NovelToon NovelToon
Benih Titipan Adik Ipar

Benih Titipan Adik Ipar

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang
Popularitas:177k
Nilai: 5
Nama Author: bundew

"Apa yang kita lakukan ini adalah sebuah kesalahan dan aku sangat menyesal sudah menghianati Abram, suamiku. Jadi setelah hari ini jangan pernah mengungkitnya lagi,karena kamu bukan lagi kekasihku seperti 5 tahun lalu, tapi statusmu sekarang adalah adik ipar ku, Arga."

" Bagaimana kalau kamu hamil? Aku pastikan itu adalah darah dagingku. Apakah status kita tetap akan masih sama hanya sebatas ipar?"

Arga Anderson mantan kekasih yang 5 tahun lalu meninggalkannya, tiba tiba kembali dalam status sebagai adik iparnya dan tanpa sengaja masuk kedalam kehidupan pernikahan Anisa, karena keteledorannya. Sampai membuat mereka berdua tidak sengaja menghabiskan malam panas bersama, yang membuat Anisa ternyata hamil.

Tapi apakah benar bayi yang ada didalam kandungannya adalah anak Arga seperti yang dikatakan pria itu. Atau anak Abram, suaminya.
Hidup Anisa yang semula damai berubah menjadi rumit dan pelik.
Apalagi setelah satu persatu rahasia dari Abram, Arga dan keluarga mereka terungkap.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bundew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

27.Part 27.

Tio diam sambil melotot kearah Arga, begitu mendengar perintah yang diberikan pria itu setelah mendengar khabar kehamilan Anisa.

" Dasar pria sinting!" tanpa bisa dicegah umpatan itu keluar dari mulutnya dan tidak perduli sekarang mereka berada dan siapa yang akan mendengarnya.

Tapi, Anisa yang mendengar apa yang diperintahkan oleh Arga pada Tio, tanpa tau status hubungan mereka berdua sebenarnya. Juga berpikir sama seperti yang dilontarkan oleh pria itu barusan, mengenai sosok Arga.

Bagaimana tidak sinting, dirinya yang dinyatakan hamil saja masih sangat syok dan bingung.Karena tidak tau secara pasti siap ayah bayi dalam kandungan dia sekarang. Apa Arga si pria sinting atau Abram, si pria gila.

Kedua pria tersebut tidak ada yang beres sama sekali dan kenapa dia harus terlibat bersama semua pria macam itu. Apa ini karma atau kutukan, batin Anisa.

" Aku tidak perduli Tio,pokoknya kau harus melakukannya. jangan hanya mengumpat padaku tapi tidak melakukan yang aku suruh." Arga menegaskan.

" Aku tau Ga,tapi tidak bisa secepat itu, kau pikir semuanya tidak perlu proses. Membuat bayi saja perlu proses, hamil juga perlu proses sampai akhirnya bayi itu lahir, jadi....SABAR! Ga!" Kali ini Tio membentak Arga, karena sepertinya pria itu benar benar sudah dibatas titik kesabarannya.

Tapi bukannya mendengarkan dan paham,Arga tetap pada pendiriannya. Bahkan tanpa malu sedikitpun supaya pria itu mau melakukan perintah untuk mengurus perceraian Anisa dan Abram serta pernikahan dirinya dan Anisa.Arga sengaja mengancam Tio menggunakan kelemahan pria itu yang membuat Tio terpaksa mengiyakan perintah Arga.

" Iya, baiklah. Akan aku lakukan tapi kau harus berjanji jangan katakan apapun pada Amelia mengenai hal itu. Aku tidak ingin dia tau tentang itu, Ga. Biar itu menjadi rahasiaku saja."

" Asal kau berjanji akan melakukan perintahku aku tidak akan pernah mengatakan rahasia gelap mu pada Amelia, Yo."

Dari ranjang pasien, Anisa bisa mendengarkan semua yang dibicarakan oleh dua pria itu, tapi sepertinya dia dianggap tidak ada disana.

Semua yang sedang mereka bicarakan, terutama permintaan Arga itu berkaitan dengan dirinya, tapi sedikit pun pria itu tidak bertanya atau minta pendapatnya.Membuat Anisa jadi geram pada Arga.

