Cerita ini hanya karangan penulis saja.
Bintang adalah alien yang telah hidup di bumi sudah bertahun-tahun dengan kesendiriannya, dia tidak membutuhkan manusia.
Namun suatu ketika keadaannya memburuk, lama tinggal di bumi membuat kekuatannya melemah, tubuhnya pun sering lemas dan dia tidak bisa kembali ke planetnya karena kehilangan komunikasi dengan alien lain.
Secara tidak sengaja dia bertemu dengan CEO dingin yang mampu mencarger tubuhnya menjadi sehat dan segar. Untuk pertama kalinya dia membutuhkan manusia dan dia bekerja keras supaya bisa bersama lelaki itu.
Akankah dia hidup bahagia bersama manusia yang menjadi sumber kehidupannya itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon icha_violet, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kejahilan
Saat waktu sudah berjalan normal, Bintang menyuruh suaminya menelpon Meira.
"Untuk apa aku menelponnya?" Tanya Agra Bingung.
"Bilang saja, kau pesan satu kopi cappucino dan makanan kesukaanmu..!" Jawab Bintang.
"Sebentar, kamu mengirimnya ke–" ucap Agra yang belum sempat diselesaikan karena Bintang menatap Agra dengan sinis menyuruhnya untuk segera menelepon.
Agra menuruti apa yang diinginkan ibu hamil itu, dia mengangkat ponselnya dan mulai menyambungkan teleponnya, "Halo Meira, tolong kamu pesankan satu cup kopi cappucino ya, ditambah makanan kesukaanku..!, kamu tahu kan?"
"Sebentar Ga, bukannya tadi aku ada di kantor, kenapa aku bisa ada di cafe langganan kamu sih?" Keluh Meira, yang kini bingung.
"Itu cuma perasaanmu saja, bukannya kamu sendiri yang ngotot ingin membelikanku makanan itu, padahal kan cafe itu lumayan jauh, Kenapa gak delivery aja?" Tanya Agra yang berbohong melanjutkan misi istrinya.
"Entahlah aku juga bingung, ya sudah aku belikan makananmu Ga, aku bahkan rela loh sampe kesini, hmm…," ucap Meira menggoda Agra.
"Iya cepetan, aku tunggu ya..! Aku lapar," ucap Agra yang sengaja membuat Meira terburu-buru.
Tut
Panggilan itu segera ditutup oleh Agra, membuat Bintang mengacungkan jempol tangannya pada suaminya itu. Aktingmu bagus sayang, batin Bintang.
Aku bahkan harus ikut berbohong juga, pikir Agra.
Ternyata Bintang mengirim Meira ke cafe langganan suaminya yang berjarak cukup jauh, setengah jam perjalanan dari kantor Agra dengan mobil, itupun jika perjalanan tidak macet. Bayi bintang menginginkan makanan itu, menyelam sambil minum air, kira-kira seperti itulah yang kini dilakukan Bintang.
Dia duduk di sofa sambil tersenyum senang, seperti anak kecil yang mendapatkan mainan baru.
***
Satu jam berlalu Meira datang dengan pesanan Agra, dia bahkan tampak kesal karena perjalanan macet membuat mood nya jelek.
Ceklek
"Ga, ini makanan kesukaanmu, maaf membuatmu menunggu lama," ucap Meira sambil tersenyum, dia bahkan mengacuhkan Bintang yang ada disana.
"Iya gapapa." Agra
Bintang langsung mengambil makanan itu, "sayang aku lapar, sepertinya bayi kita ingin makan makananmu, boleh kan?" Tanya Bintang menatap Agra tanpa memperdulikan keberadaan Meira disana.
"Boleh sayang, makanlah..!" Jawab Agra yang membuat Bintang tersenyum puas dan mulai memakanan makanan itu, membuat Meira menatap Bintang tak percaya.
"Tapi Ga, makanan itu buat kamu, bukan buat dia," keluh Meira.
"Itu gak masalah, bukankah kamu memberikannya untukku? Jadi aku bebas kan memberikannya lagi kepada siapapun, karena itu telah menjadi milikku, bukan begitu? Kamu boleh kembali ke ruanganmu Meira..!" Ucap Agra.
Jadi perjuanganku tadi cuma buat wanita licik itu? Oh astaga, ini benar-benar hari yang sial. Batin Meira
Gadis itu kembali ke ruangannya dengan rasa kesal dan benci, dia berniat merebut hati Agra, dia begitu yakin dengan kemampuannya namun kenapa dia malah seperti benar-benar menjadi sekretarisnya Agra, yang bahkan bisa diperintah ini dan itu, dan entah mengapa, Meira tidak bisa menolaknya, dia begitu mencintai lelaki itu.
Meira juga tidak menyangka jika Bintang kembali dalam keadaan sehat, dia menghubungi orang suruhannya, memakinya dan meminta bayarannya dikembalikan.
"Tidak bisa, uang yang sudah masuk tidak bisa dikembalikan, lagi pula aku yakin pekerjaanku sudah beres, kalau dia selamat, mungkin itu sebuah keberuntungan atau dia memang bukan manusia biasa," ucap penjahat suruhan Meira, dia tidak mau mengembalikan uang itu.
"Tidak bisa, kerjaan kamu pasti tidak beres, bahkan dia kembali dalam keadaan sehat tanpa luka sedikitpun, kamu mencoba menipuku ya? Kembalikan uangnya!" Ucap Meira dengan nada tinggi.
"Apa kamu mau aku membocorkannya? Kamu siap jika kejahatanmu itu sampai ke telinga tuan Agra? Aku tidak masalah jika harus masuk penjara bersamamu, haha…," ancam lelaki itu.
Seketika Meira menutup teleponnya, dia melempar ponselnya ke arah dinding, membuat handphone itu kini rusak seketika.
Kenapa rencanamu selalu gagal sih? Pikir Meira, dia menghempaskan tubuhnya ke sofa.
***
Bintang yang telah menghabiskan semua makanan tadi, dia memandang ke arah Agra, "sayang …," panggilnya.
"Emm, iya ada apa?" Tanya Agra dengan masih fokus pada laptopnya.
"Aku ingin makanan yang di iklan itu loh," ucap Bintang merengek seperti anak kecil.
"Makanan apa?" Tanya Agra yang mulai fokus pada istrinya, dia membiarkan pekerjaannya.
"Makanan yang dijual di danau gitu, diatas perahu" jawab Bintang yang mampu membuat Agra kebingungan.
"Itu kan berita sayang, itu daerah mana? Biar nanti Maxim yang mengurusnya dan membawakannya kemari." Agra
"Iya itu berita bukan iklan, tapi… aku mau langsung kesana, berbelanja diatas perahu, banyak sayurannya juga, ada udang segar pula," jawab Bintang.
"Hmm, di supermarket aja ya? Atau di pasar tradisional biar dekat," bujuk Agra.
"Gak mau, kamu memang suami pelit," Bintang merajuk, dia pergi dari ruangan suaminya, membuat Agra senang cepat menyusul sang istri yang sedang ngambek itu.
"Sayang, tunggu..!" Teriak Agra, dia berlari takut istrinya kenapa-kenapa, ibu hamil berlari-larian membuat Agra panik.
Bersambung....