NovelToon NovelToon
Pengantin Bayangan

Pengantin Bayangan

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Perjodohan / Cinta Paksa
Popularitas:923.6k
Nilai: 5
Nama Author: sushanty areta

Sebuah permintaan mengejutkan dari Maria, mama Paramitha yang sedang sakit untuk menikahi Elang, kakak kandungnya yang tinggal di London membuat keduanya menjerit histeris. Bagaimana bisa seorang ibu menyuruh sesama saudara untuk menikah? padahal ini bukan jaman nabi Adam dan Hawa yang terpaksa menikahkan anak-anak kandung mereka karena tidak ada jodoh yang lain. Apa yang bisa kakak beradik itu dilakukan jika Abimanyu, sang papa juga mendukung penuh kemauan istrinya? Siapa juga yang harus dipercaya oleh Mitha tentang statusnya? kedua orang tuanya ataukah Elang yang selalu mengatakan jika dirinya adalah anak haram.

Mampukah Elang dan Mitha bertahan dalam pernikahan untuk mewujudkan bayangan dan angan-angan kedua orang tuanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sushanty areta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Di kamarku!

"Karena dia suamimu mith, sudah semestinya dia mengunjungi makam orang tuamu dan mengucapkan salam pada orang yang sudah membesarkannya. Elang berhutang banyak pada orang tuamu." tegas Abi. Mitha menggelang samar.

"Tidak ada hutang budi antara orang tua dan anaknya pa. Orang tuaku hanya membesarkan kak Elang selama tiga tahun, tapi papa dan mama sudah mengasuh, mendidik dan membimbingku hingga sekarang. Seumur hidupkupun tak akan cukup untuk membalas kebaikan kalian." lagi dan lagi air mata Paramitha menetes. Suaranya nyaris tercekat ditenggorokan. Perasaannya amat campur aduk sekarang. Rasa sesak lebih mendominasi dirinya membayangkan betapa dia adalah anak beruntung karena dibesarkan dengan penuh kasih sayang oleh keluarga Abimana. Sang mama, bahkan masih sangat memperhatikan dirinya juga mewujudkan janjinya pada ibu kandungnya dengan memaksa putranya menerima perjanjian itu dengan menikahinya. Dari sudut pandangnya, Elanglah yang sangat dirugikan karena perjanjian itu.

Sekarang dia tau apa alasan Elang sangat membencinya. Berat memang menerima semuanya. Bahkan jika dirinya berada diposisi Elang saat ini, maka dia akan melakukan hal yang sama.

"Mith, Elang hanya perlu waktu. Kau harus banyak bersabar menghadapinya. Papa yakin suatu saat dia akan bisa menerimamu, menerima pernikahan kalian." hibur Abi karena melihat kabut dimata putrinya yang makin menebal. Mendung itu hendak berubah gerimis.

"Kami hanya pengantin bayangan, pa. Tugas kami adalah mewujudkan mimpi kalian semua." Suara Mitha bergetar menahan sakit di sudut hatinya. Menjadi seperti bayangan kedua orang tua mereka tidak akan semudah yang mereka inginkan. Dia dan Elang hidup dalam kesalah pahaman tak berujung yang entah bagaimana bisa mengungkapkan kebenaran itu. Elang selalu menganggapnya anak haram hasil perselingkuhan papa Abi dengan wanita diluar sana karena sang papalah yang membawa dia kerumah ini tanpa penjelasan. Mereka hanya ingin Mitha kecil menganggap semua yang ada di rumah itu saudara dan orang tua kandungnya. Kesalah pahaman itu bukan sepenuhnya kesalahan Elang. Tapi menyalahkan papa Abi dan mama Maria juga bukan hal yang patut dilakukan. Mereka tetap orang tua terbaik yang menginginkan kebahagiaan untuk putra putrinya.

"Jangan berkata macam-macam didepan mama Mith. Kasihan Maria." Tanpa diingatkanpun Mitha tau apa yang harus dan tidak harus dia lakukan. Tapi itulah Abi, dalam pandangannya baik Mitha maupun Elang tetaplah anak kecilnya yang harus dinasehati setiap waktu. Kandang kasih sayang yang berlebihan juga akan membuat anak tidak mandiri.

"Mitha tau pa. Mitha juga tidak ingin mama banyak berpikir."

"Baguslah." ungkap Abi kemudian.

"Tentang permintaan mama...soal pernikahan itu...." ragu kembali melanda Mitha yang kembali menggantung kalimatnya. Abi menatap langit-langit ruangan dengan tatapan menerawang.

"Kau tau nak, kebahagiaan mamamu adalah kebahagiaanku juga. Aku selalu mengabulkan apapun permintaannya walau yang tersulit sekalipun."

"Artinya papa setuju?" tanya Mitha hati-hati. Dia tak ingin menyingung perasaan papanya yang mungkin juga hancur seperti dirinya.

"Apapun untuk kebahagiaan Maria. Aku akan melakukannya walau aku tau...aku tidak bisa mencintai wanita lain selain mamamu." dan bola mata hitam legam itu berair. Abi menangis tanpa suara. Hanya Tuhan yang tau betapa hancurnya hatinya kala itu.

"Sabar pa." hibur Mitha pendek. Gadis cantik berkulit putih itu tak tau lagi harus bilang apa. Mereka berdua sama-sama dirundung kegalauan.

