Zahra, gadis biasa yang begitu bahagia dengan kehidupan remaja pada umumnya, tiba-tiba harus meminta seorang ustad yang usianya jauh di atas dirinya untuk menikah.
***
"Ustadz Zaki!" panggilnya dengan sedikit ngos-ngosan, terlihat sekali jika gadis itu baru saja berlari.
Dua pria berbeda generasi yang tengah berbicara itu terpaksa menoleh kepadanya.
"Zahra, bisa sedikit sopan kan, kamu tidak tahu sedang berhadapan dengan siapa!?" pria dengan baju putih dengan rambut yang juga sebagian memutih itu terlihat kesal, tapi si gadis tidak mengindahkannya. Tatapannya hanya tertuju pada sang ustadz.
"Ustad, menikahlah denganku!"
Pernyataan gadis itu tentu membuat sang ustadz tercengang, ia menatap pria di depannya bergantian dengan gadis yang baru datang dan tiba-tiba mengajaknya menikah itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon triani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Senang menggodanya
Setelah perbincangannya dengan pak Warsi selesai, ustad Zaki pun ijin ke kamar. Ia harus membantu Zahra untuk berkemas, Sebenarnya ia sudah menyiapkan semua kebutuhan Zahra di kontrakan barunya tapi tetap saja ia tidak ingin melarang Zahra membawa barang-barang yang ingin ia bawa. Termasuk baju.
Sebenarnya kontrakan ini bukan baru, karena sebelumnya ustad Zaki sudah pernah tinggal di sana. Karena merasa tidak nyaman tinggal sendiri, akhirnya ustad Zaki memilih tinggal bersama Amir di rumah singgah.
"Assalamualaikum, dek Zahra!?" sapa Ustad Zaki lirih begitu memasuki kamar, tapi masih bisa di dengar oleh Zahra yang tengah pura-pura tidur.
"Sudah tidur ya?!" tanya ustad Zaki yang sudah mulai mendekat, ustad Zaki melirik pada jam yang menempel di dinding dan sudah hampir jam tiga sore, sebentar lagi masuk waktu ashar.
Kenapa dia malah duduk di atas tempat tidur? gerakan pelan yang di lakukan oleh ustad Zaki mampu di rasakan oleh Zahra yang memejamkan matanya, ia yakin kalau saat ini ustad Zaki tengah duduk di belakangnya.
"Dek Zahra, bentar lagi ashar. Padahal aku sudah minta Amir buat bawa mobil pick up ke sini, buat bawa barang-barang yang ingin dek Zahra bawa ke kontrakan. Kalau dek Zahra tidur, biar mas aja ya yang mengemasi!?"
Apa? Dia mau mengemasi barang-barang ku, apa itu artinya semuanya? Termasuk dalaman juga?
"Tidurlah, biar aku ambil barang-barang dek Zahra dari lemari ya!"
Zahra bisa merasakan gerakan jika ustad Zaki berdiri dari duduknya.
Nggak, nggak, pokonya nggak boleh dibiarin. ...
Dengan cepat Zahra bangun dan melompat hingga memeluk ustad Zaki dari belakang membuat pria yang sudah berstatus sebagai suaminya itu terpaku di tempatnya, apalagi saat ia merasakan ada sesuatu yang mengganjal di punggungnya, sesuatu yang terasa kenyal.
"Astaghfirullah hal azim!?" gumam ustad Zaki segera mengalihkan perhatiannya dari rasa itu, "Dek Zahra, apa yang dek Zahra lakukan?"
"Pokonya kamu nggak boleh kemasi barang-barang ku!?"
"Trus?"
"Ya nggak boleh, ya nggak boleh!?" Zahra masih tetap melingkarkan tangannya ke dada ustad Zaki membuat perasaan ustad Zaki semakin tidak karuan.
"Lalu?"
"Kalau mau pindah, pindah aja sendiri. Aku mau di sini!?"
"Tadi katanya sudah setuju kan?"
"Enggak, aku berubah pikiran."
"Bagaomana kalau ini bukan pilihan. Tapi ini perintah dari suami kepada istrinya?"
"Mulai deh, ngancam kan!?"
"Atau memang dek Zahra sudah sangat menginginkannya? Tidak pa pa, aku akan dengan senang hati membiarkan dek Zahra menyentuh apapun yang aku punya, apa saja, wajah, dada, punggung, atau yang lainnya?"
Mendengar perkataan ustad Zaki, membuat Zahra merinding dan dengan reflek melepaskan pelukannya.
Ya Allah Zahra, apa yang kamu lakukan? Sepertinya kamu sudah memancing singa yang tengah tertidur, bodoh, bodoh ...., Zahra mengutuki kebodohannya sendiri.
Ustad Zaki pun berdiri dan berbalik menatap Zahra, ia juga mencondongkan tubuhnya hingga membuat Zahra memundurkan tubuhnya,
"Mau apa?" tanya Zahra sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada.
"Hanya ingin memberitahu istriku yang manja ini, mas akan ke masjid jadi jika saat mas kembali dan barang belum siap. Maka tidak ada pilihan lain selain mas yang mengemasi semuanya."
Dia mengancam lagi ....
"Ini bukan ancaman, dek Zahra. Tapi perintah! Perintah suami harus di laksanakan apalagi ini dalam hal kebaikan. Mengerti?"
Dan zahra hanya bisa mengangukkan kepalanya dengan cepat.
"Anak pintar!?" ucap ustad Zaki sambil menepuk pelan kepala Zahra, "Assalamualaikum!"
Karena Zahra tidak juga menjawab, ustad Zaki pun kembali mendekatkan tubuhnya hingga membuat Zahra kembali menyilangkan tangannya di depan dada,
"Waalaikum salam!?"
Jawab Zahra berhasil membuat ustad Zaki tersenyum dan meninggalkan Zahra sendiri. Ia harus segera ke masjid untuk melaksanakan sholat ashar berjamaah sekalian meminjam mobil pick up milik RT untuk mengusung barang-barang Zahra karena tidak mungkin memakai motor, barang-barang perempuan pasti sangat banyak berbeda dengan barang milik laki-laki.
Bersambung
Jangan lupa untuk memberikan Like dan komentar nya ya kasih vote juga yang banyak hadiahnya juga yang banyak biar tambah semangat nulisnya ya
Follow akun Ig aku ya
IG @tri.ani5249
...Happy Reading 🥰🥰🥰...
jadi rada kagok😂😂😂😂
jadi rada kagok😂😂😂😂
krn jarang di NT...🤭
mksh kk baik🥰