Namaku Tiara Putri Mahesa, aku menikah dengan seorang Pria bernama Rio Anggara. Seorang pemuda sukses berjabatan Manager di Perusahaan Besar, dia sangat mencintaiku. Namun sikap dan sifatnya lambat laun berubah, dia menafkahiku dengan tidak layak, bahkan kerab tidak memberiku nafkah. Padahal Tugas Seorang Suami memberi Nafkah Lahir dan Batin Terhadap Istrinya. Tak jarang aku pun bagai seorang pengemis yang harus berkali kali mengiba meminta hakku. Namun kesabaranku seolah di injak injak dengan perbuatannya di belakangku, lelah dengan kesabaran yang tak pernah di hargai. Akhirnya aku Berontak dan Mundur.
Bagaimana kelanjutan kisahku? Yuk baca kisahku
Happy Reading❤️🔥
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cillato, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ide Gila Bu Ningsih
Setelah sekian lama mereka merenung dan berfikir, apa jalan keluar yang akan mereka lakukan. Akhirnya tiba tiba Bu Ningsih bersuara dengan mimik wajah gembira seraya tersenyum dengan lebar nya, memperlihatkan deretan gigi nya.
"Yo, ibu ada ide". Ucap Bu Ningsih cepat
Lalu Bu Ningsih pun membisikan kalimat sesuatu ke telinga anaknya itu, Rio yang mendengar ide yang di sampaikan Bu Ningsih nampak terkejut.
Rio mengerutkan dahi nya, seolah berfikir tentang kalimat kalimat yang di bisikkan oleh Ibu nya.
Rio nampak ragu tentang ide yang di usulkan oleh Bu Ningsih, apakah cara ini akan berhasil.
"Bu, apa ibu yakin?". Tanya Rio sedikit ragu tentang rencana Bu Ningsih
"Udahlah Yo, pasti Mawar mau. Apalagi Mawar tengah mengandung". Ujar Bu Ningsih tersenyum lebar, membayangkan bagaimana ide nya akan berhasil. Sudah pasti jika berhasil akan menguntungkan mereka, Bu Ningsih jadi tidak sabar.
Manda pun yang merasa penasaran lalu bertanya ke pada Bu Ningsih, dengan senang hati Bu Ningsih pun membisikan ide yang sudah di bisikkan terlebih dahulu ke Rio. Setelah mendengar ide Bu Ningsih, Manda pun bereaksi sama dengan adik nya, dia nampak terkejut spontan menutup mulut nya tak percaya akan ide yang di sampaikan oleh ibu nya itu. Tak pernah terbesit di fikiran nya ide semacam itu, Ibu nya memang bisa di andalkan dalam hal sulit seperti ini.
Manda nampak berfikir tentang ide yang di sampaikan Ibu nya, Tapi kalau di fikir fikir ide Ibu nya bagus juga. Manda tersenyum lebar ke arah Bu Ningsih, dan mengangkat dua jempolnya menandakan ide Bu Ningsih itu cemerlang.
Bu Ningsih pun membalas mengacungkan kedua jempol nya, dia benar benar bangga kepada dirinya karena bisa memikirkan ide tadi. Dalam waktu yang sangat singkat, Bu Ningsih bisa mencari jalan keluar yang bisa mereka gunakan untuk masalah yang menghadapi mereka saat ini.
Berbeda dengan Rio, dia nampak gusar. Rio sendiri hanya terdiam dan sedang berfikir keras. Seumur umur dia tidak pernah melakukan hal seperti itu, Saat menikah dengan Tiara saja, Rio juga tidak melakukan hal itu. Rio ragu dan takut apabila nanti Mawar bertambah marah padanya dengan melakukan ide yang di bilang Ibu nya tadi.
Menurut Rio, ide yang di berikan Ibu nya cukup bagus dan kemungkinan bisa di coba. Namun pertanyaan yang menjadi Rio berfikir keras adalah apakah rencana ini akan berhasil?
Karena melihat Rio yang hanya terdiam, Bu Ningsih dan Manda kompak menoleh ke arah Rio. Kedua wanita yang berbeda usia itu menatap Rio dengan tatapan aneh, mereka mengerutkan dahi nya ketika melihat ekspresi Rio seperti orang yang sedang tertekan. Terlihat Rio tidak senang oleh ide yang Bu Ningsih berikan
Bu Ningsih yang melihat Rio seperti itu, langsung menyenggol lengan Manda. Memberi kode kepada anak perempuan nya itu, untuk menanyakan kenapa Rio hanya terdiam seperti patung sekarang ini.
