Hilangnya Cinta Suamiku

"Harusnya kamu menyadari, siapa yang membuat kamu bisa menjadi orang sukses sekarang ini? Apa dia yang membuat kamu sukses? Justru nantinya dia yang akan membuat kamu terjatuh, dan aku akan menanti saat waktu itu terjadi."

Di keheningan malam, dan rintiknya hujan. Nisa masih terjaga membuka matanya. Dia ingin menata hati dan hidupnya di hari esok. Besok dia akan kembali ke Jakarta.

"Rasanya, kaki ini berat sekali untuk melangkah untuk kembali ke Jakarta. Jika hidup boleh memilih, mungkin perpisahan yang terbaik."

Bunda Anita berniat ingin buang air kecil, tetapi dirinya justru melihat sang anak sedang duduk termenung seorang diri. Sebagai seorang ibu, pastinya sangat hancur melihat putri kesayangannya tersakiti.

"Nis, belum tidur?" tanya sang Bunda lembut.

Diantara Annisa dan Rania sang kakak, Nisa adalah anak yang paling pendiam. Dia lebih memilih menutup rapi permasalahan hidupnya sendiri. Baru saat itu, dirinya berkata jujur kepada sang Bunda.

"Belum, Bun. Bunda kok bangun?" tanya Nisa balik.

"Tadi Bunda ingin buang air kecil, eh Bunda lihat kamu duduk belum tidur. Sebenarnya apa yang kamu sedang pikirkan? Besok kamu kembali 'kan ke Jakarta?" tanya Bunda Anita dan Nisa menganggukkan kepalanya.

"Nisa harus seperti apa ya, Bun? Rasanya Nisa tak sanggup melanjutkan pernikahan ini, tetapi Nisa kasihan sama Khanza kalau Nisa berpisah dengan Mas Reynaldi," ungkap Nisa.

Bunda Anita, menyuruh sang anak untuk mencoba membicarakan perasaan hatinya kepada suaminya. Jika memang masih bisa di pertahankan, pertahankan. Namun, jika tak ada perubahan. Berarti Reynaldi memang tak berniat untuk memperbaiki pernikahan mereka.

"Iya, Bun. Besok sesampainya Nisa di Jakarta, Nisa akan mencoba bicarakan sama Mas Reynaldi. Doakan Nisa ya, Bun! Semoga pernikahan Nisa masih bisa dipertahankan," ucap Nisa.

Doa seorang Bunda akan selalu dipanjatkan untuk sang anak. Berharap kebahagiaan selalu hadir di rumah tangga anaknya. Rumah tangga yang hampir karam, semoga masih dapat terselamatkan.

"Ay, besok malam sepertinya aku sudah tak bisa tidur di sini lagi. Karena malam ini, Nisa sudah kembali ke Jakarta," ucap Reynaldi kepada kekasihnya.

Viona langsung memasang wajah tak bersahabat, menunjukkan perasaan tak sukanya. Tak menyadari kalau dirinya adalah wanita perusak rumah tangga orang. Harusnya dia menerima kondisi yang terjadi kepadanya.

"Jangan marah dong Ay, kemarin-kemarin aku 'kan full bersama kamu. Selama Nisa tak ada. Aku mohon pengertian kamu," rayu Reynaldi.

"Selalu saja aku di suruh mengerti, aku lelah! Lelah aku menjadi wanita kedua, seakan aku tak memiliki kamu," gerutu Viona. Jika sudah seperti ini, Reynaldi langsung merasakan cenat-cenut di keningnya.

Untuk memastikan istrinya pulang atau tidak, Reynaldi berniat menghubungi istrinya. Berpura-pura manis, padahal jika istrinya tak jadi pulang. Dia juga tak akan pulang dari kosan kekasihnya.

Nisa pun ternyata memiliki rencana juga, dia sengaja melakukan hal ini. Dia ingin tahu, alasan apalagi yang akan dikatakan suaminya. Dia ingin tahu, apakah suaminya masih memiliki kejujuran atau tidak.

"Assalamualaikum, Sayang. Kangen! Hari ini kamu jadi pulang 'kan? Aku sudah kangen banget sama kamu dan Khanza. Setiap malam aku selalu teringat kamu," ungkap Reynaldi berbohong.

"Kamu pikir, aku tak tahu Mas apa yang kamu lakukan di belakang aku? Aku yakin pasti kamu bersama dia, selama aku tak ada," ucap Nisa dalam hati.

