NovelToon NovelToon
KISAH MEREKA YANG LUAR BIASA

KISAH MEREKA YANG LUAR BIASA

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Sci-Fi / Light Novel
Popularitas:676
Nilai: 5
Nama Author: Ryn_Frankenstein

Apa itu kekuatan ? Apa itu bakat ? Dan apa itu keistimewaan ? Jika kamu memiliki kekuatan besar atau bakat dalam dirimu, apa yang akan kamu lakukan ? Menggunakannya untuk kebaikan, atau sebaliknya ?

"Memiliki kekuatan besar maka datanglah tanggung jawab yang besar." kurang lebih seperti itu kata-kata dari Ben Parker, meskipun hanya karakter fiksi, tapi kata-katanya sangat tidak biasa. Dan sekarang, cerita ini akan menceritakan kisah orang-orang yang luar biasa.

Note : update 2 hari sekali.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ryn_Frankenstein, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 18 : Goldwing, Chapter 05.

.

Melihat anak gadis atasannya tengah membaringkan kepalanya di atas meja, sudah dipastikan kalau dia sudah mabuk. Pria itu yang merupakan supir dari gadis itu pun mendekat dan mengajak nona mudanya itu untuk keluar dari tempatnya para manusia yang tengah bermaksiat. Dengan sedikit paksaan, ia berusaha untuk nona mudanya yang tengah dalam keadaan mabuk karena kebanyakan minum.

Indra tak peduli banyak teman-teman nonanya memandanginya. Saat akan berusaha membuat nona mudanya berdiri dan menatihnya, tiba-tiba sebuah tangan memegang salah satu pundaknya.

"Hei bro, biarkan aku saja yang membawanya." ucap seorang pria muda, mungkin salah satu teman nonanya.

"Maaf tuan, aku keberatan, karena orang tuanya meminta saya untuk membawanya pulang secepatnya." jawab Indra dengan tegas dan melemparkan pandangan dingin kearah pria itu.

Pemuda itu berhasil membuat Dita berdiri meski harus ditahan dan membiarkan kepalanya bersandar di pundaknya.

"Hei...!! Lu tu cuma supirnya, lu gak punya hak membawanya, dan dengan dengerin gue baik-baik, gue cowoknya, dan gue punya hak untuknya." ucap pria yang tadi, dia merasa tak terima karena melihat Dita yang merupakan kekasihnya tengah bersandar di pundak pria lain meski tidak sadar.

Semua orang disekitar memperhatikan Indra, mereka jadi penasaran, karena menurut pandangan mereka, seorang pria tengah mempertahankan kekasihnya dari pria lain. Bahkan ada yang tak sabar dan berharap akan terjadi perkelahian antara lelaki dan itu akan membaut suasana menjadi riuh dan ramai.

Disisi Indra, ia terkekeh mendengar ucapan pria yang tak sopan sama sekali dan mengaku sebagai kekasih nona mudanya, lalu ia berkata. "Tadi anda bilang apa ? Hak ? Gak salah ? Yang punya hak atas dirinya adalah orang tuanya, dan mereka sudah memberi saya perintah untuk membawanya pulang, jadi disinilah saya yang punya hak membawanya pulang."

Mendengar kata-kata Indra, orang-orang yang melihatnya terdiam, dan sebagian dari mereka ada yang sependapat. Tak ingin membuang waktu, Indra segera membawa pergi nonanya dan tak memperdulikan semua orang yang tengah memandanginya. Disisi pacarnya Dita, dia mengeraskan rahangnya, ia pun berjalan menyusul Indra karena ia tak bisa membiarkan semua orang memandang rendah padanya.

"Hei...!! Mau kemana lu ?" tanya salah satu temannya, lalu ia bersama teman-temannya berjalan menyusul karena tak ingin terjadi apa-apa.

Setelah berdesak-desakan, akhirnya Indra berhasil membawa Dita keluar dari club malam, ia segera memasukan nonanya ke dalam mobil. Setelah ia masukan Dita di tertidur di kursi belakang, Indra segera masuk ke kursi kemudi, baru saja akan membuka pintu mobil. Bugh...!! Tiba-tiba sebuah pukulan mendarat di wajahnya.

Bukannya terdorong atau terjatuh karena kena pukulan keras, justru Indra hanya diam di posisinya dan menoleh ke arah pria yang memukulinya. Ternyata pacarnya Dita, tapi dia terlihat meringis kesakitan pada tangannya, melihat itu Indra menahan tawanya, sebenarnya ia sudah sadar kalau pria itu mengikutinya, jadi sebelum pukulannya mendarat mengenainya, dia mengumpulkan kekuatannya untuk mengeras fisiknya.