Manda yang mengetahui kode yang di berikan ibu nya, tentu saja langsung beraksi. Manda berdehem, dan sontak saja Rio menoleh ke arah nya. Rio menaikkan kedua alisnya, menatap bingung ke arah Manda.
"Kenapa yo, kok kayaknya kamu gk suka sama ide ibu?". Tanya Manda yang langsung To The Point ke adik nya itu
"Iya kenapa?". Ucap Bu Ningsih menimpali pembicaraan
Rio hanya menghela nafas nya dengan panjang, pertanda diri nya sedang frustasi, entah kenapa ada rasa sesak di dada Rio setelah memikirkan Uang Hantaran dan Mahar untuk pernikahan nya dengan Mawar.
"Aku gk yakin sama ide ibu, aku takut kita tidak akan berhasil". Ujar Rio dengan nada lemah setelah lama dia terdiam
" Pasti berhasil, 1000% Ibu yakin berhasil". Jawab Bu Ningsih dengan Percaya diri nya, apabila ide tersebut pasti akan berhasil.
"Ya, karena Rio Ragu aja bu". Sahut Rio dengan lesu
"Udah deh, percaya sama Ibu". Jawab Bu Ningsih dengan kesal, ia kesal bisa bisa nya Rio masih ragu dengan ide brilian yang di berikan.
Akhirnya Rio hanya terdiam, dia memilih pasrah saja dengan ide yang Ibu nya berikan. Jika ia melawan perkataan Ibu nya, pasti tidak akan ada habis nya.
Rio mau menikahi Mawar dengan senang hati, tanpa menyulitkan wanita itu. Mawar yang saat ini telah mengandung anak nya, darah daging nya. Mawar mau menahan rasa malu dan terhina akibat hamil di luar nikah atas perbuatan nya juga, jadi mana mungkin Rio tega menyulitkan Mawar dengan ide gila yang di berikan oleh Ibu nya. Itu yang membuat Rio terdiam dan berfikir keras.
Mungkin Mawar akan menyetujui ide yang di berikan Bu Ningsih, tapi tetap saja Rio yang akan merasa tidak enak. Jika keluarga Mawar tahu hal tersebut, bisa saja Rio dicap sebagai laki laki yang tidak bertanggung jawab, dan pasti dia akan di cap sebagai laki laki MOKONDO tanpa mau mengeluarkan uang modal untuk menikah.
Sejak dulu Rio sudah terbiasa hidup bertanggung jawab dan tidak akan pernah menyulitkan siapa pun.
Namun harus Rio akui, jika dia memiliki ambisi untuk hidup yang lebih baik dengan menikahi Mawar. Rio jadi tidak perlu capek capek bekerja, hanya ongkang ongkang kaki saja, uang sudah datang padanya. Karena Mawar adalah anak semata wayang dari keluarga nya, jadi otomatis semua Harta dan aset aset yang di miliki Pak ahmad selaku Bapak kandung dari Mawar akan jatuh ke tangan Mawar begitu saja.
Rio lagi lagi menghela nafas nya dengan panjang, ia merasa sesak luar biasa. Dia hanya menatap Bu Ningsih dan Manda dengan tatapan mata yang lekat.
Apa Rio harus menuruti ide gila yang di berikan oleh Ibu nya, namun jika di fikir fikir kembali apa yang di katakan oleh Ibu nya itu benar. Jika ia terlalu lama berfikir akan menunda nunda waktu saja. Dan itu akan membuat Rio semakin kehilangan waktu nya, dan membuat perut Mawar semakin lama akan semakin membesar.
"Baik Bu, Rio setuju dengan ide Ibu". Ucap Rio Pasrah
"Nah begitu dong, kamu menurut saja dengan perkataan Ibu" Ujar Bu Ningsih tersenyum, karena Rio menerima ide nya itu.
"iya, kamu tenang aja Yo. biar Ibu dan Mbak yang bakal ngomong sama Mawar". Kata Manda meyakinkan adik nya yang nampak kalut saat ini.
Lagi dan Lagi Rio menghelas nafas nya dengan panjang, sedikit banyak ia merasa khawatir. Namun melihat ketegasan dan keyakinan dari Ibu dan Kakak perempuan nya itu, membuat Rio sedikit percaya dengan ide sang Ibu.
usulnya