"Seperti halnya papa yang selalu mendoakan dirimu agar tegar dan kuat mengahadapi sikap Elang, putra papa..."

"Aku juga akan mendoakan yang terbaik untuk papa dan mama."

"Aku masih berharap Maria sembuh agar semua permintaan konyolnya itu hilang." kali ini tawa yang dipaksakan keluar dari bibir Abi. Terdengar aneh dan lucu.

"Apa kita perlu ke taman lagi? Kelihatannya papa belum minum teh buatanku." ingat Mitha pada papanya. Dia harus segera mengganti topik pembicaraan kali ini, agar Abi bisa sedikit tenang. Abi mengangguk dan mengikuti Mitha beranjak menuju taman. Tanpa mereka tau, sesosok pria berbadan tegap mendengarkan pembicaraan mereka dari balik pintu toilet ruangan yang setengah terbuka. Pria itu meraup wajahnya kasar.

Mitha baru saja memastikan mamanya sudah makan dan minum obatnya sebelum Abi membawanya masuk ke kamar utama dilantai satu. Dia yang sedikit lelah ingin masuk ke kamarnya, mengerjakan tugas kuliah lalu tidur.

"Aaahhh...nyamannyaaaa...." pekiknya tertahan kala membaringkan tubuhnya di ranjang dan berguling-guling kesana kemari seperti anak kecil yang merindukan kamarnya. Tapi begitulah dirinya yang sekarang. Rindu kamarnya yang penuh pernik-pernik lucu shaun the sheep. Bahkan dia memeluk erat boneka raksasa hitam putih itu seraya mengerjakan tugasnya.

Ketukan terdengar dipintu, dan tanpa menunggu jawaban sang empunya kamar, pintu itu terbuka.

"Kakak!" mata Mitha yang memberat menjadi terbelalak. Dihadapannya, Elang yang mengenakan pakaian rumahan berdiri menyilangkan tangan di dada.

"Sudah malam, cepat tidur!" katanya dengan nada memerintah. Mitha segera menutup laptopnya dan merapikannya lalu kembali berbaring dan menarik selimutnya. Sebenarnya dia bukan anak kecil yang harus tidur jams sekian, tapi dia tak ingin membuat keributan dengan menentang Elang. Lebih baik pura-pura tidur agar suami anehnya itu pergi.

"Siapa yang menyuruhmu tidur disitu?"

Deg ....

Mitha menatap penuh tanya pada Elang yang tetap pada posisinya lengkap dengan senyum sinisnya.

"Maksud kakak apa?"

"kau sudah jadi istriku. Kewajibanmu adalah tidur di kamarku. Aku tidak mau mama curiga."

"Mama tidak akan tau jika tak ada yang memberitau. Lagian aku akan bangun pagi-pagi sebelum yang lain bangun kak."

"oewhh begitu? lalu bagaimana dengan papa?"

"Papa?? beliau sudah tau semuanya. Bukannya papa juga yang nyuruh kita bersandiwara kak? Jadi menurutku tidak ada masalah lagi." Mitha merinding menyadari tatapan mata Elang yang tajam kearahnya. Kakaknya itu tampak tidak suka.

"Lalu bagaimana dengan cctv? mama bukan orang bodoh." Ya..Mitha tau dan amat tau jika mama papa mereka memasang cctv di depan kamar keduanya sejak awal pernikahan.

"Tentang itu.....,"

"Lalu bagaimana dengan Tuhan? Kau ingin mempermainkan pernikahan yang disaksikan Tuhan juga? Cepat ke kamarku Paramitha putri pratama abimana." Mitha masih terpaku di atas tempat tidurnya dengan berjuta pikiran yang masih berkelana. Elang...ini pertama kalinya dia menyebut seluruh nama lengkapnya dengan lancar dan tanpa beban.

"Tapi kak.....," hampir saja Mitha berteriak jika saja Elang tak menutup rapat bibir mungilnya dengan tangan besar miliknya. Dengan sekali gerak, dia menaikkan tubuh Mitha ke atas pundaknya seperti menggotong karung beras, mengabaikan protes dan pukulan Mitha dipunggungnya yang sama sekali tak terasa sakit baginya.

"Diam dan tidurlah.!" seru Elang sambil meletakkan tubuh sang istri diranjangnya. Jauh dari kata lembut.

1
Santi
Luar biasa
Ds Phone
bahagia sampai lupa kawan
Ds Phone
apa kah dapat
Ds Phone
dah laki bini pangil yang manis aja
Ds Phone
muking betul dia cinta sama kamu
Ds Phone
nemang halal
Ds Phone
dah jadi laki apa lagi jalan terus
Ds Phone
nikah secara paksa
Ds Phone
betul betul jadi
Ds Phone
semua nya main paksa
Ds Phone
gila tu orang
Ds Phone
marah lah tu
Ds Phone
kawan baik nya
Ds Phone
bahagia sangat lah tu
Ds Phone
berita gembira tu
Ds Phone
ada ada aja yang nak di gaduh kan
Ds Phone
ya betul tu baik di lepas kan
Ds Phone
ada aja meraka ni
Ds Phone
sedih tak habis
Ds Phone
memang itu ke bahagian nya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!