Kesuksesan Istri Yang Di Anggap Benalu

Prove author.

Satu minggu sudah Ningtyas terbaring koma di sebuah rumah sakit. wajahnya tampak pucat dengan mata terpejam. Entah apa yang membuatnya kerasan terus tertidur, seperti enggan untuk bangun kembali.

Dan untuk Bayu selama itu pula dia tidak beranjak dari ruangan dimana Ningtyas di rawat. Dia selalu mendampingi dan mengajaknya ngobrol, untuk memberi rangsangan motorik pada tubuh Ningtyas agar segera sadar. Walaupun apa yang dia lakukan tidak mendapat respon sama sekali dari Ningtyas, akan tetapi dia tetap berusaha memberikan yang terbaik untuk Ningtyas. bahkan saat ini dia sudah tidak perduli dengan kondisi tubuhnya sendiri. Dengan badan yang mulai terlihat kurus dan lingkaran hitam tampak jelas di matanya. Pertanda ia kurang tidur. Terkadang ketika malam hari, dia akan di temani Bapak dan untuk siang hari dia di temani oleh mba Ayu.

Sampai pada suatu ketika dia sedang keluar untuk mencari sarapan. Tanpa dia ketahui Susi datang menyusup Masuk ke ruang rawat Ningtyas.

"Hai Ning, tenyata Tuhan masih mentakdirkan kita untuk bertemu kembali." ucap Susi dengan senyum menyeringai. "Kamu si jalang kecil, rupa kamu berani ya bermain-main dengan ku. Asal kamu tau aku itu paling tidak suka berbagi dan aku paling benci apa yang seharusnya aku miliki kini di miliki orang lain. Kenapa kamu kemarin tidak ikut anak mu mati saja sih, Ning? pake acara selamat segala. Padahal aku sempat berharap kamu juga akan lenyap dari muka bumi ini bersama anak mu. Supaya kamu tidak lagi menyusahkan Bayu, sehingga dia mengabaikan aku. cukup satu minggu dia meninggalkan aku demi kamu. mulai sekarang aku akan mengirim mu untuk bertemu anak tercinta mu di neraka. hahahahaha"...... Susi pun mulai bersiap-siap untuk mencabut alat bantu pernafasan yang ada di tubuh Ningtyas. Tapi Tuhan berkehendak lain, saat tangan Susi mulai menyentuh selang oksigen pintu pun terbuka.

ceklek.... Kriet....

"Siapa kamu", Teriak Bayu yang baru datang bersama suster jaga yang akan membersihkan tubuh Ningtyas.

" Saya suster jaga yang mau mengecek kondisi pasien pak" jawab Susi dengan menyamarkan suaranya.

Bayu tidak bisa mengenali Susi, karena saat ini dia sedang menggunakan masker. tapi Bayu merasa curiga dengan gelagat Susi, dia merasa tidak asing dengan perawakan Susi.

"kamu jangan bohong ya, kalo kamu memang suster jaga...tolong tunjukkan identitas kamu.

" itu..... kartu saya tertinggal di ruang jaga pak". Jawab Susi terbata.

Kemudian Susi buru-buru keluar dari ruangan tersebut. Saat perawat itu melintas di samping Bayu, tanpa sengaja mata Bayu tertuju ke tangan perawat itu. Gelang itu sama persis dengan gelang yang pernah dia belikan untuk Susi dulu.

"Heh". kata Bayu saat Susi melintas di depan Bayu.

Susi pun menyadari kecurigaan Bayu, dia langsung berlari secepat mungkin. Dan Bayu pun mengejarnya. Tapi sayangnya Susi sudah berbaur dengan gerombolan para Suster yang baru saja bubar melakukan briefing pagi. Sehingga Bayu kehilangan jejak.

"Awas saja jika itu benar-benar kamu, dan ingin kembali mencelakai Ningtyas. Aku gak bakal tinggal diam". gumam Bayu dan kembali ke ruang Ningtyas.

Susi menyadari jika Bayu sudah tidak mengikutinya dia buru-buru keluar dari dari rumah sakit menuju parkiran.

"arghhh, sial, sial, sial... kenapa sih harus ketahuan segala.... itu Bayu juga kok bisa tiba-tiba datang. Padahal tadi sudah aku perhitungkan jika dia gak bakal datang secepat itu". Susi ngedumel sendiri sambil berjalan cepat dan membuka maskernya..

Setelah kepergian Susi, mba Ayu pun datang ke rumah sakit untuk menjenguk keadaan Ningtyas. Namun saat di parkiran, dia seolah melihat siluet bayangan Susi yang menggunakan baju perawat, tapi sayang di saat dia mengejar dan ingin memastikan apa benar itu Susi, ternyata dia sudah masuk ke dalam mobil taxi online. Dan mba Ayu pun kehilangan jejak.

