Long Guan, seorang pemuda bodoh yang tidak terbakat mengalami hinaan serta perlakuan tidak menyenangkan selama berada di Sekte Pedang Langit.
Tetapi tidak ada yang bisa merubah pendiriannya, sebagai putra seorang pendekar bergelar ia berjuang atas nama ayahnya yang difitnah telah berkhianat ke Sekte Iblis.
Selama bertahun-tahun, Long Guan tumbuh berkembang tanpa mendapatkan pengajaran langsung dari Sekte yang telah dibesarkan oleh ayahnya sendiri, namun ia tidak berkecil hati meski berstatus sebagai murid pekerja.
Long Guan setiap beberapa waktu pergi mencari tanaman obat sebagai tugas utamanya, namun pada suatu ketika ia terjebak dalam sebuah reruntuhan kuno hingga beberapa tahun.
Perbedaan waktu antara dua dunia, membuat Long Guan memiliki pemahaman mendalam tentang ilmu berpedang dari warisan seorang kultivator keabadian.
Setelah keluar dari reruntuhan, ia kembali ke Sekte tanpa rasa dendam. Namun hal berikutnya adalah kemunculan Sekte Iblis yang datang memburu dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Musang Bulan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertempuran Besar
Melihat reaksi cepat dari seorang Tetua Sekte Awan Hitam, Long Guan tidak menghalanginya. Ia tahu jika kesempatan ini juga merupakan waktu yang tepat baginya untuk memulihkan stamina, tanpa ragu ia pun mengeluarkan botol kecil berisikan cairan bening.
Cairan dalam botol itu merupakan air spiritual yang ia kumpulkan dari sekitar kolam energi, tempat dimana dirinya berendam menyerap energi alam yang sudah terakumulasi selama ribuan tahun.
Dengan santai ia meminum cairan tersebut dan sensasi nyaman yang luar biasa pun melewati tenggorokannya dengan mulus. Dalam sekejap, energi yang hilang telah tergantikan kembali menjadi kekuatan yang bergelora di dalam tubuhnya.
Merasakan amukan energi di dalam tubuhnya, Long Guan kemudian menutup kedua matanya sejenak untuk menstabilkan seluruh energi Qi nya, ia berpura-pura terlihat misterius agar orang lain tidak menaruh curiga kepadanya.
Di sisi lain Gu Xiao yang menyadari keadaannya langsung berkata dengan tegas, "Aku yang akan menjadi lawan mu"
Pendekar beladiri lepas menatap dingin ke arah Gu Xiao, wajahnya yang terlihat beringas tidak membalas perkataan lawannya. Tubuhnya dengan cepat melesat dan tiba-tiba sudah berada di samping Gu Xiao, lalu tanpa ragu menebaskan pedangnya.
"Klang"
Gu Xiao dengan sigap menangkis serangan cepat yang mengarah kepadanya, setelah berhasil memblokirnya ia mundur selangkah untuk melakukan serangan balasan.
Dalam hal ini Gu Xiao memiliki keyakinan mutlak terhadap lawannya, hanya saja ia perlu melakukan serangkaian serangan cepat agar stabilitas kemenangan tetap berada di sisi Sekte Awan Hitam. Sebelumnya ia menduga jika Bai Shan dan para Tetua Cabang yang berkhianat tidak akan diam saja tanpa memiliki rencana penyerangan yang matang.
Pedang panjang di tangan Gu Xiao melesat cepat membelah udara, lalu berubah menjadi lintasan cahaya yang menerjang ke arah pendekar beladiri lepas.
"Blaaazz"
Energi pedang berhasil mendekati tubuh pendekar beladiri lepas, namun berkat energi Qi pelindung di sekitar tubuhnya berhasil menghalau serangan balasan Gu Xiao. Detik berikutnya ia menebaskan pedangnya dan energi pedang yang dahsyat pun menyapu ujung pedang yang datang menerjangnya.
Dalam sekejap, suara dentangan pedang pun terdengar tajam mengisi udara. Pertukaran jurus demi jurus terjadi dengan begitu cepat, bahkan di hadapan semua orang tampak terlihat Gu Xiao mulai terdesak. Hal ini membuat seluruh murid Sekte Awan Hitam tampak muram, ada jejak kekhawatiran yang tidak dapat mereka sembunyikan.
"Hmmph"
Gu Xiao mendengus dingin, energi Qi di dalam tubuhnya ia maksimalkan hingga membumbung tinggi ke langit. Suhu di sekitarnya melonjak dan bayangan pedang raksasa pun muncul dari belakangnya.
"Wooossh"
Bayangan pedang raksasa itu mengeluarkan kekuatan yang mengguncang langit dan bumi. Kekuatan yang mematikan itu segera mengarah ke pendekar beladiri lepas.
"Perisai Langit"
Pendekar beladiri lepas itu mengangkat tangan kirinya, memutarnya dengan cepat membentuk pola rumit yang diikuti cahaya berwarna kemerahan, berikutnya sebuah perisai besar pun terbentuk menutupi seluruh area tubuhnya.
