NovelToon NovelToon
LUKA BUNGA (AKIBAT HAMIL DI LUAR NIKAH)

LUKA BUNGA (AKIBAT HAMIL DI LUAR NIKAH)

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Nikahmuda / Lari Saat Hamil / Single Mom
Popularitas:1.7M
Nilai: 5
Nama Author: D'wie

Masa putih abu-abu adalah masa paling indah setiap remaja begitu pula yang dialami Bunga. Cinta yang membara dan menggebu serta pengaruh darah muda yang bergejolak membuatnya dan sang kekasih terhanyut dalam pusaran dosa manis yang akhirnya membuat hidupnya penuh luka.

Bunga hamil. Kekasihnya pergi. Keluarga kecewa dan membenci lalu mengusirnya. Terlunta-lunta di jalanan. Kelaparan. Dicaci maki. Semua duka dan luka ia hadapi seorang diri. Ingin menyerah, tapi ia sadar, dosanya sudah terlampau banyak. Ia tak mungkin mengabaikan permata indah yang telah tumbuh di rahimnya. Tapi sampai kapankah ia sanggup bertahan sedangkan semesta sepertinya telah terlampaui jijik kepadanya?

Inilah kisah Bunga dan lukanya.

Jangan lupa tap love, like, komen, vote, dan hadiahnya ya biar othor makin semangat update!

Bacanya jangan skip, please! Jangan boom like juga! soalnya bisa menurunkan kualitas karya di NT! Terima kasih. 🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. XXVII Hurt

Acara di sekolah Putri masih berlanjut hingga hampir tengah hari. Putri duduk dengan Nathan, sedangkan Bunga dengan Edgar. Bunga ingin mengambil paksa Putri, tapi Edgar justru menggenggam tangannya sambil menggelengkan kepala.

"Tenangkan dirimu, Nga. Jangan terpancing emosi! Ingat, kita sedang berada di sekolah Putri. Kamu nggak mau kan buat Putri sedih dengan melihat pertengkaran kedua orang tuanya," bisik Edgar.

Bunga memejamkan matanya sejenak sambil menarik nafas kemudian mengangguk.

Tempat duduk Nathan dan Putri, hanya berselang beberapa kursi saja. Sehingga Nathan dapat melihat dengan jelas bagaimana Edgar berbicara dengan Bunga seraya berbisik. Melihat itu, hati Nathan panas. Namun, ia tak mampu berbuat apa-apa. Ia tak ada kuasa sama sekali. Ia tak berdaya. Siapalah dirinya? Hanya mantan kekasih. Bagian masa lalu Bunga yang harus kembali saling terhubung karena kehadiran seorang anak di antara mereka.

"Papa, papa beneran papa Putri?" tanya Putri sambil duduk di pangkuan sang ayah.

Mata Nathan tampak berkaca-kaca. Ia tak menyangka, apa yang dikatakan Bunga dulu benar dan bukan hanya bualan semata. Nathan menyesal telah menyia-nyiakan Bunga dan putri cantiknya. Ia benar-benar bersyukur karena Tuhan masih berbaik hati padanya sehingga mereka kembali dipertemukan.

"Iya, sayang. Ini ... benar-benar, Papa. Maafin papa nak, maafin papa karena baru bisa menemui Putri sekarang. Maafin papa, papa nggak tahu kalau Putri itu anak papa, maafin papa, sayang," lirihnya sambil mengecupi seluruh bagian wajah Putri. Mata Nathan telah memanas. Air mata menetes seiring rasa sesak yang diresapinya membayangkan betapa sulit kehidupan Bunga dan Putri selama ini. Tanpa sanak, saudara, keluarga, orang tua, tanpa satu orang pun yang mendukungnya.

Nathan mengingat pertemuan pertamanya dengan Putri. Kala itu Putri diejek dan didorong bahkan dijambak oleh teman-temannya. Rasa sesal itu kian menggerogoti sanubarinya. Karena keegoisannya, Bunga dan putri mereka harus mengalami hal menyakitkan seperti itu.

Usianya saat itu masih terlampau muda. Ia belum bisa berpikir jernih apalagi secara dewasa. Jiwa labil dan keegoisan membuatnya tak mampu berpikir jernih. Terlalu terfokus dengan cita-cita membuatnya abai akan fakta kalau hubungan mereka yang di luar batas bisa saja menghasilkan sesuatu.

Nathan mendekap erat tubuh mungil Putri. Ia seolah takut kembali berpisah dengan buah hati yang sering menghampiri mimpinya. Wajahnya sama persis, tapi ada satu yang kurang, yaitu ...

...***...

