Malam istimewa yang seharusnya menjadi saksi pernyataan cinta, nyatanya pupus dan terganti dengan sebuah malam panas yang tanpa di sengaja.
Bagaimana kisah selanjutnya? Ikuti terus kisah anak kedua dari Kaisar Nolan dan Kiara.
Jangan lupa, follow IG : @Mommy_Ar29 dan Tiktok @Mommy_ar95
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy_Ar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Istri
...~Happy Reading~...
Sesampainya di rumah sakit, Kiano segera turun dengan menggendong Claudia. Langkah kaki panjang nya terus berjalan menuju ruang penanganan atau UGD.
"Dokter Kiano, ada yang bisa saya bantu?" tanya salah seorang perawat yang bertemu Kiano di depan pintu UGD.
"Panggilkan dokter Farah! Sekarang!" ucap Kiano segera membaringkan tubuh Claudia di atas brankar rumah sakit.
"Baik Dok!" Suster itu pun segera pergi dan berlalu.
"Aahhhh sakit sekali! Perut ku sakitt! Tolong aku, hiks hiks aku gak mau mati sekarang, gak mau hiks hiks. Ayahhhh Bundaaa!" jerit Claudia terus meronta di atas brankar sambil memegang perut nya yang kian terasa semakin melilit.
"Ssstt, tenanglah. Sebentar lagi dokter akan datang, tenang ya," ujar Kiano berusaha selembut mungkin.
Ia mengusap perut Claudia dengan begitu lembut. Walau sebenarnya, hatinya sangat kacau, takut dan khawatir. Berbagai pikiran negatif muncul memenuhi kepala nya.
Bagaimana tidak, Claudia sedang hamil dan kini mengalami pendarahan. Tentu saja dirinya sangat takut dan khawatir dengan keadaan istri dan juga anak nya.
Tak berapa lama, dokter yang di maksud oleh Kiano pun datang, "Kenapa?" tanya dokter Farah.
"Entahlah, tadi tiba tiba dia menjerit dan pendarahan. Tolong bantu aku," pinta Kiano menatap rekan kerja nya.
"Dia—"
"Aku istri nya Dok. Jadi jangan menatap suami ku begitu, cepat periksa aku, huaaa rasanya sangat sakitt!" pekik Claudia membuat dokter Farah langsung tersadar.
"Maaf!" Dokter Farah segera menyuruh Kiano untuk keluar, sementara dirinya dengan cekatan dan telaten memeriksa keadaan Claudia dengan di bantu oleh beberapa perawat.
Cklek!
"Bagaimana keadaan Claudia?" tanya Clayton dan ayah Stive bersamaan saat melihat Kiano keluar dari ruang penanganan.
"Masih di periksa." jawab Kiano menghela napas nya berat.
"Belum ada satu hari kau menikahi putri ku, kau sudah membuat nya masuk rumah sakit!" ucap ayah Stive tiba tiba menatap tajam pada menantu nya.
"Bagaimana bisa kau membiarkan Claudia terluka hah! Bukankah tadi kau bilang akan menjaga dan melindungi dia. Kenapa kau biarkan dia masuk rumah sakit? Jawab!" bentak ayah Stive.
Kiano terdiam, ia menatap ayah mertua nya dengan raut wajah datar tanpa ekspresi, "Saya bilang akan berusaha semaksimal mungkin. Maafkan keteledoran saya Ayah. Setelah ini, saya janji tidak akan membiarkan dia terluka lagi," tutur Kiano mengalah walau sebenarnya dirinya tidak salah.
Ya, ini bukan salah Kiano. Tapi ini adalah salah Claudia sendiri. Dirinya sedang hamil, kenapa tidak hati hati. Di ajak duduk berdua di pelaminan, kenapa malah bermain dan lari larian dengan Claire. Dan saat ia jatuh sampai pendarahan, kini Kiano yang di salahkan.
"Memang seharusnya begitu, kalau sampai terjadi sesuatu dengan anak dan cucu ku—"
"Jangan terus mengancam nya!" ucap bunda Ella menurunkan jari suami nya yang tengah menunjuk ke arah Kiano, "Ini tuh salah anak kamu. Jangan kamu salahkan menantu kamu." imbuh nya lalu menghela napas berat.
"Daripada kamu marah marah begitu, lebih baik kita duduk dan doakan yang terbaik untuk Claudia dan bayi nya!" Bunda Ella menuntun suaminya untuk duduk di kursi tunggu dan menunggu dokter selesai memeriksa Claudia.
Sementara itu, Clayton yang melihat adik ipar nya terus di salahkan oleh ayah nya merasa ikut kasihan. Clayton tahu, bahwa ini memang bukan salah Kiano. Claudia saja yang terlalu bar bar dan kemungkinan juga ini salah putri nya, Claire.
"Sorry, jangan di ambil hati ucapan Ayah. Dia hanya khawatir sama Claudi!" ucap Clayton menepuk bahu Kiano pelan membuat laki laki itu langsung menganggukkan kepala nya tanda paham.
...~To be continue......