"Boooommm"
Seiring suara ledakan yang menggema di sekitar kaki pegunungan, cahaya pedang raksasa menghantam perisai pelindung dengan keras. Akibatnya, tanah di sekitar medan pertempuran pun hancur meninggalkan lubang dan retakan panjang.
Para murid kedua Sekte yang berada di dekatnya pun terpental oleh ledakan energi dan terjatuh ke tanah dengan keras. Hanya Long Guan tampak berdiri dengan tenang seperti paku bumi yang menancap dengan kokoh.
Gu Xiao menatap bekas serangannya yang gagal melukai lawannya, kemudian ia kembali mengangkat pedangnya mengeluarkan fluktuasi energi Qi yang tampak lebih mengerikan dari sebelumnya. Di atas kepalanya, bayangan pedang raksasa kembali muncul dan bersiap kapan saja menghancurkan lawannnya.
"Hancurkan..!!" Teriak Gu Xiao penuh semangat.
Dalam sekali teriakan, cahaya pedang raksasa pun memotong udara dengan jejak tajam yang tertandingi menebas ke arah pendekar beladiri lepas.
"Perisai Langit"
Pendekar beladiri lepas itu pun kembali membuat perisai perlindungan, membingkai dirinya dengan kekuatan Qi internal yang menembak ke atas langit.
Seketika dua kekuatan besar kembali berbenturan, cahaya pedang raksasa bergerak dengan ganas siap menghancurkan apa saja yang berada di depannya.
"Boooommm"
Suara dentuman keras kembali memekakkan telinga, cahaya pedang raksasa memudar dan perisai pelindung pun hancur berantakan menyebarkan bunga api ke semua arah.
Pada saat berakhirnya suara ledakan, wajah pendekar beladiri lepas terlihat pucat dan dari mulutnya menumpahkan seteguk darah kental. Setelah dua kali serangan berturut-turut, ia tidak kuasa untuk bertahan lebih lama lagi.
Memperhatikan keunggulan serangan, Gu Xiao tidak membiarkannya lepas begitu saja. Dua jari tangan kirinya sedikit terangkat, dengan gerakan seperti mengelilingi pedang di tangan kanannya, suara seperti gemericik mengalir perlahan seiring munculnya bilah demi bilah energi pedang.
"Woosh"
"Wossh"
"Wosh"
Bilah-bilah energi pedang beterbangan menyerbu ke tubuh pendekar beladiri lepas, beberapa bunyi ledakan teredam pun terdengar satu persatu. Tubuh pendekar beladiri lepas itu pun ambruk ke tanah dengan luka-luka seperti bekas sobekan pedang.
Mendapatkan serangan bertubi-tubi, tubuh pendekar beladiri lepas itu tidak kuat bertahan. Dalam satu tarikan napas berikutnya ia pun menghembuskan napas terakhirnya dengan tatapan tidak rela.
Wajah orang-orang dari Sekte Awan Berkabut terlihat menggelap, lebih dari separuh kekuatan utama mereka telah dihancurkan. Bahkan Bai Shan dan seorang Tetua yang tersisa langsung mengangkat pedangnya untuk memberikan komando penyerangan.
Menyadari kondisi berkembang tidak sesuai perhitungan, Bai Shan langsung memerintahkan para pengikutnya untuk menyerang murid-murid Sekte Awan Hitam.
Sementara seseorang lainnya memberikan kode khusus untuk menjalankan rencana cadangan.
Di pihak Sekte Awan Hitam pun tidak kalah tegangnya, setelah seorang murid yang memberikan laporan darurat wajah Tetua pertama tidak lagi tampak tenang.
"Ketua, dari balik bukit tampak beberapa Tetua Cabang yang berkhianat datang membawa ratusan orang" Ucap Shi Gofei menyampaikan perkembangan situasi.
Menyikapi berita dari pihak musuh yang merupakan pihak pengkhianat, Xu Liong tampak tenang seolah sudah memperhitungkan dari awal.
"Kamu dan Gu Xiao segera bawa orang untuk menghadapi mereka" Ucap Xu Liong memberi perintah.
"Siap"
"Baik"
Dua orang Tetua Cabang yang masih setia menyahut dengan lantang, lalu bergegas pergi membawa sekelompok orang.
Lalu dengan cepat pertempuran besar di kaki pegunungan berkabut pun pecah, suara benturan pedang dan tenaga dalam bergema diikuti jeritan dan pekikan.
Di tengah hari, pertempuran sengit antara Sekte Awan Hitam dan Sekte Awan Berkabut pun berlangsung sengit.
"Bunuh"
"Hancurkan"
"Boom"
Ribuan orang bertemu dan saling bunuh, hingga tanah bergetar dan langit bergemuruh. Semuanya saling serang dan tidak ada satu pun yang ingin mengalah.
Diantara para petinggi, tampak Bai Shan dan Xu Liong sudah saling berhadapan. Sementara Long Guan yang sudah membuka kedua matanya tampak bersiap dengan seorang Tetua yang berada di ranah Alam Setengah Langkah.