"Aku ingin bercerai karena aku sudah tahu maksud busuk mu! Tidak ada hubungannya dengan Rose! Aku tidak pernah mencintaimu sejak awal. Kau telah merampas posisi Rose sebagai istriku!"
"Selama aku tidak menandatangani surat cerai, itu tetap dianggap selingkuh! Dia tetaplah perusak rumah tangga!"
Setiap kali Daisy melawan ucapan Lucifer, yang dia dapatkan adalah kekerasan. Meskipun begitu dengan bodohnya dia masih mencintai suaminya itu.
"Karena kamu sangat ingin mati, aku akan mengabulkannya!"
Kesalahpahaman, penghianatan, kebohongan. Siapa yang benar dan siapa yang salah. Hati nurani yang terbutakan. Janji masalalu yang terlupakan. Dan rasa sakit yang menjadi jawaban.
Apakah kebenaran akan terungkap?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon little turtle 13, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dia Bisa Membuat Daisy Tersenyum
Dua hari sudah setelah Daisy keluar dari Rumah Sakit. Dan belum sekalipun Lucifer pulang ke rumah.
Ding!
Daisy menerima pesan teks dan melihat bahwa pesan itu dikirim oleh nomor yang tidak dikenal.
^^^"Tebak siapa aku! Akan ada hadiah jika tebakanmu benar~"^^^
Ada stiker lucu yang dikirim di bawah pesan itu. Dari nadanya yang familiar, Daisy sudah bisa menebak siapa yang mengirimnya.
Dia tersenyum dan menggelengkan kepalanya, hanya orang itu yang akan mengirim pesan seperti ini kepadanya.
Beberapa saat kemudian, teleponnya berdering. Meskipun nomor yang tertera tidak dikenal, dia sudah tahu siapa orang itu.
"Halo?" jawab Daisy.
"Daisy, pasti kamu sudah bisa menebak kalau itu aku?" suara tawa Zyran terdengar dari ujung telepon. Mendengar suara tawa itu membuat Daisy merasa rileks.
"Siapa lagi yang akan mengirimiku pesan seperti ini? Kamu mengirimiku banyak sekali pesan saat kita masih SMA.." jawab Daisy.
"Aku bertanya pada Fiona, anak yang dulu selalu duduk sebangku denganmu. Dia bilang nomormu tetap.." jelas Zyran karena dia tidak ingin Daisy salah paham mengira jika dia mengorek informasinya.
"Maaf, jika tiba-tiba saja menghubungi mu seperti ini.."
"Tidak apa, berkatmu aku merasa lebih baik.." ucap Daisy tanpa sadar.
"Apa yang sedang terjadi? Apa kamu baik-baik saja?" tanya Zyran khawatir.
Daisy terdiam sejenak, membiarkan orang yang berada di ujung sana menunggu dengan perasaan khawatir.
"Tidak, hanya saja aku merasa pengap di rumah karena belum boleh pergi bekerja. Padahal aku sudah baik-baik saja.." jawab Daisy dengan nada kesal.
Zyran menghela napas lega, kemudian terdiam sejenak. Beberapa saat yang lalu setelah dia bertemu dengan Daisy. Dia mencari tahu tentangnya. Dan mengetahui bahwa pernikahannya tidak baik-baik saja. Terlebih Lucifer telah menyiramnya dengan wine di depan semua tamu undangan.
"Kalau begitu, apa kamu ada waktu besok?"
"Aku punya dua tiket konser musisi favorit mu, Yiruma. Apa kamu mau pergi bersamaku?"
Setelah berbicara, Zyran menahan napas dengan gugup dan menunggu jawaban. Mengingat sifat Daisy dia yakin kalau Daisy akan menolaknya. Zyran memejamkan matanya dengan perasaan siap ditolak.
"Jam berapa?" tanya Daisy.
Tidak ada jawaban di ujung sana untuk waktu yang lama. Daisy bertanya lagi, "Jam berapa konsernya?"
"Dukkk~ wuuuuuuunggg~"
Daisy menjauhkan ponselnya dari telinganya mendengar suara keras dan bising itu.
"Halo? Zyran? Apa kamu baik-baik saja?" tanya Daisy.
Zyran segera mengambil ponselnya yang jatuh.
"Ahhh~ aku tidak menyangka kamu akan setuju, ku kira kamu akan menolak.." nada yang sangat riang terdengar.
Daisy terkekeh, mengingat pria itu tidak berubah sedikitpun.
Daisy ingin mencari kesempatan untuk bersantai sejenak. Mendengarkan konser mungkin merupakan ide yang bagus.
"Banyak hal terjadi dan aku ingin bersantai. Jadi, jam berapa kita bisa bertemu besok?" tanya Daisy.
"Konsernya dimulai pukul 5 sore. Kita bisa bertemu setengah jam sebelum di mulai.."
"Baiklah, sampai jumpa di lokasi pertunjukan jam 5 sore," jawab Daisy.
Setelah menutup telepon, Daisy tidak dapat menahan senyumnya. Mengingat masa lalu membuatnya tertawa geli.
Dua tahun berturut-turut Daisy satu kelas dengan Zyran. Dan Zyran sering sekali mengganggu Daisy hingga membuatnya jengkel. Namun saat kelas 3, dan mereka tidak lagi satu kelas, Zyran sering melewati pintu kelas Daisy dan kadang-kadang menemuinya di berbagai tempat dengan alasan kebetulan.
Dan suatu hari saat festival sekolah, Zyran menyatakan cintanya di tengah lapangan yang disaksikan langsung oleh semua siswa dan guru-guru.
"Sungguh orang yang aneh. Bahkan setelah beberapa tahun berlalu dia tidak berubah sedikitpun.." gumam Daisy.