Siang itu teringat jelas dalam benakku, dia sangat mempesona di mataku. pemuda itu sangat menarik selain tampan dia
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana Al Qassam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kecemburuan
Ketika aku sedang asik membaca novel karya habibur rahman tiba-tiba saja suara ketukan dan salam dari luar terdengar.
" Assalamualaikum ... "
" Waalaikumsalam, sudah selesai mas?"
" Sudah ... Menanyakan tentang mas atau mas azzam?"
" Apa sih mas? Kenapa dia lagi yang disebut."
" Bukankah dia romantis sayang. " ucap mas iz sambil mendekat
" Romantis ke siapa?"
" Kamu mungkin?"
" Pernah ya? Kok aku lupa ya mas." aku menjawabnya sambil berlalu namun mas iz mencekal tanganku.
" Mau kemana?"
" Mau istirahat."
" Jangan marah tadi hanya ingin bertanya pendapatmu tentang mas azzam."
" Mas Azzam baik, tapi aku sedang tidak ingin bersama siapapun waktu itu."
Dalam hati izdi :
Istriku memang tidak melewatkan setiap moment yang dia ciptakan sendiri. Dalam kehidupannya yang lalupun dia tanpa ragu mengatakan bahwa dia tidak membutuhkan siapapun. Padahal dia gadis remaja yang jauh dari orang tuanya bahkan orang tuanyapun sengaja menjauhkan dirinya. Tetapi dia hanya terlihat remaja tapi sikapnya sangat dewasa.
" Sampai sekarangpun jika dia datang mengkhitbahmu apakah kamu tidak akan menerimanya?"
" Tidak ... Karena aku sudah menjadi istrimu, mana mungkin aku menerima pinangan orang lain."
" Jika belum menikah denganku?"
" Tidak .."
" Kenapa tidak? Bukankah kamu belum menjadi milik orang lain?"
" Karena wardah tidak ingin menikah mas. Kenapa sih mas ditanya mas azzam terus dari tadi wardah gak cinta loh sama mas azzam. Kasihkan jika dia diberikan sebuah harapan."
" Simpati sekali ya sayang ... " izdi cemberut begitu saja.
" Kan mas nanyak sama wardah ya wardah jawab mas, gimana sih mas ini? Wardah cintanya cuma sama mas aja loh meskipun itu hanya dalam bayangan. Mana mungkin wardah menikah dengan orang lain jika hati wardah sudah dipenuhi dengan nama mas izdi sejak dulu." jawabku tanpa menatap mas iz, air mata ini tiba menggenang begitu saja. Tanpa aba-aba mas iz berjongkok di hadapanku dan mengusap air mataku.
" Maafkan mas ya? Mas cemburu pada mas azzam tatapannya padamu sangat tulus. Cintanya sedari lama tak pudar bahkan keinginannya mengkhitbahmu membuat mas semakin cemburu. Seindah itukah istri mas di hadapan orang lain. Kenapa mas baru meliriknya saat ini." ucap mas iz padaku
" Apa yang harus kukatakan mas, wardah sudah menghindar dari mas azzam. Karena wardah benar-benar tidak ingin menyakiti hatinya. Dia pemuda tampan, sholih punya nama di pesantren pasti banyak kakak- kakak yang ingin di pinang olehnya. Aku hanyalah gadis biasa yang kebetulan membuatnya demikian. Aku sangat merasa bersalah mas." ucapku mengenang cinta Mohammad Azzam.
" Apakah sulit mencintai dia? Baik padahal loh." ledek mas iz
" Mas ... Sudah ya. Bisa tidak kita membahas yang lain. "
" Menarik loh sayang kisah cinta Azzam dan Wardah." ucap mas iz dengan senyum.
" Terserah mas saja, aku mau istirahat."
" Eh ... Jangan marah dong sayang. Makasih ya sudah mencintaiku." ucap mas iz setelah perdebatan panjang. Akhirnya aku bisa menuntaskan yangbapa katanya tadi cemburu. Iya istilah itu yang aku rasakan beberapa waktu lalu. Menyiksa tapi tidak bisa dihempaskan.
" Cinta datang tanpa bertuan
Kasih tumbuh namun tak bermusim
Seindah muara kasih dalam kalbu
Cinta dan Kasih bersatu dalam sebuah dermaga
Dan ...
Keindahan menyerupai sang bianglala
Romansa menghampiri sang pemilik hati
Inilah hamparan Cinta yang datang...
Di tengah hamparan hati yang gersang."
Keromantisan mereka merekah di saat pernikahan sudah terjalin. Tak ada takdir yang salah yang ada adalah takdir yang datang itulah yang dibutuhkan dan sudah disesuaikan dengan kebutuhan hambanya.
melelehhh akunya
terhuraaaa
gampang banget Gus iz bilang iloveyou