NovelToon NovelToon
2 Suami

2 Suami

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cerai / Beda Usia / Angst
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Meymei

Inaya tidak pernah menyangka pernikahan yang ia paksakan dengan melanggar pantangan para tetua, berakhir dengan kabar kematian suaminya yang tidak ditemukan jasadnya. Selama dua tahun ia menunggu, berharap suaminya masih hidup di suatu tempat dan akan kembali mencarinya.
Akan tetapi, ia harus kecewa dan harus mengajukan gugatan suami ghaib untuk mengakhiri status pernikahannya.
Fatah yang sudah lama menyukai Inaya akhirnya mengungkapkan perasaannya dan mengatakan akan menunggu sampai masa iddahnya selesai.
Mereka akhirnya menikah atas restu dari Ibu Inaya dan mantan mertuanya.
Akan tetapi, saat mereka sedang berbahagia dengan kabar kehamilan Inaya, kabar kepulangan Weko terdengar. Akankah Inaya kembali kepada Weko dan bercerai dengan Fatah atau menjalani pernikahan dengan bayang-bayang suami pertamanya?
.
.
.
Haloo semuanya, jumpa lagi dengan author. Semoga semua pembaca suka..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meymei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Merasakan Ketulusan

Sebelum pergi kembali miyang, Weko menyempatkan untuk menunggu Inaya pagi-pagi di depan koperasi. Ia berharap bisa berbicara dengan Inaya mengenai perasaannya.

“Mas Weko?” panggil Inaya melihat Weko yang berjongkok di samping motornya.

“Dek!” Weko segera berdiri.

“Sejak kapan Mas di sini?”

“Baru saja.”

“Ada apa Mas menungguku?”

“Ada yang ingin aku sampaikan.”

“Kita ke sana, Mas. Tidak enak dilihat orang berdiri di sini.” Weko mengangguk dan mengikuti Inaya yang berjalan menuju kursi yang ada di depan koperasi.

Mereka duduk di sana. Weko yang merasa gugup, bingung mau mengatakan apa saat ini.

“Jadi, mau ngomong apa, Mas?” tanya Inaya yang melihat jam tangannya yang menunjukkan sebentar lagi jam 8.

“Dek, aku.. Aku menyukaimu.”

“Aku tahu ini tiba-tiba, tapi aku sudah menyukaimu sejak pertemuan pertama kita. Kamu adalah satu-satunya Perempuan yang bisa membuatku tertarik untuk memikirkan masa depan. Aku ingin melamar kamu.” Weko menyelesaikan kalimatnya dengan satu kali tarikan nafas.

Inaya menatap bingung ke arah Weko. Apa yang membuat Weko bisa menyukainya? Ia bahkan selama ini menjauhinya.

“Apa yang kamu suka dari aku, Mas?” pertanyaan itu lolos begitu saja.

“Semuanya!” jawab Weko dengan mantap.

“Ah! Maaf, Mas. Sudah waktunya masuk. Aku harus absen.”

“Baiklah! Aku akan kemari nanti siang.” Inaya tidak menjawab karena ia buru-buru masuk ke dalam koperasi.

Ia sampai lupa berpamitan dengan Weko yang melambaikan tangannya dengan senyuman.

Inaya tidak memiliki waktu untuk memikirkan perkataan Weko. Ia seharian disibukkan dengan pekerjaan yang sempat ia tunda beberapa hari yang lalu. Ketika jam makan siang, Weko datang menjemput Inaya dan membawanya ke sebuah café saung.

“Mas, aku hanya Perempuan biasa.” Inaya membuka percakapan setelah keduanya selesai makan.

“Aku juga laki-laki biasa, Dek. Kita sama-sama manusia biasa.”

“Aku Perempuan dengan banyak masalah, Mas.”

“Aku juga.”

“Aku adalah tulang punggung di keluarga saat ini, Mas.”

“Aku juga.”

“Ak..”

“Tenang saja, aku tidak memaksamu harus menjawabnya sekarang. Aku akan menunggumu.” Sela Weko yang seolah tahu perkataan Inaya selanjutnya secara tidak langsung akan menolaknya.

Inaya merasakan ketulusan dalam kata-kata Weko. Ia hanya menganggukkan kepalanya dan Weko mengantarkan Inaya kembali ke koperasi.

Sejak saat itu, Inaya sesekali akan membalas pesan Weko dan menyimpan Namanya di ponsel. Weko yang merasa ada harapan, segera menyiapkan semua yang ia perlukan untuk langkah selanjutnya.

Kedua orang tuanya bahkan sudah setuju walaupun itu masih keputusan yang sulit untuk Mida. Ia khawatir Inaya akan keberatan dengan kenyataan Weko yang menjadi tulang punggung keluarga.

Sintya juga sangat mendukung Weko, tetapi ia tidak bisa ada di sana karena ia sedang hamil dan tidak diperbolehkan suaminya untuk pulang ke rumah kedua orang tuanya.

Sementara Inaya masih belum mengatakan apa-apa kepada Ranti. Ia masih ingat sang ibu tidak menyukai Weko, sehingga ia akan mengatakannya saat hubungan mereka sudah pasti. Saat ini Inaya masih memantapkan hatinya dengan meminta petunjuk kepada Allah.