Nisa mengatakan kalau hari ini dirinya tak jadi pulang, karena tak dapat tiket kereta. Kemungkinan baru hari Senin, dia akan pulang dari Yogyakarta.

"Kok gitu, sih? Semakin lama saja aku bertemunya, padahal aku sudah kangen banget sama kamu. Apa aku pesankan tiket pesawat untuk hari ini?"

"Tidak perlu Mas, aku tunggu saja hari Senin. Memangnya Mas tak kemana-mana? Kesempatan emas 'kan? Mumpung aku tak di rumah," ucap Nisa.

"Tuh 'kan mulai lagi, selalu saja berpikiran buruk sama suami," sindir Reynaldi.

Reynaldi langsung bersorak gembira dalam hati, saat mendengar istrinya tak jadi pulang. Kesempatan dirinya untuk bersama lagi dengan Viona. Tentu saja dia akan langsung menghubungi kekasihnya.

"Benar, Ay? Aku senang sekali mendengarnya? Malam ini kita bisa malam mingguan. Sekalian aku mau shopping ya, Ay," ucap Viona dan Reynaldi mengiyakan.

Nisa dan Khanza sudah bersiap-siap untuk kembali ke Jakarta. Sebenarnya Nisa malas untuk pulang ke Jakarta. Tak ada lagi yang membuat dirinya bersemangat hidup di Jakarta.

"Bun, Nisa pamit ya! Semoga Bunda selalu diberikan kesehatan dan umur panjang. Doakan agar semuanya lancar," ucap Nisa.

"Iya, Bunda akan selalu mendoakan kamu! Kamu sudah terlalu banyak menangis, sudah saatnya kamu bahagia. Semoga Bunda selalu diberikan kesehatan dan umur panjang. Amin," ujar Bunda Anita.

Bunda Anita mengantarkan anaknya hanya sampai depan rumah. Karena Nisa menolak Bundanya untuk mengantar dirinya ke stasiun. Kini Nisa dan Khanza sudah di stasiun untuk kembali ke Jakarta.

"Aku ingin lihat, apakah ucapan kamu ke aku tadi benar atau hanya untuk menyenangkan hati aku saja?"

Kini Nisa dan Khanza sudah dalam perjalanan menuju Jakarta. Malam ini Reynaldi masih akan menginap di kosan Viona. Besok sore dia baru akan kembali ke rumah.

"Ay, main dulu yuk sebelum berangkat," pinta Reynaldi.

"Aku sudah rapi, nanti acak-acakan lagi," gerutu Viona. Kekasihnya selalu saja meminta di waktu yang tak tepat.

Viona hanya bisa pasrah, dia tak mungkin menolak. Dirinya hanya seperti seorang wanita penghibur yang kapan saja bisa Reynaldi tinggalkan. Inilah yang selalu Viona pikirkan, Viona berniat membuat dirinya hamil. Agar Reynaldi menikahi dirinya.

"Mungkin dengan cara seperti itu, kamu akan menikahi aku," gumam Viona dalam hati.

Sebenarnya dia merasa jenuh, harus selalu menjadi simpanan Reynaldi. Jika Reynaldi tak juga menceraikan Nisa dan menikahi dirinya. Viona akan mencoba cara yang lebih memaksa. Dia yang akan membongkar sendiri hubungan dirinya dengan Reynaldi.

Reynaldi dan Viona sudah dalam perjalanan menuju Mall. Mereka tampak mesra. Viona sangat berbeda dengan Nisa, dia selalu hidup glamor.

"Ay, apa aku boleh minta beli tas?" ucap Viona manja

"Tentu saja, Sayang. Hari ini kamu bebas membeli apa pun yang kamu inginkan," ucap Reynaldi membuat Viona bahagia.

Reynaldi geleng-geleng kepala, saat melihat Viona belanja seperti orang yang kesetanan. Lupa diri, sampai-sampai Reynaldi diabaikan. Hingga akhirnya Reynaldi izin mau merokok dulu.

"Kamu beda banget Vi sama Nisa, makanya aku tak ingin menceraikan Nisa. Karena dia yang buat aku menempati posisi manajer saat ini. Dia yang selalu mendukung karier aku, dan memotivasi aku untuk maju," ucap Reynaldi dalam hati.

Saat istrinya kembali, dia ingin fokus dengan istri dan anaknya dulu. Jika sedang sendiri seperti sekarang, dia merasakan rindu kepada istrinya.