NovelToon NovelToon
Aku Yang Tidak Sempurna

Aku Yang Tidak Sempurna

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:48.8k
Nilai: 5
Nama Author: Pa'tam

Seruni, memiliki fisik yang tidak sempurna, karena cacat sejak lahir.
Sehingga kedua orang tuanya tidak menginginkan dirinya dan di minta untuk di bawa pergi sejauh mungkin.
Namun, meskipun terlahir cacat, Seruni memiliki bakat yang luar biasa, yang tidak semua orang miliki.
Karena bakatnya itu, ternyata membuat seorang CEO jatuh cinta kepadanya.

Bagaimana kisah selanjutnya? Penasaran? Baca yuk!

Cerita ini adalah fiktif dan tidak berniat untuk menyinggung siapapun.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 10

Seruni masih berdiri tenang di belakang Dian yang berusaha melindunginya. Namun pria-pria itu semakin mendekat.

"Jangan mendekat, jika tidak aku akan berteriak," kata Dian.

"Teriak saja, tidak akan ada yang berani menolong kalian," ujar pria itu dengan santai lalu kembali tertawa.

Kemudian salah satu dari mereka merebut tas milik Dian. Lalu menyerahkannya kepada rekannya.

"Hei kembalikan!" pekik Dian.

"Ambil saja sendiri kalau bisa," kata pria itu.

"Kembali gak! Kalau tidak aku hajar kalian!" Seruni akhirnya bersuara.

"Hah, hahaha. Kamu mau menghajar kami? Sadar diri dong, sudah cacat masih belagu," ucap pria itu.

Seruni masih tetap tenang, namun dia menghitung sampai tiga. Jika tidak di kembalikan, baru dia akan bertindak.

"Biar aku hadapi mereka," kata Seruni pada Dian.

"Tapi ...."

"Tenang saja, jangan remehkan aku," potong Seruni.

"Hahaha, uh takut, si cacat mau menghajar kita," ejek salah satu dari mereka.

Seruni meminta Dian sedikit menjauh, kemudian Seruni pun maju dan langsung menendang perut pria yang ada di depannya.

Pria itu mundur kebelakang dan menabrak rekan satunya. Jadi rekannya juga ikut jatuh ke tanah.

Dian melototkan matanya melihat Seruni yang dengan berani menendang pria itu. Tidak pernah terpikirkan olehnya, Seruni yang terlihat lemah dan cacat ternyata bisa berkelahi.

Sementara Jovan dan Aldi yang tidak sengaja melewati tempat itu pun melihat kejadian tersebut.

"Tuan, si cacat yang Anda cari ada di sini," kata Aldi lalu menghentikan mobilnya.

"Apa kamu bilang? Jaga ucapanmu dan jangan sekali-kali menghina kekurangan orang lain!" tegas Jovan.

"Maaf Tuan, saya ...." Aldi tidak meneruskan ucapannya karena Jovan sudah lebih dulu keluar.

"Hentikan!" Mereka yang hendak menyerang Seruni pun seketika berhenti.

Seruni dan Dian menoleh ke arah suara, Dian merasa lega karena ada orang yang membantu mereka.

"Kalian tidak apa-apa?" tanya Jovan. Seruni menggeleng. Sementara Dian menatap Jovan dengan tatapan memuja.

"Kalian menyingkir lah, biar aku yang hadapi mereka," kata Jovan.

Aldi berlari menghampiri Jovan dan siap membantu tuannya untuk menghajar berandal-berandal itu.

Seruni dan Dian pun sedikit menjauh agar tidak terkena pukulan. Sudah ada yang menolong, jadi mereka tidak perlu turun tangan.

Jovan dan Aldi pun menghajar pria-pria itu. Ternyata mereka tidak terlalu pandai beladiri, hanya penampilan mereka saja yang terlihat sangar. Apalagi ada tato di lengan mereka membuat mereka di segani.

Tidak butuh waktu lama, mereka semua sudah tumbang jatuh ke tanah. Kemudian mereka pun memilih kabur daripada harus mati sia-sia.

