NovelToon NovelToon
Melarikan Diri Dari CEO Posesif

Melarikan Diri Dari CEO Posesif

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Poligami / Pengganti / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:133.4k
Nilai: 4.9
Nama Author: LaSheira

Awalnya aku merasa melayang dan jatuh cinta, tapi setelah tahu alasannya memilihku hanya karena aku mirip cinta pertamanya, membuat hatiku terluka.

Bisakah aku, kabur dari obsesi cinta suamiku🎶

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaSheira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

11. Ibu pingsan dan Kejang

Hari ini Viola sudah beberapa kali menelepon kakaknya. Tapi tetap hp Venus tidak tersambung. Pesan yang dia kirim dari pagi juga belum terkirim.

Walaupun gelisah, tapi Viola berfikir mungkin kakaknya mematikan hp karena mau fokus dan tidak mau diganggu.

Tapi setelah jam makan siang pun, belum ada pesan dari Venus, membuat tingkat kekhawatiran meningkat.

"Kakakmu belum bisa dihubungi juga?"

Viola yang sebenarnya cemas, pura-pura santai, supaya ibu tidak khawatir.

"Kakak kan begitu Bu, kalau lagi desain saja dia nggak mau diganggu. Apalagi ini proyek penting. Nanti kalau sudah selesai dia pasti menelpon. Ibu jangan cemas ya, nanti aku telepon kakak lagi. Sekarang aku mau balik ke kebun bibi lagi ya Bu."

"Kamu juga hati-hati ya Vio, jalan ke kebun becek. Pakai sepatu boot biar nggak licin, sudah dua hari ini hujan terus."

"Ia Bu, Ibu istirahat aja, besok aja kalau mau bikin bolu pisangnya, tunggu kakak pulang."

Ibu tersenyum dan mengangguk. Kakak beradik itu kalau bertemu kerjaannya bertengkar, tapi kalau nggak kelihatan ya saling khawatir begitu.

Dalam perjalanan ke kebun bibi, Viola mengirim pesan.

"Kak! jangan membuat orang khawatir kenapa! Telpon aku setelah semua urusanmu selesai."

Selang dua detik, pesan terakhir. Viola mengirim pesan lagi.

"Kak, jangan membuat ibu khawatir, segera telpon. Semua lancar kan? kakak nggak papa kan? Kak Venus, telpon aku segera ya."

Suara klakson mobil membuat Viola terlonjak kaget, dia segera menepi ke tepi jalan, ternyata karena melamun dia berdiri di tengah jalan.

Eh, itu mobil pemilik Vila kan? langganan jus nanas ku kan. Eh, kenapa mobilnya melambat. Viola yang sesaat mematung, memperhatikan roda mobil tidak berputar.

Apa beliau mau bicara denganku?

Saat Viola mempercepat langkah, mobil yang tadinya seperti mau berhenti melaju lagi. Membuat Viola berhenti lalu tertawa sendiri.

Haha, Viola, memang dia tahu dari mana kau yang membuat jus. Ah, bodohnya aku karena mau menyapa.

Seiring mobil berkelok ke arah jalan menuju Vila, Viola juga berbelok menuju kebun. Bibi sudah ada di kebun, marah-marah karena ada bibit nanas yang baru ditanam membusuk, karena guyuran hujan yang intens.

Setelah Viola menghampiri, bibi berhenti marah-marah. Para paman nyengir lalu mengacungkan jempolnya pada Viola. Berterima kasih karena Viola datang, jadi bibi berhenti mengomel.

"Bagaimana kakakmu Vio? hari ini pulang?"

"Seharusnya begitu Bi, tapi kakak nggak bisa dihubungi. Ibu jadi kepikiran, aku juga takut."

"Sudah jangan khawatir, kakakmu itu kan kadang-kadang. Suka matiin hp seenaknya kalau nggak mau diganggu. Bibi pernah mencak-mencak waktu musim hujan kayak begini, seenaknya nggak dateng, ditelepon nggak bisa. Pas bibi dateng ke rumahmu, dia lagi semedi di kamar, tepar gara-gara begadang bikin desain."

"Haha, begitu ya Bi. Ia aku juga berfikir begitu. Semoga sore atau malam dia sudah kembali." Viola menatap kejauhan, ke arah gerbang desa. Tempat bus keluar masuk desa.

Kak... kakak baik-baik saja kan!

Bahkan sampai pulang dari kebun, belum ada kabar apapun dari Venus.

Viola masuk ke kamar Venus, siapa tahu bisa mendapat petunjuk. Aroma kopi menusuk hidung, beberapa kertas berceceran di dekat meja print. Viola meraih bungkus kopi yang dia bawa dari kafe, ternyata bau kopi tercium dari sini. Bungkusnya sudah terbuka, dan masih ada sisa bubuk kopi.

Mencoba mencari nomor telepon di laci meja, tidak ada apapun. Hanya coretan desain milik Venus.

Tangan Viola gemetar, ketika mengenali beberapa produk hasil desain Venus, itu bukan logo yang sama yang produknya pernah Viola lihat. Tapi.. tapi.. semua itu adalah barang-barang yang diproduksi oleh Hexana Group.

"Kenapa? Kenapa kakak membuat logo barang-barang Hexana Group?"

Wajah Tuan Bastian, yang tersenyum dengan aneh terbayang di kepala Viola, gadis itu merinding.

Saat menghidupkan komputer milik Venus, dan melihat data desain yang tersimpan, tangan Viola tidak berhenti bergetar.

"Kakak, proyek penting itu dengan Hexana Group! Ti.. tidak. Tidak mungkin, ini pasti kebetulan kan? tidak mungkin Tuan Bastian menggunakan kakakku kan?"