Sebenarnya tanpa Indra lakukan pun itu juga tak masalah, malahan bila ia tak mengumpulkan kekuatan fisiknya, tubuhnya bagaikan sekeras kulit gajah. Lalu tibalah keempat orang teman Dita yang lainnya mendatangi mereka.

"Kau kenapa ?" ucap temannya kepada pacarnya Dita dan memegang bahunya.

Lalu salah satu wanita yang juga temannya Dita bertanya ke Indra dengan nada membentak. "Kau apakan dia ?"

Indra menggeleng-gelengkan kepalanya. "Saya belum ngapa-ngapain dia kok, dianya aja yang tiba-tiba mukul, tapi yang dia pukul kaca mobil." jawabnya asal.

Semua temannya Dita memperhatikan kaca mobilnya Dita, tak ada yang pecah, dan terlihat baik-baik saja. Salah satu dari pun bersuara. "Jangan bohong !! Kalau dia mukul kaca mobil, harusnya ada bekas pecahnya, tapi semua gak ada yang pecah."

"Entahlah, tanya aja sendiri sama teman kadalmu ini, dia dari tadi kesakitan. Minta dipijat tuh." jawab Indra, dia langsung masuk ke dalam mobil karena tak ingin dicecar pertanyaan yang membuatnya terdesak.

Setelah melihat kepergiannya mobilnya Dita, mereka memperhatikan pacarnya Dita yang terlihat mulai membaik.

"Lu diapain sama dia ?"

"Wajahnya keras banget, gue ngerasa kaya mukul tembok." jawabnya.

"Hah ?" sahut teman-temannya.

"Lu kalo ngasih alesan tuh yang masuk akal deh. Mana ada wajah orang keras kaya tembok."

"Beneran, sumpah dah gue." jawab pacarnya Dita dengan tegas, rasa sakitnya perlahan sudah mereda.

"Lu bilang aja takut sama tuh supirnya."

"Lu bilang gue penakut ? Sejak kapan gue penakut ?" kata Rangga, itulah nama pacarnya Dita.

"Iya juga sih, secara lu kan sabut hitam taekwondo."

Semua temannya merasa ada yang tak beres dengan keadaan saat ini, tapi bukan mengarah ke Indra, melainkan kepada Rangga, sangat tak masuk akal ucapan Rangga itu. Lalu merkea punya kesimpulan kalau Rangga beralasan tak akal seperti itu mungkin untuk menutupi rasa malunya karena kalah dari supirnya Dita. Mereka memilih diam saja, karena Rangga pasti terus mengelak kalau dituduh seperti itu.

.....

Sementara disisi lain di waktu bersamaan, terlihat sebuah mobil jip hitam tengah berjalan dengan kecepatan tinggi, entah sudah berapa mobil dan motor yang ditabraknya. Mobil itu dinaiki sekelompok penjahat, dan mereka berjumlah 4 pria dan mereka sama-sama memakai topeng kain yang sudah umum, sehingga semua orang bisa menebak siapa mereka.

"Lebih cepat lagi...!!" kata temannya sambil menekan pelatuk bersama kedua temannya untuk menembaki mobil-mobil polisi yang mengejar mereka.

"Tenanglah, ini sudah paling cepat." balas temannya dengan santai sambil mengemudi mobilnya.

Tiba-tiba dari jarak 10 meter di depan sebuah mobil polisi muncul dan langsung berhenti. Bukannya berhenti, mobil jip itu malah menabrakinya tanpa ragu, bahkan yang mengemudinya tertawa dengan puas.

"Hei, jangan menabrak apapun, kita harus cepat..!!"

"Semakin kau banyak nabrak, semakin kita melambat, bisa saja siluman burung itu datang menghentikan misi kita."

"Baiklah-baiklah, aku akan meminimalisirnya."

Dan benar saja, bukannya mendengar ucapan temannya itu, dia malah mengemudikan mobilnya semakin brutal. Dia tidak peduli akan ancama yang datang padanya, karena dia sangat berani dan yakin dengan kemampuannya, mau itu polisi atau penegak hukum lainnya, bahkan siluman burung datang, akan ia hadapi.

Lalu terlihat sebuah mobil honda jazz putih di depannya, dengan segera sang supit langsung membelokkan mobilnya ke pinggir jalan agar tak tertabrak oleh mobil jip itu. Indra menghela nafasnya, ia tak menyangka akan mengalami hal seperti ini, sudah kerepotan membawa anak atasannya, kini mereka hampir di tabrak mobil penjahat itu.