"Kalian tidak apa-apa, kan? Jangan terlalu lama di sini, di sini banyak preman yang mau meminta uang," kata Jovan lalu menyerahkan tas milik Dian.

Namun pandangannya tidak lepas dari Seruni walau tangannya menyerahkan tas ke Dian.

"Terima kasih Mas, jika tidak ada yang menolong, mungkin kami sudah jadi korban," ucap Seruni.

Dian juga mengucapkan terima kasih, namun tidak di gubris oleh Jovan. Ia hanya fokus ke satu orang, yaitu Seruni.

"Oh iya, ada nomor telepon?" tanya Jovan.

"Ada, punya saya ada," jawab Dian cepat.

"Maaf, aku bukan bertanya kepadamu," ucap Jovan. Dian menjadi malu karena ternyata Jovan tidak menggubris dirinya.

"Maaf Mas, aku tidak punya ta ...."

"Aku mengerti, mungkin nomor telepon orang tuamu yang bisa di hubungi," potong Jovan.

Seruni pun menyebutkan nomor telepon Kosim. Seruni memiliki otak yang cerdas dan daya ingat yang kuat, jadi dia mudah mengingat sesuatu.

"Terima kasih, oh ya, kamu menginap di mana? Karena aku dengar kalian sudah keluar dari hotel," tanya Jovan.

Seruni lagi-lagi menyebutkan alamat rumah yang di sediakan untuk mereka sekeluarga. Jovan tahu alamat itu lalu mengangguk mengerti.

"Tumben Tuan banyak bicara? Biasanya dengan nona Anita selalu bersikap ketus dan jarang bicara," batin Aldi.

"Oh iya, kalau begitu aku permisi. Sebaiknya kalian cepat pergi dari sini, karena di sini banyak preman," kata Jovan mengingatkan.

"Sekali lagi terima kasih Mas," ucap Seruni. Jovan tersenyum manis kepada Seruni lalu melangkah pergi dari situ.

"Tampan banget, teman juga tampan," kata Dian. Seruni hanya tersenyum menanggapinya. Lalu mengajak Dian menemui orang tuanya.

Sementara di dalam mobil ...

"Tuan, sepertinya Tuan perhatian sekali dengan gadis itu. Berbeda sekali saat dengan nona Anita," kata Aldi.

"Kamu tidak tahu apa-apa, jadi tidak usah banyak bicara," ujar Jovan. Aldi kembali terdiam, kemudian fokus menyetir.

"Ke club!" perintah Jovan.

"Tapi nyonya Saskia melarang Anda ke tempat seperti itu," ujar Aldi.

"Sudah turuti saja, nanti juga kamu akan tahu sendiri."

Aldi tidak protes lagi, ia langsung melajukan mobilnya menuju club malam yang ada di Jakarta.

Meskipun Aldi tidak tahu, kenapa tuan nya tiba-tiba minta di bawa ke club, tapi tetap saja ia turuti.

Sementara Seruni dan Dian sudah bersama orang tua Seruni. Dian sangat senang karena keduanya sangat baik dan ramah.

"Kamu tidak malu berteman dengan putriku?" tanya Sari. Karena kebanyakan orang akan malu berteman dengan Seruni.

"Kenapa harus malu omak? Kita sesama manusia yang juga ciptaan Allah," jawab Dian.

"Omak?" tanya Sari yang tidak mengerti yang di sebutkan oleh Dian.

"Omak itu adalah ibu, tidak apa-apa, kan aku panggil Omak?" tanya Dian balik.

"Oh, ibu pikir apaan? Ya gak apa-apa, malah ibu merasa senang," jawab Sari.

Dian memberikan nomor teleponnya kepada Sari, jika ada apa-apa, mau ngobrol atau apa, bisa menghubunginya.

"Ya siapa tahu aku ketularan sukses kayak Seruni," canda Dian.

"Nanti aku akan rekomendasikan kamu ke Mr Thomas, kalau beliau setuju, kita bisa sama-sama merintis karir dan menjadi orang sukses," ujar Seruni.

"Aamiin, aku tunggu kabar baiknya, walau tidak berharap sih," ucap Dian.