" Ga! Arga!"

Terlalu asyik berbicara dengan Tio, Arga tidak mendengar panggilan Anisa yang tidak terlalu keras karena kondisinya sekarang yang belum pulih setalah tadi hampir dehidrasi.

Merasa diabaikan, dengan seluruh kekuatan yang dia miliki.Anisa kembali memanggil kearah Arga

" Ar- ga!" Kali ini bukan hanya Arga yang menolah tapi Tio juga menolah dan mereka berdua baru sadar kalau sejak tadi ternyata Anisa tidak tidur tapi sedang mendengarkan perdebatan yang mereka lakukan.

" Nis. Arga reflek mendekat kearah ranjang.

Sementara Tio tidak menyia nyiakan kesempatan tersebut untuk kabur dari ruangan tersebut, juga Arga. Meski sebelum pria itu keluar, Arga kembali mengingatkan tentang perintah yang tadi dia berikan padanya.

" Ingat Tio lakukan secepatnya jangan tidak!"

" Iya, akan aku lakukan hari ini juga. Sekarang aku pulang dulu, karena kalian pasti sekarang perlu waktu bicara berdua bukan."Lalu dia kabur secepat kilat keluar dari ruangan itu.

Arga tidak mengindahkan lagi hal itu, karena fokusnya sudah kembali pada Anisa yang duduk diranjang sambil menatap padanya.

" Nis, bagaimana perasaanmu sekarang? Apa lebih baik? Atau kamu masih merasa muak seperti tadi? Kalau iya mati kita pergi keruang dokter kandungan untuk..."

" Perasaan ku buruk Ga. Apalagi waktu mendengar apa yang kau bicarakan dengan Yoo tadi. Mendengar semua itu rasanya aku bukan hanya ingin muntah tapi juga ingin mencakar wajahmu Ga."

" Apa, Nis?! Hahaha!"

Mendengar apa yang dikatakan Anisa, bukannya marah atau tersinggung Arga malah tertawa keras, seolah yang dikatakan oleh perempuan itu adalah sesuatu yang sangat lucu.

" Kenapa malah tertawa!" Anisa membentak marah kearah Arga yang sedang terpingkal itu

" Karena kamu lucu, Nis." Arga mencubit ujung hidung perempuan itu gemas, membuat Anisa langsung menepis tangan Arga.

"Hentikan Ga!"

Mendengar permintaan Anisa Arga lalu menjauhkan tangannya dari wajah perempuan itu.

" Baiklah,Nis. Aku nggak bercanda lagi sekarang. Karena kamu masih cukup lemas akibat terlalu banyak mengeluarkan cairan tubuh tadi jadi...."

" Bukan ini, melainkan rencanamu tadi dengan Tio."

Arga terdiam menatap kearah Anisa yang juga sedang menatap dirinya.

"Apa kau tidak suka?"Pria itu bertanya.

"Iya, aku tidak suka dan tidak mau Ga." Anisa menjawab.

" Kenapa?" raut wajah Arga terlihat tidak suka waktu bertanya.

" Karena aku bukan piala bergilir untuk kalian berdua." Anisa memberi jawaban.

Mendengar jawaban Anisa Arga menarik nafas, menatap kearah Anisa dengan tangan bertumpu ditepi ranjang tempat perempuan itu berbaring sekarang.

" Aku tidak pernah menganggap mu seperti itu,Nis."

" Tapi aku merasa seperti itu, Ga.Karena itu aku tidak mau melakukannya."

" Yang mana yang kau tidak mau bercerai dengan Abram atau menikah denganku?" Arga bertanya kali ini dengan wajah serius.

" Keduanya."

Seketika keheningan tercipta diantara mereka berdua setelah Anisa menjawab.

" Tapi kau hamil anakku Nis." Arga bicara lagi lagi ini nada suaranya terdengar berbeda dari sebelumnya.

" Aku tidak yakin Ga. Bisa saja itu anak Abram karena..."

" Kau pikir aku perduli, Nis. Tidak,anak siapapun dalam perutmu sekarang.Bagiku dia tetap anakku dan akan selamanya seperti itu, meski nanti kau bersikeras dengan berusaha melakukan test DNA, aku tidak perduli."

