Bagi sebagian orang pernikahan adalah awal kebahagiaan. Tapi tidak dengan pernikahan Aisyah Saraswati dan Dimas Anggara.
Pernikahan mereka berawal dari perjodohan kedua orang tua mereka atas dasar persahabatan. Sehingga Aisyah dan Dimas menjalankan pernikahan tanpa cinta.
Pernikahan tanpa cinta itu menyakitkan. Tapi Aisyah berusaha menjadi istri yang baik untuk suaminya rela dengan ikhlas menerima perjodohan ini. Namun Aisyah harus menerima kenyataan pahit kalau suami nya memiliki wanita idaman lain Maira jasmine, sahabat aisyah sendiri.
Bahkan mereka sudah berhubungan sebelum Dimas dan Aisyah menikah.
Tidak hanya itu dirinya hanya dijadikan ATM berjalan saja untuk keluarganya.
Sanggupkah Aisyah menjalani kehidupan rumah tangga seperti ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim Yuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
[27] Meminta Bantuan
Aisyah bersandar di daun pintu, dia menangis tanpa suara hingga bahunya bergetar. Ia tak mau meladeni kegilaan mertuanya karena tak ingin si Ruli tahu bahwa Aisyah sedang menangis. Aisyah merasa kacau ia kesulitan mencari bantuan tanpa adanya HP. Tadi Dimas sudah menjarah tas nya, sekarang Aisyah sulit meminta bantuan..
...****************...
Di lain tempat kediaman Wijaya, Adel sedang berusaha menghubungi sahabat nya Aisyah, namun yang dihubungi tidak juga menjawab telepon nya padahal selama ini Aisyah tidak pernah mengabaikan telepon nya.
"Ada apa dek? kenapa kamu mondar-mandir ga jelas?" tanya Aditya kepada adiknya.
"Aku sedang menghubungi Aisyah tapi dia tidak menjawab telepon ku kak, aku khawatir terjadi sesuatu pada Aisyah"
"Kenapa kamu ga ke rumah nya saja!" usul Aditya.
"Tapi nanti kaka yang antar yah?"
"Iyah kaka akan antar, yuk masuk ke dalam mamah nyariin tuh"
...----------------...
Sudah dua hari Aisyah di kurung dan sejak itu juga Bi Asih sudah menaruh curiga kepada semua penghuni rumah. Bi Asih juga bingung kenapa majikannya Nyonya Aisyah tidak pernah kelihatan.
Maira yang notabene adalah sahabat Nyonya Aisyah pun selalu ada di rumah dan selalu kepergok sedang bermesraan bersama Tuannya.
Bi Asih berinisiatif untuk menemui Nyonya Aisyah di kamar.
Tok! Tok! Tok!
"Nyonya, apa Nyonya baik-baik saja?" tanya bi Asih.
Aisyah yang sedang berbaring di ranjang mendengar suara ketukan pintu lalu lekas bangun.
"Bi, tolong aku bi!" teriak Aisyah. Ia tersenyum senang di balik pintu berharap Bi Asih bisa membebaskannya.
"Ada apa nyonya, kenapa nyonya di kurung di kamar?" Tanya Bi Asih.
"Ini semua karena Dimas Aku terkurung di sini. Bibi bisa bantu aku keluar?"
"Insyaalloh bisa Nyonya, bibi harus apa?" ucap Bi Asih menempelkan daun telinga nya di pintu.
"Tolong hubungi bunda!" perintah Aisyah.
"Baik Nyonya" Jawab Bi Asih lalu beranjak hendak meninggalkan kamar Aisyah untuk meminta bantuan.
Maira keluar dari ruang kerja Dimas, suasana hati Dimas saat ini sedang tidak baik bahkan Dimas dengan tega mengusirnya. Dengan menghentakkan kaki nya Maira buru-buru kembali ke kamarnya. Ia mengenyitkan saat melihat assisten rumah tangga sedang berdiri di dekat pintu kamar Aisyah.
"Sedang apa bi?" tanya Maira.
"Tidak Nona saya hanya khawatir dengan keadaan Nyonya Aisyah di kamar". Maira merasa kesal karena Bi Asih menyebut Aisyah Nyonya sedangkan menyebut Maira dengan sebutan Nona.
"Hhmm sudah kamu bisa pergi sekarang! dia tidak apa-apa" usir Maira pada Bi Asih.
"Ba.. baik Nona" ucap Bi Asih berlalu meninggalkan kamar Aisyah.
Maira lalu mencari kunci yang tersimpan di pot bunga, masuk ke dalam kamar dan menguncinya di dalam.
Aisyah yang sedang meringkuk di atas ranjang, menoleh menatap Maira dengan dingin.
"Aisyah bagaimana kabarmu? kamu betah berada di sini sepanjang hari.? Ck. Ck. Ck. Kasian sekali, " Maira tersenyum ramah.
"Wanita sialan ! Apa salahku padamu ? kenapa kau bisa sejahat ini padaku? Mengapa kamu begitu tega menusuk ku di belakang setelah apa yang aku dan keluargaku berikan kepadamu" tanya Aisyah dengan geram, Aisyah turun dari ranjang dan mendekati Maira. Jika tidak ada penjara di dunia ini pasti Aisyah sudah menusuk perut Maira dengan pisau.
Maira menyeringai kemudian menarik bajunya hingga robek. melihat perubahan sikap Maira membuat Aisyab bergidik ngeri. Ia merasa bahwa Maira sudah sakit jiwa. Tiba-tiba Maira menjerit historis sambil memukul dan menampar pipinya sendiri, lalu menjambak rambutnya sendiri.