"Dasar, bikin rusuh aja, dasar penjahat." ucap Indra kesal.

Lalu terlihat beberapa mobil polisi lewat, sudah dipastikan kalau mereka tengah mengejar mobil penjahat itu. Indra pun keluar dar mobil, dan seketika ia terbelalak setelah melihat sekeliling jalanan kacau tak karuan, dan juga terlihat ada banyak korban karena ulah mereka. Kini ia merasa bimbang, mengantarkan nona mudanya atau mengejar mobil penjahat itu.

"Halah, udahlah...!!"

Tak ingin berlama-lama lagi, Indra akhirnya memilih masuk kembali ke dalam mobil, lebih baik ia tak turun tangan. Karena sudah belasan tahun ia ikut campur, dan pastinya kalau ia ikut campur, pasti para penegak hukum akan menilai dirinya sebagai yang tidak-tidak di media. Meski tak ada yang tau siapa dirinya, bukannya dianggap kawan malah dianggap musuh.

Sebenarnya ia bisa saja menghentikan para penjahat itu dengan cepat, paling tidak tak ada setengah jam, karena jarak mereka masih belum jauh. Tapi mengingat status sisi lainnya di cap siluman yang sedang dicari-cari, lebih baik ia memilih diam saja dan fokus dengan pekerjaannya. Sebelumnya tak seribet ini, tapi alangkah baiknya ia diam saja, dan tak ingin nilai sisi lainya semakin buruk di media.

Dengan sedikit cepat Indra mengendarai mobil nonanya ini. Beberapa lama kemudian, ia pun telah sampai, dari dalam saja ia bisa melihat atasannya ini tengah melipatkan kedua tangannya di dada. Indra pub keluar dari mobil, ia langsung menghampiri atasannya itu.

"Maaf pak, saya seharusnya tak menuruti kata-kaka nona Dita." kata Indra yang langsung bersuara setelah berdiri di depannya Deni.

Deni menghela nafasnya, ia pun memegang pundak bawahannya ini. "Tak apa, kau sebagai supirnya melakukan tugas dengan baik. Tapi untuk kedepannya, kalau dia menyuruhmu ke tempat kaya begitu lagi, langsung putar arah dan bawa dia kembali pulang."

"Baik Pak Deni." Sahut Indra dengan mantap.

Lalu mereka berdua berjalan menuju mobil honda jazz itu, Deni pun yang langsung turun tangan untuk membawa putrinya itu keluar dari mobil. Indra hanya melihat saja, dalam pikirnya ia menyayangkan nona mudanya karena tak memikirkan perasaan Deni sebagai orang tuanya. Deni yang kini sedang mengendong putrinya, Indra pun berpamitan dan atasannya pun mengiyakannya.

Setelahnya, ia kembali ke motornya yang terparkir. Tanpa lama-lama lagi ia segera berjalan keluar dari area kediaman atasannya itu dan tak lupa menekan tombol klakson ke satpam sebagai sapaan dan pamitan. Dengan kecepatan tinggi ia segera pergi, ia ingin cepat sampai di kostnya. Kali ini ia akan mencoba mengabaikan kejadian bahaya saat membawa nona mudanya tadi.

.....

Sementara disisi lain, hari masih malam dan terlihat banyak sekali orang terluka, entah itu dari warga biasa dan para petugas kepolisian. Kebanyakan dari mereka terluka, dan padahnya banyak ada yang kehilangan nyawa, dan membuat para petugas medis yang datang menjadi sangat sibuk.

Disamping itu, di pinggir jalan ada beberapa orang berseragam kepolisian dan tentara tengah berbincang. Yang sedang mereka bicarakan adalah menganalisa kejadian kali ini, dan mereka merasa ada yang berbeda. Ya, karena manusia burung yang mereka anggap siluman yang suka ikut campur tak muncul.

Memang benar, selama ada tindak kejahatan yang tak parah, selagi masih bisa diatasi, siluman burung itu tidak akan muncul. Dan bila kejadian sudah sangat parah, dan benar-benar tak bisa diatasi, maka siluman burung itu akan datang membantu menyelesaikannya dan menghentikan kejahatan itu. Tapi kali ini berbeda, kejadian sudah sangat parah, sayangnya siluman itu tidak muncul, ini berbeda dengan biasanya.

"Ini tak seperti dirinya." kata seorang polisi.

"Kau benar, dia tak muncul, padahal ini sudah sangat parah." kata temannya yang memakai seragam tentara.

