Dia adalah seorang pria yang sangat tampan dan kaya raya, hidupnya merasa lebih sempurna setelah kehadiran seorang istri yang sangat cantik.
Tapi dengan teganya sang istri berselingkuh dengan kakak tirinya, kemudian mereka membunuh Bryan secara sadis demi mendapatkan seluruh kekayaan yang Bryan miliki.
Bryan diberikan kesempatan untuk hidup kembali oleh sistem, tapi dia harus menyelesaikan misi dari sistem, yaitu dia harus bisa membuat banyak wanita takluk kepadanya, dengan syarat dia harus menyembunyikan identitas aslinya dan menyamar menjadi seorang ojek online.
Apakah Bryan sanggup menaklukkan hati para wanita target sistem dalam waktu satu bulan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Bryan pernah menjadi seorang pemimpin perusahaan karena itu selama dua hari dia mengajarkan Luna bagaimana caranya menjadi seorang pemimpin perusahaan. Luna seorang wanita cerdas sehingga dia cepat memahami apapun yang diajarkan oleh Bryan kepadanya.
Walaupun sebenarnya Luna sangat malas ketika Bryan menyuruh Luna untuk membaca buku-buku yang menumpuk diatas meja, tapi dia harus bisa menyingkirkan rasa malas itu. Luna harus bangkit, Luna harus bisa menjadi seorang pemimpin perusahaan yang dapat diandalkan untuk memajukan perusahaan.
Sehingga Luna berlatih sangat keras untuk bisa menjadi seseorang yang layak menjadi seorang pemimpin perusahaan, tentu saja atas bantuan dari Bryan. Pria itu telah berjasa sangat besar di dalam hidup Luna.
Sehingga akhirnya Luna pun sudah mulai bergabung dengan perusahaan, sebagai pemimpin perusahaan di perusahannya sendiri. Bahkan sekarang kondisi perusahaan sudah membaik kembali, dan keberadaan Luna bisa diterima oleh para staf jajaran tertinggi di perusahaannya.
Tentu saja Luna akan menjadi wanita yang sangat sibuk, membuat dia tidak bisa bertemu dengan Bryan secara bebas, karena banyak sekali pekerjaan yang harus dia selesaikan, apalagi dia baru menjadi pemimpin disana, tentu saja harus bekerja lebih keras lagi, sebuah usaha untuk memajukan perusahaannya.
Dan Bryan sama sekali tidak keberatan jika Luna sibuk dengan pekerjaannya, dia sangat menghargai pekerjaan Luna. Malahan dia yang menyuruh Luna untuk memfokuskan dirinya pada perusahaan, agar Luna bisa menjadi pemimpin yang dapat diandalkan di perusahaannya.
Mereka berjanji jika ada waktu senggang, mereka akan menyempatkan diri untuk bertemu, sehingga hari ini mumpung Luna masih memiliki waktu luang, dia gunakan untuk liburan bersama Bryan.
Mereka berdua liburan ke pantai, menikmati pemandangan yang indah disana, mereka berjalan sambil bergandengan tangan di tepi pantai tersebut, membiarkan kaki mereka basah terkena air ombak.
Luna menatap Bryan dengan begitu dalam, "Aku senang bisa bertemu lagi dengamu, Juan."
Bryan tersenyum, dia mengusap dengan lembut wajahnya Luna, "Aku juga sama, sangat senang bisa bertemu denganmu. Kamu semakin cantik, Luna."
Mereka berdua nampak saling melemparkan senyuman, pujian dari Bryan membuat hati Luna semakin melayang. Kemudian mereka pun berciuman di tepi pantai sana, selayaknya seorang kekasih yang sedang kasmaran. Mereka berciuman dengan begitu mesra, mungkin karena saling merindukan satu sama lain.
Waktu tak terasa sudah mulai malam, sehingga suasana di pantai sana terasa sangat sepi pengunjung.
"Apa kita akan menginap di hotel?" tanya Bryan, saat ini dia dan Luna sedang berada di dalam mobil miliknya Luna, tak jauh dari pantai.
"Aku tidak bisa menginap malam ini, soalnya besok aku ada meeting penting." Luna sebenarnya masih ingin menikmati hari-harinya bersama Bryan, tapi dia tidak bisa meninggalkan pekerjaannya, apalagi dia baru juga menjadi CEO disana.
"Ya sudah tidak apa-apa, aku senang perusahaan kamu telah kembali lancar." ucap Bryan sambil membelai rambut Luna dengan lembut.