" Sinting!" Kali ini Anisa gantian yang mengatakan umpatan itu untuk Arga, karena tidak tau lagi bagaimana menghadapi sikap keras kepala pria itu.

" Benar aku memang sudah sinting,Nis dan itu karena mu. Aku sudah bersabar menunggu selama 5 tahun, supaya bisa kembali padamu.Lalu saat kesempatan itu datang kau pikir aku akan melepaskannya? Tidak, aku akan mengambilnya Nis tida perduli apa resikonya yang pasti aku tidak mau lagi kehilangan dirimu seperti dulu.

" Huffft...."

Anisa menghela nafas keras, karena hanya itu yang bisa dia lakukan menghadapi sikap keras kepala Arah sekarang.

" Sebaiknya kau jangan menolak, karena untuk kali ini tidak ada gunanya, Nis." Arga menegaskan lagi.

Sepertinya sekarang tidak ada gunanya dia mengajak pria itu bicara, karena otak Arga sedang dalam kondisi tidak normal dan dirinya juga sedang dalam kondisi lemah.

Jadi sebaiknya dia tunda saja dulu pembicaraan ini, untuk satu dua hari kedepan sampai dirinya benar benar pulih baru, baru dia akan mengajak Arga bicara lagi, pikir Anisa.

" Sebaiknya kita bicarakan ini nanti lagi sekarang aku ingin istirahat saja Ga. Jadi bisa kau keluar dari sini dan tinggalkan saja aku sendiri." Anisa meminta, berharap Arga akan mengabulkan keinginannya.

Tapi bukan Arga namanya kalau dia mengiyakan permintaan Anisa, untuk meninggalkan dia sendiri.

Karena alih alih mengiyakan, Arga malah ikut naik keatas tempat tidur rumah sakit itu,lalu merebahkan tubuhnya disana dan menarik Anisa kedalam pelukannya.

" Ayo sekarang kita istirahat."

1
Yanti Atthar
kenapa gak lanjut
Tety Nurhayati Azis
lanjut thor
Murdiyanti Dian
😭😭😭😭😭
Murdiyanti Dian
senang dengan sikap tegasmu Anisa,aku dukung
Susana Sari Sari
kok belum ljut lagi ...??
roman picisan: ini bakal lanjut gak ya?
total 1 replies
Masniah Imas
semangat jangan lupa up nya...
Yuni
bagus cerita nya menarik
Rara Nospan
knp lama sekali updatenya
Venny Fibrianti
niat gak sih buat cerita kenapa up ny lama banget
Umisah Asther
enak banget mertua mu ngomong kek gitu kl di balik km jd Anisa pasti tau rasanya jd perempuan kok gk bisa merasakan kesakitan perempuan lain yg di hianiti miris banget keluarga Anderson... jngan mau NIS pisah aja pergi jauh
Reni Anjarwani
doubel up thor
Rostina Lamba
Annisa hayooo kamu tegassss.. mertuamu baik padamu? justru merekalah yg licik.. ayo donk Thor ishhh sy jd gregetan nih😬😬🤭
🌿×ìąօണҽì հąղҽҽղ🦋🕊🤍🐬
bagus anisa, km hrs tgas... jgn brharap dgn laki2 gak tau diri ky Abram... bikin Abram nysel Thor, buat anisa prgi & bucin ma arga ka Thor... /Scream//Scream//Scream/
Ida Blado
si prempuan sok jgo
Selin Tari
jangan sampai bram tau kalau Anisa hamil , duch Arga cepet donk bertindak 💪💪💪
Eva Karmita
gemeeeeeessh banget dah 🥰🥰
Jenifer Atzuzi
maaf thoorr.....bandung sama jakarta itu bisa naik pesawat iya 😔 kok saya bingung besti 😔
Nahyatul Ula
lanjut
Dewi Suntana
pas ke hotel liay si Naura Lagi sama cowok ya thor lg caeum2 .
s abraham ngamuk . trus mu minggat ka rmh di tengah perjalanan kecelakaan .dah tuh rudal berengsek
da. untuk arga ama anisa semoga di bersatukan
icha haunter 32
up lagi dong thor jangan lama lama
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!