My Naughty Boss

Setelah melakukan rapat, Tessa mencatat poin pentingnya. Kemudian dia dan Keenan melihat bagaimana jalannya pembangunan.

"Bagaimana dulu aku bisa gagal menjalankan proyek ini?" komentar Keenan sambil menatap atap lantai satu yang sudah jadi.

"Kau terlalu mengabaikan proyek ini dan sibuk dengan teman-teman kencanmu, Bos," ucap Tessa berusaha mengingatkan Keenan.

"Itu karena Sebastian dan Luke," ketus Keenan tidak terima.

"Kenapa kau selalu menyalahkan orang lain, Bos," sahut Tessa tak habis pikir.

"Mengenai itu, rasanya aku sudah lama tidak membeli pengaman, sepertinya Bella memang mengubahmu jadi lebih baik. Semoga kencanmu berjalan lancar nanti malam,"

"Aku akan membantumu menemukan cinta sejatimu, Bos!"

Tessa menepuk bahu Keenan dan berlalu pergi, dia ingin melihat area lain.

Sesuai perkiraan Tessa, dia kembali ke penginapan menjelang sore.

"Penginapan, sauna dan tempat wisata lain semuanya dipenuhi oleh turis, aku jadi penasaran dengan penduduk lokal pulau ini," ucap Tessa saat dalam perjalanan menuju penginapan.

"Dan aku yakin semua itu dibangun oleh perusahaan luar sepertiku," sahut Keenan.

"Aku akan membaur bersama Kevin mungkin bisa menjawab rasa penasaranku," ucap Tessa lagi.

Mendengar nama Kevin disebut selalu membuat mood Keenan jadi buruk. Dia lebih memilih diam dan berusaha tidak peduli dari pada bertengkar dengan Tessa lagi.

Sesampai di penginapan, Tessa bergegas ke kamarnya untuk bersiap berjalan dengan Kevin. Sementara Keenan sendiri masih bersantai di balkon sambil menikmati pemandangan Pulau Borgia.

Keenan menunggu matahari tenggelam sambil meminum kopi. Dia sengaja menjauhkan ponselnya, kadang dia juga butuh me time seperti itu.

Mengenai itu, rasanya aku sudah lama tidak membeli pengaman, sepertinya Bella memang mengubahmu jadi lebih baik. Semoga kencanmu berjalan lancar nanti malam

Aku akan membantumu menemukan cinta sejatimu, Bos

Perkataan Tessa itu mengganggu pikiran Keenan sekarang. Apa memang semua itu karena Bella?

"Disaat seperti ini aku membutuhkan dua berandal itu," gumam Keenan yang mengingat kedua sahabatnya.

_

_

_

_

Tessa dan Kevin berjalan di pinggir pantai berdua, mereka menikmati deburan ombak dan menunggu sunset tiba.

"Berdirilah disitu, aku akan memotretmu!" pinta Tessa pada Kevin sambil menunjuk angle foto yang menurutnya menarik.

Tessa yang memegang kamera mulai memotret Kevin dengan berbagai gaya.

"Aku tadi hampir seharian memotret Bella tapi sekarang justru aku yang menjadi modelmu," keluh Kevin.

Tessa tergelak, rasanya keberadaan Kevin hanya untuk dimanfaatkan.

"Menurutmu bagaimana Bella?" tanya Tessa kemudian.

"Seperti yang dikatakan di berita, dia gadis baik dan juga periang, dia mudah akrab dengan seseorang dan yang paling penting, dia tidak sombong," sahut Kevin.

"Wow, kau menganalisa seseorang dengan baik." Tessa mendudukkan diri di pasir.

Kevin juga ikut duduk di samping Tessa. "Apa kau merasa cemburu?"

"Cemburu dengan bos Keenan dan Bella? Apa kau bercanda!"

"Setidaknya Keenan tidak memperlakukan Bella seperti teman tidurnya, apa memang dia mencoba serius?"

"I think so, semua orang pasti akan berubah seiring berjalannya waktu!"

Pada saat itu, sunset sudah tampak terlihat. Tessa dan Kevin terdiam dan menikmati momen-momen indah itu.

"Sudah lama aku tidak melihat sunset seperti ini," ungkap Tessa.

"Aku juga. Setelah ini apa kau mau melihat festival?" tanya Kevin.

Tessa tampak berfikir. "Lebih baik tidak, aku tidak mau mengganggu kencan bos Keenan dan Bella!"

"Lagi pula kalau melihat wajahku, bos menyebalkan itu akan menyuruh-nyuruhku dan jiwa budakku selalu menurut walaupun permintaannya tidak masuk akal!"