Airmata Viola mulai jatuh di pipi, perasaan takut menjalar dengan cepat.

"Vio! kamu di mana? Kakakmu sudah bisa dihubungi belum?"

Suara ibu dari luar kamar, Viola segera tersentak sadar. Dia menghapus sisa airmatanya. Lalu pura-pura menelepon, saat membuka pintu kamar Venus.

"Hah? Kakak menginap lagi? jadi besok baru pulang. Baiklah, semoga proyek kakak berhasil, aku dan ibu tunggu. Jangan lupa bawain aku burger ya. Hehe."

Viola tersenyum pada ibu, lalu menarik hpnya, menyembunyikan di belakang punggungnya.

Ibu maaf, maaf aku berbohong.

"Oh, kakakmu menginap lagi?"

"Ia Bu. Sekarang ibu tidur aja duluan, nggak usah nungguin kakak."

"Ya udah, kamu juga tidur. Tadi capek banget kan sampai sore."

Viola mengangguk, setelah ibu masuk kamar, gadis itu kembali masuk ke kamar Venus. Mengobrak-abrik laci lagi, lemari, membongkar catatan dan file komputer. Berharap menemukan nomor telepon teman kakaknya.

Viola jatuh terduduk, lemas, dia tidak menemukan apapun, kecuali Hexana Group. Bahwa proyek besar kakak memang dengan Hexana Group melalui temannya itu. Bahwa kakak menerima proyek ini, setelah dia kabur. Viola berusaha menyangkal kalau itu semua berhubungan dengannya.

Tapi..

Dia kan CEO gila! Dia orang gila yang membuat kafe hanya karena aku tidak meladeninya bicara. Dia.. Kak, Kak Venus!

...🍓🍓🍓...

Pagi ini Viola bangun dengan mata sembab, dia ketiduran di kamar Venus. Bangun langsung memeriksa hpnya. Pesan yang dia kirim ke nomor Venus belum terkirim.

Bagaimana ini! Apa aku kembali ke kota? Benar, aku harus kembali ke kota. Tapi, dimana aku bisa ketemu CEO gila itu ya! Ah, tuan sekretaris. Aku kan punya nomornya.

Viola mengobrak-abrik laci kamarnya, mencari hp lamanya. Hp yang dia matikan dan tidak pernah dia aktifkan selama kembali ke desa.

Saat hpnya berkedip, suara gedoran pintu terdengar. Suara Venus memanggil-manggil. Viola segera menjatuhkan hp lamanya, dan berlari keluar. Ibu juga keluar dari kamar.

"Vio, kakakmu pulang."

"Ia, Bu, kakak pulang."

Saat pintu terbuka, Venus yang bersandar di pintu jatuh terkulai, rambut dan penampilannya kacau balau.

"Kakak! Kakak kenapa?"

"Vio masuk! Tutup pintunya! Jangan buka pintu!"

Viola melihat ada mobil di dekat jalan, dan tiga orang berbadan besar berdiri di dekat mobil, mereka terlihat bergerak.

Venus berhasil mendorong Viola masuk, dan mengunci pintu. Menarik tirai, dia berjalan ke pintu belakang. Menguncinya juga.

"Kakak! Kenapa? siapa mereka?"

"Sialan! bajingan gila! teman sialan! aku akan membunuhnya kalau aku bertemu dengannya! bajingan gila! mati saja kau!" Venus terduduk lemas setelah memaki, suaranya serak. "Maafkan aku Vio, Ibu maaf. bagaimana sekarang! kemasi barang-barang mu dan ibu, Vio. Kalian harus kabur, berikan hpmu, aku telepon bibi."

Ibu mulai terlihat panik, Viola panik campur bingung.

"Kakak! Kakak kenapa? Kenapa si?"

"Temanku, ba jingan gila dan ke parat gila itu membawa kabur uang DP dari Hexana Group. Sialan gila itu menjadikan ku CEO di perusahaannya, dan aku yang harus membayar semua. Orang-orang di luar itu tim keamanan Hexana Group. Aku mencari ba jing an gila itu seharian kemarin, tapi aku tidak menemukannya. Vio, kau harus pergi membawa ibu. Kita putus hubungan sekarang. 500 juta, uang yang dibawa kabur baji ngan gila itu!"

Kata-kata Venus seperti langsung menembus jantung Viola. Seluruh tubuhnya gemetar. Dia mau menyangkal, tapi semua terlalu kebetulan.

Tuan Bastian? Apa Anda yang melakukan semua ini?

Brak, suara benda jatuh menubruk meja.

Ibu jatuh pingsan dan kejang.

"Ibu! Ibu!" jerit Viola dan Venus bersamaan.

Bersambung

1
Mah Nizar
ketinggalan 4 hari ini 🥰🥰
Cini Kudo
selalu ditunggu
Dhesy Echa
kak sheira emang top
Irma 😍
Luar biasa
Agata Sulistyowati
menunggu update
lyani
lahhhh......jodoh venus otw Nehh
lyani
semua salah terutama Bastian...Krn semua diimingi dan masuk perangkap
alrisa
mungkinkah jodohnya celine kakaknya viola
Kinan Kevin
selau suka 😍
skylow
Linda gk tau aja penderitaan vio... mkny bisa ngomong gt
skylow
haizzz
skylow
manis sekali ngomongnya
skylow
nasibmu vio
skylow
manis sekali ngomongnya yaaa
skylow
tp boong....
skylow
bener² masuk jebakan dah vio
skylow
kan kan....
skylow
pinter banget nich bersandiwara....
skylow
duh vio...
Dhesy Echa
wahh....cerita baru . seru nehh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!