuat-kuat menuju keluar ruangan kastil.
Malaikat berwajah menawan itu terus terbang tinggi melewati ruangan-ruangan kastil yang megah disertai pancaran cahaya berwarna-warni terang saat dia terbang.
Wajahnya terlihat cerah serta memancarkan sinar cahaya yang membuat aura dalam dirinya terus keluar kuat.
Huateng terbang melewati setiap ruangan kastilnya.
Bayangannya memantul dari arah dinding-dinding kristal yang menghiasi seluruh ruangan kastil miliknya yang terbuat dari kristal bening berkilauan terang.
Tampak tubuh Huateng terus melesat kilat sepanjang area koridor kastil kristalnya.
Setiap gerakan tubuh Huateng mengeluarkan sinar terang yang disertai kilauan cahaya berwarna-warni saat dia terbang.
Tiap ruangan-ruangan kastil yang dilalui oleh Huateng akan bercahaya terang benderang serta berkilauan indah.
Kastil kristal milik Huateng sangat megah bangunannya dan terletak di atas ketinggian angkasa raya.
Memang malaikat Huateng tinggal di sebuah kastil kristal yang sengaja dibangun untuk sang malaikat dengan level sempurna meski Huateng sendiri tidak pernah memperdulikan tentang level miliknya selama ini.
Kepakan sayap Huateng yang berwarna putih bersih itu terus bercahaya kuat ketika dia terbang diantara ruangan kastil kristalnya.
Tepat di depan sebuah pintu terbuat dari emas putih yang bersinar terang dengan ukuran besar.
Huateng lantas menghentikan laju gerakan tubuhnya saat dia terbang tadi.
Dua sayapnya kembali mengepak kuat saat dia turun, tepat di depan sebuah ruangan yang dipenuhi oleh kilauan emas putih.
Huateng berjalan masuk dengan pandangan terarah lurus.
Kabut tipis berwarna putih kembali muncul, menyeruak luas dari dalam ruangan emas putih dimana Huateng melangkah masuk.
Pandangan Huateng terus terarah lurus ke arah ruangan.
Huateng berjalan pelan dengan kedua sayap mengepak kuat dari arah punggungnya ketika dia menuju ke arah podium besar yang terbuat dari emas putih.
Tampak tubuh Huateng melayang pelan ke arah podium emas putih lalu dia berhenti disana.
Huateng meraih tali lonceng yang seluruhnya terbuat dari emas putih kemudian dia goyangkan lonceng tersebut sebanyak lima kali.
Teng...
Teng...
Teng...
Teng...
Teng...
Suara dentang lonceng menggema keras di ruangan emas putih.
Pandangan Huateng langsung menunduk dalam dengan penuh khidmatnya sedangkan posisi tubuhnya, bersimpuh hormat tepat di hadapan podium.
Bibir Huateng bergerak komat-kamit, seperti dia sedang melafalkan kalimat doa.
Sedetik kemudian, muncul kembali cahaya terang berwarna putih dari arah podium emas putih.
"Demi Ke-esaan Tuhan, tiba saatnya waktu berdoa di hari ini, malaikat Huateng", ucap suara dari arah cahaya tersebut.
"Iya, pemimpin agung", sahut Huateng dengan sikap penuh hormatnya kepada sosok berjubah emas yang memakai sebuah topi tinggi di atas kepalanya.
"Apa pembelaanmu sekarang ?" tanya orang berjubah emas.
"Aku berharap seluruh langit serta dewan petinggi umat senantiasa terlindungi oleh kekuatan surga begitu pula mereka juga melindungiku sebagai umatnya", sahut Huateng dalam posisi masih memberi hormat.
"Sedangkan pembelaanmu sendiri ?" tanya sosok berjubah emas dengan tatapan dinginnya.
"Aku tidak memiliki sebuah pembelaan terhadap diriku sendiri, namun, aku menginginkan surga senatiasa berpihak padaku", sahut Huateng dengan kepala tertunduk khidmat.
"Dan apa permintaanmu lagi, wahai malaikat Huateng ?" tanya sosok dengan topi tingginya yang ada di atas podium emas itu kepada Huateng.
"Pembelaanku adalah aku memohon kiranya pemimpin agung merestui pernikahanku dengan Qixuan", sahut Huateng.
"Tidak dibenarkan bagi sesosok malaikat langit untuk melakukan sebuah pernikahan, malaikat Huateng", ucap pemimpin agung seraya menatap tajam.
Ucapan sang pemimpin agung sontak membuat pandangan Huateng langsung teralihkan sepenuhnya ke arah sosok berjubah emas itu.
"Lantas apa yang seharusnya aku lakukan agar mendapat restu untuk menikah", kata Huateng sembari menatap serius.
"Tidak ada...", sahut pemimpin agung.
"Tapi aku telah jatuh cinta padanya dan kami telah memiliki seorang buah hati dari hubungan intim kami", lanjut Huateng berterus terang.
Sorot mata pemimpin agung langsung menyorot tajam sedangkan raut wajahnya berubah muram.
Lama dia menatap dingin ke arah Huateng.
"Tak seharusnya engkau melakukan dosa besar yang akan dilaknat oleh seisi alam semesta ini, malaikat Huateng", kata pemimpin agung sedangkan cawan emas di tangannya tampak berguncang kuat.
"Ampuni aku atas dosa ini namun jika aku tidak bertanggung jawab atas dosa besar ini maka seluruh langit serta alam semesta akan dipermalukan dan akan jatuh kehormatannya di mata seorang manusia sedangkan aku tidak menginginkan hal itu terjadi, pemimpin agung yang terhormat", sahut Huateng sembari menatap lurus ke arah sosok berjubah emas yang berada di podium.