Setelah merasa cukup, Dian pun pamit kembali ke hotel. Karena besok pagi dia akan kembali ke Medan.

Dian memeluk Seruni sebelum berpisah. Air matanya jatuh, entah kenapa dia merasa berat berpisah dari Seruni.

Menurutnya, Seruni adalah teman terbaik. Meskipun baru beberapa hari mereka saling kenal.

Dian juga memeluk Sari dan bersalaman dengan Kosim dan mencium tangan orang tua itu. Kemudian Dian pamit dengan melambaikan tangannya.

Sari menghampiri Seruni dan menghapus air mata Seruni yang juga ikut jatuh saat melihat Dian menangis.

"Orang baik akan dapat balasan yang baik pula," ucap Kosim. Seruni dan Sari mengangguk.

Kemudian mereka pun kembali ke rumah yang sudah di sediakan oleh Mr Thomas dan asistennya.

Kosim walaupun sudah lama meninggalkan kota Jakarta, namun ia tetap ingat tempat-tempat di kota ini. Ya, walaupun perubahan perubahan begitu banyak, namun ingatan Kosim tidak luntur.

Mereka pun akhirnya tiba di sebuah rumah yang di maksud. Saat pintu gerbang di buka, Kosim, Sari dan Seruni begitu takjub dengan desain rumah ala-ala Eropa itu.

Walau pun cuma tempat tinggal sementara, namun mereka sangat bersyukur karena tidak perlu repot-repot mengeluarkan biaya sewa rumah untuk tetap tinggal di sini.

1
Harniati Atik
Lanjut, lagi kak
semangat /Heart//Heart//Heart/
Harniati Atik
Lanjut lagi kakak
semangat
Sani Srimulyani
to the point banget nglamarnya.
Yani Sugondo
aaaah finally restu udah di dapat dan otw halal, gassss
suti markonah
di bab ini othorr kembali bikin aku nangis..klo aku jadi seruni ya tetep milih orang tua pak kosim dan bu sari..sebab mereka sangat² tulus merawat seruni
Tiek
ak pernah di posisi mu seruni tentu memilih org yg merawat dan yg membesarkan
Astuti tutik2022
Aku siiih yeeeeesss 🤭🤭
Astuti tutik2022
36

02

11.10
suti markonah
terima..terima..terima...ahhhh kapan lagi dapat cowok ganteng..tulus...dan tajirrrr...klo aku ga usah nunggu 3hr tp lgsg yesss🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
jaran goyang
𝚛𝚜𝚔𝚗 𝚝𝚞 𝚊𝚗𝚔 𝚙𝚞𝚗𝚐𝚐𝚞𝚝 𝚍𝚒𝚜𝚢𝚐... 𝚊𝚗𝚔 𝚔𝚗𝚍𝚐 𝚍𝚒 𝚋𝚞𝚊𝚗𝚐
Astuti tutik2022
🤣🤣Lagi oleng ya thoor banyak typo ...💪💪💪 jgan lupa istirahat yg cukup thooor sama minum vitamin juga,selalu jaga kesehatan.
Astuti tutik2022
45

09

2138
Harniati Atik
terimakasih kak untuk hari ini
lanjut lagi kak up
semangat, sehat selalu /Heart//Heart//Heart/
kaila
lanjut kak
Was pray
banyak typo ya thor nama terbolak balik
Pa'tam: Maaf, nanti aku revisi
total 1 replies
suti markonah
bab ini banyak typo ya thorr..harus nya sekar jadi seruni
Pa'tam: Maaf, akan aku revisi.
total 1 replies
Dewi kunti
Sekar bukan seruni
Pa'tam: Hehe, untung di kasih tahu, jika tidak aku juga tidak nyadar jika ada beberapa nama yang salah sebut.
total 1 replies
Yus Nita
ibarat memelihara Annan ular, udah besar tuan ny di lilit, begitu lah kira2 nasib Sekarang dn Ridwan
Yus Nita
makan dan sanjung tuh anak orang..
yg cuma buat malu 😀😀😀
Warung Sembako
mantap seruni...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!