“Anif!” teriak Inaya.

“Apasih, Mbak!” Anif datang dengan bersungut-sungut.

“Apa ini? Bukannya Mbak sudah sering bilang, kalau dalaman cuci sendiri. Kamu itu sudah balig?”

“Bukan aku! Aku tidak punya cd kotor seperti itu!” elak Anif.

Jika Anif mengelak, sudah pasti pelakunya hanya satu yaitu Yanti. Segera saja nama Yanti menggelegar di rumah.

Ini adalah salah satu kebiasaan Inaya. Berteriak untuk mendisiplinkan sang adik. Yanti yang mendengar suaranya dipanggil, datang dengan wajah cemberut.

“Dalaman kamu cuci sendiri dan ingatlah untuk berganti dalaman minimal 3 kali sehari!”

“Ya!” jawab Yanti dengan ketus.

“Buang yang sudah tidak layak dipakai!”

“Hanya punya ini!” Inaya menarik nafas dalam.

“Nanti aku belikan baru! Apalagi yang tidak layak, sekalian!” Inaya selalu kehabisan kesabarannya saat berurusan dengan Yanti.

Sikap Yanti yang keras kepala dan tidak mau di salahkan, membuatnya susah untuk mengajari tata krama. Seolah dari awal, Yanti sudah dididik seperti itu. Yanti sampai memperlakukan Ranti dengan kasar dan mengabaikannya.

“Semuanya!” jawab Yanti dengan ketus.

“Dijawab yang benar!” sentak Anif.

Bukannya meminta maaf, Yanti justru meninggalkan Inaya dan Anif yang geram.

“Dasar! Kenapa juga dia tinggal di sini!” kesal Anif.

“Mau tinggal dimana lagi?”

“Neneknya masih ada. Bukannya Neneknya sayang kepadanya?”

“Kamu tahu dari mana?”

“Dia sendiri yang bilang.”

“Apa dia ada mengatakan masalah apa yang dia buat?” Inaya berakhir menginterogasi Anif yang lebih banyak menghabiskan waktu dengan Yanti.

“Tidak. Dia hanya mengatakan kalau Bapaknya sedang dekat dengan Perempuan lain.”

“Hah? Maksudnya?”

“Kang Rodi sudah cerai sama istrinya dan sekarang punya pacar baru. Mungkin akan menikah.”

“Kamu yakin?” tanya Inaya tidak percaya.

Anif menganggukkan kepalanya dan meninggalkan Inaya yang akan mencuci pakaian. Inaya jadi berpikir, apakah kakaknya tahu kebenaran itu.

Keesokan harinya, Inaya yang libur ikut Ranti ke pasar. Selain membantu Ranti, ia juga ingin sekalian belanja untuk Yanti dan Anif.

“Dek, hari ini aku berangkat miyang.” Kata Weko di sambungan telepon.

“Iya, Mas. Hati-hati.”

“Dek, saat aku pulang..” Weko menggantung kalimatnya.

“Apa, Mas?”

“Saat aku pulang, bisakah aku mendengar jawabanmu?” Inaya terdiam.

“Dek..”

“Iya, Mas.”

“Terima kasih.”

Inaya menatap panggilan yang sudah berakhir. Walau setiap sholatnya ia berdoa agar Allah menunjukkan jalan kepadanya, ia masih bingung dengan cara menyampaikan kepada sang ibu.

“Bu, kalau aku menikah bagaimana?” tanya Inaya saat masih menunggu bus jalan.

“Menikah? Apa sudah ada calon?”

“Sepertinya akan ada yang melamar.”

“Siapa?”

“Mas Weko.”

“Weko? Sepupu Sintya?” Inaya menganggukkan kepalanya.

“Kamu yakin dengan orang miyang?”

“Kenapa kalau orang miyang, Bu?”

“Mereka akan pergi berbulan-bulan. Kamu tidak tahu selama itu mereka melakukan apa saja. Belum lagi kebiasaan minum mereka. Ibu tidak suka dengan orang yang suka minum karena bisa melakukan hal yang melampaui batas!”

“Belum tentu, Bu.”

“Kamu jangan membelanya! Kamu tidak ingat dengan suami pertama Asih?”

“Tolong, Bu. Jangan disamakan! Setiap orang itu berbeda.” Ranti hanya diam.

Ingatan itu masih terasa hangat. Ranti tidak mau Inaya berakhir seperti Asih dulu.

1
kalea rizuky
lanjutnya man
Meymei: Siap kakak 😁
total 1 replies
indy
jadi ikutan pengin lobster
indy
semangat kakak
Meymei: Semangat 🙏🏻
total 1 replies
indy
masih yang manis manis
indy
serasa di jawa
indy
adat Jawanya gak terlalu beda kok, terutama untuk rakyat biasa. ada piring terbang juga
Meymei: Beda dikit ya kak 😁
total 1 replies
Susanti
bagus lanjut
indy
semangat kaka
Meymei: Terima kasih, kakak 🥰
total 1 replies
indy
keren, sekarang edisi budaya jawa ya
Meymei: Cmiiw ya kak 😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!