"tadi itu kok kayaknya seperti Susi ya? tapi kenapa dia pake baju seragam perawatan gitu!!!! atau jangan-jangan Susi....... Tiba-tiba Mba Ayu kepikiran Ningtyas. Dia pun berlari masuk ke dalam menuju ruang ICU di mana Ningtyas di rawat.

Sesampainya di ruangan itu terlihat pintunya tertutup rapat, di ketuknya pintu sebelum masuk. Ternyata di dalam ada Bayu yang sedang duduk di pinggir ranjang Ningtyas.

"Assalamu'alaikum, yu".... Bayu menoleh saat mendengar salam dari mba Ayu.

" Wa'alaikumsalam, mba!!! ke sini sama siapa? tanya Bayu langsung bangkit dari duduknya menghampiri mba Ayu.

"Mba kesini sendiri, Yu. ini mba bawakan sarapan". Mba Ayu mulai menata makan yang dia bawa ke atas meja.

" Mas Yudi belum pulang mba"?

"Belum Yu, ini lagi antri muatan di Jakarta katanya". Mba Ayu mendudukan tubuhnya di samping Bayu.

" Gimana keadaan Ningtyas Yu, sudah ada perubahan belum? Tanya mba Ayu sambil memandang Ningtyas yang sedang terbaring di bangkar.

"Y masih seperti itu mba, Ningtyas masih betah tidur. Gak capek kali dia tidur terus"? ujar Bayu yang sedang mengusap wajahnya kasar.

Mba Ayu pun bangkit dari duduknya, kemudian mendekati Ningtyas, dia duduk di pinggir ranjang sebelah Ningtyas.

" Ning, Ayo bangun dong. kamu kenapa sih tidur terus, kamu gak kasihan apa sama Bayu!!! dia udah nungguin kamu siang dan malam lho, Sampai-sampai badannya kurus kering". Canda mba Ayu.

"Gila mba kamu kok malah ngatain aku kurus kering sih"? celetuk Bayu bersungut....

" Lha emang kenyataannya iya kan". Ujar mba Ayu cengar-cengir..

"Mba Ayu bohong kok Ning, aku gak sekurus seperti yang di bilang mba Ayu. Tapi kamu tenang saja, nanti kalo kamu sudah bangun aku pasti bakalan gemuk lagi kok. Karena tiap hari kamu masakin makanan yang enak-enak".

"huuu... Jangan mau Ning masakin Bayu yang enak-enak, lawong dianya aja medit ra ketulungan. Minta makan enak tapi gak mau keluar duit. Kalo aku punya laki kayak gitu langsung aku pecat Ning". mba Ayu semakin manasin Ningtyas.

" Apaan sih mba bilang aku medit!!! itu kan sudah masa lalu, aku yang sekarang kan sudah berubah. Aku akan memperbaiki rumah tangga ku dengan Ningtyas mba". Bayu berusaha untuk meyakini mba Ayu.

"Gini ya Yu, saran mba. kalo kamu memang ingin memperbaiki hubungan kamu sama Ningtyas, kalian harus tinggal sendiri. Supaya tidak ada lagi yang ikut campur dalam urusan rumah tangga kalian. Terutama bulek Lilis.. kamu sendiri kan tau kalo bulek paling gak bisa akur sama Ningtyas, lagian kalo kalian hidup sendiri itu bisa lebih mandiri".

"iya sih mba, tapi apa ibu ngizinin aku pindah. kata ibu kalo aku misah dari rumah ibu takutnya gak bisa mengontrol ekonomi".

" Alah itu hanya alasan ibu kamu saja ingin menguasai gaji kamu. Kamu itu sebagai suami harusnya tegas dong. Walaupun surga ada di tangan ibu kamu, tapi kan kamu punya tanggungjawab terhadap istri kamu. jangan sampai kamu menyesal disaat kamu sudah kehilangan Ningtyas". nasehat mba Ayu

Bayu pun terdiam, mencoba untuk mencerna setiap ucapan mba Ayu. sebenarnya mba Ayu selama ini sudah sering mengingatkan Bayu, untuk hidup mandiri. tapi tidak pernah di tanggapi sama Bayu. Mba Ayu yang merupakan kakak sepupu Bayu hal itulah yang membuat mereka dekat. Ibu Ayu merupakan kakak kandung Ibu Lilis. tapi karenakan adanya kesenjangan sosial itu yang membuat mereka tidak bisa akur.. tapi mba Ayu dan Bayu tidak pernah ikut campur dalam hal itu mereka tetap berhubungan Baik.