Mereka tersenyum saling memandang satu sama lain, kemudian mereka pun saling menautkan bibir mereka kembali, mungkin karena mereka sudah pernah melakukan lebih dari sekedar ciuman, sehingga baru berciuman saja, hasrat telah memuncak.
Ciuman mereka semakin dalam dan semakin panas, sehingga tangan mereka bergerak untuk saling melepaskan pakaian.
Saat ini mereka sedang berada di kursi paling depan, Luna yang sudah dalam keadaan tela-njang dia duduk di pangkuan Bryan, sehingga secara otomatis sang jantan yang sudah berdiri tegak masuk ke dalam milik Luna.
"Ahhh..." Keduanya mendes-ah ketika tubuh mereka menyatu.
Bryan menyambar buah dada Luna, kedua tangannya membantu Luna untuk bergerak diatas pangkuannya, membuat mobil yang berada di pinggir pantai tersebut bergoyang-goyang.
Bryan mempercepat gerakannya, membuat sang jantan menusuk lebih dalam, gerakan Luna semakin lincah dengan memegang bahu pria itu.
Walaupun tidak menginap, yang penting mereka telah melepaskan kerinduan mereka, keduanya sama-sama mendes-ah ketika merasakan pelepasan secara bersamaan.
"Aku pasti akan merindukanmu, kapan-kapan kalau aku lagi tidak sibuk, boleh kita bertemu lagi?" tanya Luna dengan malu-malu.
"Tentu saja boleh, aku juga pasti akan merindukanmu." ucap Bryan sambil tersenyum, senyuman Bryan sangat menggoda, bisa membuat wanita yang melihatnya menjadi lupa diri.
Ojek online yang satu ini memang meresahkan.
"Makasih, Juan. Ini semua karenamu, akhirnya aku bisa lepas dari Jerome, ibu tiri, dan kakak tiriku. Dan juga perusahaan jatuh ke tanganku." Luna mengatakannya dengan sangat tulus.
"Iya sama-sama, Luna."
Setelah itu mereka berciuman kembali, dan melakukannya sekali lagi di dalam mobil sana, kini mereka berpindah tempat ke kursi belakang.
Bryan menghujam Luna lagi dan lagi, miliknya sangat terasa sempit, sehingga Bryan sangat ketagihan. Begitu pun Luna, dia sudah candu dengan benda pusakanya Bryan.
Suara gemuruh ombak membuat permainan mereka semakin terasa syahdu dan terasa panas. Setelah sama-sama puas, barulah mereka pulang ke rumah masing-masing.
...****************...
Hari ini sudah tepat 12 hari Bryan hidup kembali, tinggal tersisa waktu 18 hari lagi untuk menaklukkan 3 target lagi, entah siapa itu, Bryan pun menjadi penasaran.
Sistem bilang target ketiganya berada di kampung M, sebuah daerah pelosok, sangat jauh dari hingar bingarnya keramaian.
Bryan menyewa sebuah rumah sederhana disana, banyak sekali wanita di desa sana yang mulai tebar pesona kepadanya, entah siapa target ketiganya membuat dia menjadi penasaran.
Hampir setiap hari banyak gadis-gadis desa berdatangan menemui Bryan, memberikan ada banyak aneka masakan ciri khas kampung.
"Ini ada tutug oncom untuk akang, enak lho kang." ucap wanita bernama Popong. Dia menawarkan masakannya kepada Bryan.
"Mending akang makan punya aku, ada sayur lodeh, enak sekali lho." Wanita bernama Ningsih tak ingin kalah.
Kemudian wanita yang bernama Kokom tak ingin kalah juga, dia duduk di dekat Bryan yang sedang duduk di sebuah saung yang ada ditengah sawah. "Mending akang Juan makan masakan aku aja, aku masak tumis asin buat akang."
Mereka memang cantik, tapi tak membuat Bryan tertarik, karena tujuan dia kesana hanya untuk menemukan siapa target ketiganya.
Bryan melihat ada seorang wanita cantik, wanita itu terlihat sedang berjalan melewati ladang, selama dia tinggal di desa, Bryan baru melihat wanita itu, tapi sepertinya dia satu-satunya wanita yang tak ikutan tebar pesona padanya.
"Siapa wanita itu?" tanya Bryan kepada ketiga wanita yang dari tadi bersaing untuk mendapatkan hatinya Bryan.
"Dia namanya Lilis, tapi akang jangan berani deketin dia, bahaya." jawab Kokom, dia memperingatkan Bryan.
Bryan menjadi penasaran, "Bahaya kenapa?"
...****************...