Sangat tak biasa, jarang sekali polisi dan tentara bekerja sama. Dan kali ini mereka benar-benar harus bekerja sama, karena target mereka adalah kasus yang sama. Sudah bertahun-tahun masalah yang sama selalu bermunculan, yang dimana ada kendaraan datang dan menabrak semua kendaraan. Karena di dalam kendaraan itu adalah para bawahan dari seseorang bandar narkoba yang sedang membawa barang terlarang tersebut.

Sosok ini masih belum diketahui, dia benar-benar dicap mafia terbesar dan paling berbahaya, karena setiap anak buahnya ketangkap, bukannya menyerah, justru anak buahnya melawan secara brutal dan bunuh diri bila telah ditangkap. Bahkan para penjahat yang telah dihentikan oleh siluman burung itu pun juga memilih bunuh diri setelah dirinya tertangkap.

.....

Dua minggu kemudian setelah kejadian sebelumnya telah kembali terulang, kali ini benar-benar sama parahnya dengan kejadian dua minggu yang lalu. Dan benar saja, siluman burung itu tak muncul lagi, dan juga ini membuat semua orang bertanya-tanya, kemana perginya dia ? Padahal hampir seluruh penduduk kota sangat mendukung tindakannya.

Meski ada sebagian yang tak mendukungnya hanya karena bertindak main hakim sendiri meski tidak sampai membuat pelaku yang bertindak kehilangan nyawanya. Lalu disisi media, kini tengah membicarakan tentang siluman burung yang tak muncul untuk membantu para penegak hukum.

Di media menuliskan betapa buruknya siluman burung itu karena tak mau muncul untuk menghentikan para penjahat. Selama dua minggu sudah ada 6 kejadian yang sama parahnya, sungguh aneh, bila ia muncul, dibilang sosok siluman main hakim sendiri, giliran tak muncul dibilang sangat buruk.

.....

Sementara diwaktu bersamaan, Indra tengah duduk santai di kursi kayu dekat parkiran keluarga atasannya. Dalam hatinya sedikit kesal setelah membaca berita di internet tentang sosoknya dikarenakan tak pernah muncul lagi disaat keadaan darurat.

"Dasar, maunya mereka apa sih. Dibantuin bukannya senang malah dianggap main hakim sendiri. Giliran diam, malah dibilang gak becus." gumamnya, ia langsung mematikan ponselnya dan memasukkannya ke dalam sakunya.

Sekarang langit sudah mulai gelap malam, dan pria tengah duduk santai sambil menunggu nona mudanya keluar dari rumah. Setelah kejadian nona mudanya mabuk-mabukan, Deni menjadi lebih tegas dan melarang putrinya pergi keluar kecuali pergi ke kantor dan ke rumah makan saat jam istirahat. Intinya, setelah pulang, Indra harus membawanya pulang ke rumah tak boleh mampir-mampir.

Sudah satu minggu, Dita tak macam-macam, kini Deni mulai melunak, dia sudah bisa memberikan izin kepada anaknya itu untuk keluar, asalkan Indra ikut. Dan sekarang Indra tak hanya dijadikan supir saja, tapi juga sebagai pengawal atau penjaga Dita, tentu saja ia takkan menolak karena Deni akan membayarnya double.

Alasan Deni menambahkan pekerjaan Indra sebagai pengawal, karena 3 hari yang lalu dirinya melihat pria itu tengah berkelahi melawan 2 begal yang menghalangi jalannya. Saat itu Deni datang berkunjung untuk memeriksa keadaan Dita. Mereka pun berjalan keluar untuk mencari makan di restoran langganan mereka, tentu saja Indra yang mengendarai mobilnya.

Karena jalanya macet, Deni menyarankan Indra untuk mengambil jalan pintas, Indra pun menuruti dan mengikuti arahan atasannya itu. Perjalanan lancar karena sepi, tiba-tiba beberapa saat kemudian, sebuah motor yang dinaiki dua orang pria berhenti di depan mobil mereka. Sudah dipastikan mereka adalah begal, karena mereka beraksi di tempat yang aman dan sepi, mereka membawa senjata tajam tajam, tentu saja Dita ketakutan.

Sedangkan Deni tak bisa berbuat apa-apa, ia hanya bisa memeluk putrinya. Lalu ia terkejut setelahnya melihat supirnya itu keluar dari mobil, dan membuatnya terkejut lagi, supirnya itu melawan kedua begal itu. Dengan hebatnya Indra membuat kedua begal itu babak belur, dari situlah Deni memutuskan Indra tak hanya jadi supir tapi juga pengawal putrinya.

.

.

.

.

.

.

Bersambung.....

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!