"Aarkkkhhhh........Tolong......Tolong... siapapun tolong aku... lepaskan aku dulu aduh sakit sekali... tolong ampun-ampun lepaskan aku. Siapapun lepaskan aku, Aisyah menyakiti ku."
Setelah mendengar teriakan Maira kini Aisyah mulai menyadari. Maira ingin memfitnah dirinya. Pintu digedor berkali-kali.
"Apa yang kau katakan. Tutup mulutmu, aku tidak melakukan apapun". Aisyah meraung penuh emosi, menatap jengkel dengan apa yang Maira lakukan.
"Tolong ini sakit sekali..... "
Pintu di dobrak sangat keras oleh Dimas. Hatinya berdenyut nyeri melihat Maira terkulai lemas di lantai dengan rambut acak-acakan dan baju yang robek, serta mengalir darah di sudut bibir nya. Dimas panik dan khawatir ia berhambur memeluk Maira untuk memeluk Maira dan melindungi dari Aisyah.
"Aisyah apa yang kamu lakukan pada Maira?, Jangan pernah kamu menyakiti Maira" Dimas menoleh menatap tajam Aisyah. Ia tak terima Maira diperlakukan begitu buruk.
"Aku tidak melakukan apapun," Aisyah balas menatap tajam Dimas. Aisyah tak menyangka bahwa wanita yang sudah ia anggap saudara kandung nya sendiri ternyata adalah rubah licik.
"Keadaan Maira sudah seperti ini! kau masih tidak mengatakan apapun? Dimana otakmu?" Dimas meneriaki Aisyah. Tubuh Maira bergetar ketakutan dalam pelukan Dimas. Tapi sudut bibir nya melengkung ke atas menertawakan Aisyah.
"Cepat minta maaf!" titah Dimas.
"Aku tidak akan meminta maaf untuk hal yang tidak pernah ku lakukan," Aisyah menolak dengan tegas.
"Aisyah cepat minta maaf sebelum aku memberimu hukuman" suara Dimas semakin tinggi.
Maira melepaskan pelukan Dimas, lalu tersenyum di hadapan Aisyah. Di hadapan Dimas, Maira seolah malaikat tak bersayap yang rapuh.
"Maira aku minta maaf,"
"Tidak apa-apa, aku selalu memaafkan kesa..." Aisyah segera menyela perkataan Maira.
"Aku tidak meminta maaf untuk kesalahan yang tidak aku lakukan, tapi aku meminta maaf untuk kesalahan yang akan Aku lakukan" Aisyah meninju hidung Maira hingga mengeluarkan darah, lalu menduduki tubuh Maira dan mencakari wajahnya. Maira kesakitan dan menjerit meminta tolong.
"Aarkkkhh .... sakit, tolong berhenti Aisyah ini sakit sekali" Maira benar-benar kesakitan.
"Aisyah hentikan, apa yang kamu lakukan" Dimas memeluk Aisyah dari belakang, lalu menarik dadanya, tapi Aisyah belum puas membalaskan rasa sakit hatinya. Ia menjambak rambut Maira dan membenturkannya ke lantai.
Semakin Dimas menarik Aisyah semakin tertarik rambut Maira.
"Mah, mamah tolongin Dimas!" teriak Dimas memanggil mamah nya.
Ruli yang sedang mengecat kuku, mendengar teriakan Dimas memanggil dirinya. "Ada apa sih, Dimas. ganggu orang aja." ucap Ruli lalu beranjak menghampiri Dimas yang ternyata ada di kamar Aisyah.
"Ada apa sih kenapa ribut-ribut di sini" teriak Ruli.
"Mah tolongin Dimas pisahin Maira dan Aisyah" pinta Dimas pada mamahnya.
"Aduh Maira kamu kenapa sih bisa berantem sama si wanita udik ini" Ucap Ruli sambil berusaha melepaskan cengkraman tangan Aisyah di kepala Maira.
"Lepaskan aku sialan, lepaskan aku. Aku akan membunuhnya. Aku tidak peduli masuk penjara. Aku akan mengirim wanita terkutuk ini ke neraka." Aisyah berteriak sambil membenturkan kepala Maira ke lantai. Setelah di bantu mamahnya akhirnya Maira terbebas dari cengkraman Aisyah. Tapi Aisyah masih meronta-ronta di pelukan Dimas. Ia melompat-lompat minta di lepaskan, karena ia belum puas melihat Maira menderita. Meskipun Maira meringis kesakitan, tubuhnya terasa remuk, kepala bagian belakang nya pasti benjol, dan rambutnya rontok tercabut di lantai dan di tangan Aisyah. Maira tak menyangka, Aisyah benar-benar menghajarnya tak peduli ada Dimas di hadapannya. Aisyah tetap memberontak.
Dimas melepas Aisyah dan menamparnya dengan keras. Seketika Aisyah diam membeku, menatap Dimas dengan penuh amarah. Tidak ada rasa cinta di hati Aisyah yang ada adalah rasa benci terpatri untuk Dimas. Tunggu.. sebentar lagi kalian akan menyesal telah memperlakukan ku seperti ini, batin Aisyah sambil mengepalkan kedua tangannya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
kasian bastian. sadboy.. 😢😢
manusia berkepala ular ...
licik ,ayo thor jangan lma2 kebusukan dimas disimpan...
lanjut
jangan lg ditunda ...
sudah cukup ,1.thn waktu yg
aisyah jalani ,gk ad kebaikan kedepan nya ,