Akhirnya acara pun berakhir, satu persatu anak-anak beserta orang tuanya meninggalkan sekolah itu. Namun ada beberapa pasang mata tampak curi-curi pandang dengan asumsi masing-masing. Apalagi saat melihat Putri yang digendong seorang laki-laki yang wajahnya memang mirip, tapi di sisi lain tampak sang ibu dari Putri justru berjalan dengan laki-laki lain. Entah apa yang ada di benak mereka. Rambut boleh sama hitam, tapi isi hati siapa yang tahu. Bahkan sesama saudara saja pikiran kita bisa berbeda atau bertentangan, apalagi dengan orang lain yang tidak mengenal kita dengan baik.

"Putri, ayo kita pulang!" ajak Bunga sambil mengulurkan tangannya ke arah Putri yang asik bergelayut manja di leher Nathan.

"Papa ikut pulang kita juga nggak, Ma"? tanya Putri polos membuat ketiga orang dewasa itu kebingungan.

"Sayang, Papa nggak bisa ikut pulang. Kamu pulang ya sama mama." Nathan lebih dahulu bersuara untuk memberikan pengertian pada sang putri yang baru saja ia temukan.

"Kenapa?" lanjut Putri. "Kenapa nggak ikut pulang, Pa? Temen-temen yang lain mama dan papanya pulang bareng, tinggal bareng, kok mama dan papa nggak?" lanjut Putri. Ia benar-benar penasaran mengapa orang tuanya tidak bisa pulang bersama-sama.

"Putri, cepat pulang sama mama!" ucap Bunga tegas dan menggebu membuat Nathan kian merasa bersalah.

"Tapi Putri masih mau sama Papa, Ma. Kenapa kita nggak pulang sama-sama. Putri mau papa, Putri mau papa, Putri nggak mau Papa pergi lagi," teriak Putri yang sudah meneteskan air matanya.

"Putri!" pekik Bunga dengan emosi yang mulai sulit dikontrol.

"Bunga, tenang! Kontrol emosimu!" ucap Edgar berusaha menenangkan sambil mengusap punggung Bunga.

"Pasti kau yang sudah mempengaruhi Putri kan! Cepat kemarikan Putri!"

Bunga tak menghiraukan ucapan Edgar. Ia justru meringsek dan memaksa Putri ikut dengannya. Tapi Putri justru makin mengeratkan pelukannya pada leher Nathan sambil menangis dengan kencang.

"Nggak mau, Putri mau sama Papa. Putri mau Papa. Papa, Putri mau papa. Papa ... Papa ... hiks ... hiks ... hiks ... "

Melihat Putri terisak, tak dipungkiri hati Bunga pun ikut pedih. Tapi ia tak rela Putri bersama dengan Nathan. Setelah apa yang dilakukan laki-laki itu padanya, ia tak rela Nathan dengan mudahnya memperoleh kasih sayang dan perhatian dari Putri.

"Sayang, kamu ikut mama dulu ya! Lain kali, papa pasti jengukin Putri lagi. Papa juga sekarang masih sibuk. Ada yang harus papa kerjakan. Putri kan tahu, papa harus kerja. Papa janji, papa pasti temuin Putri lagi. Putri mau minta bawain apa pas papa temuin Putri?"

Nathan berusaha membujuk Putri agar Putri mau pulang dengan Bunga. Ia pun tak tega melihat wanita yang masih dicintainya itu bersedih. Ia tidak marah dengan sikap Bunga. Ia merasa itu sangat wajar dan pantas. Ia memang pantas mendapatkan caci maki juga kebencian dari Bunga setelah apa yang ia torehkan di masa lalu. Karena dirinya lah, Bunga dan Putri harus menjalani hidup yang penuh kepahitan dan kemalangan.

Belum sempat Putri menjawab, Bunga justru merebut paksa Putri dari tangan Nathan membuat Putri menjerit. Beruntung sekolah sudah cukup sepi pun posisi mereka sedikit jauh dari orang-orang.

"Papa ... "

"Diam, Putri! Kau mau jadi anak yang pembangkang, hah!" bentak Bunga tanpa sadar membuat mulut mungil Putri membungkam namun masih terdengar isakan lirih yang coba Putri tahan. Melihat bagaimana Putri menangis ketakutan, sebenarnya membuat Bunga ikut sakit. Tapi ia harus melakukan itu agar Putri tidak lagi merengek ingin ikut ayahnya.

"Bunga, aku mohon, jangan bersikap kasar dengan anak kita!" ucap Nathan memelas.

Bunga berdecih sambil menatap nyalang Nathan, "anak kita katamu? Kalau-kalau kamu lupa, kau tidak pernah mengakui keberadaannya, benar kan! Jadi tidak ada anak kita di sini. Hanya ada anakku. Anakku seorang. Jadi jangan kau pikir setelah aku membiarkan kalian tadi bersama lantas kau jadi berpikir ingin menguasai anakku, tidak. Untuk kedepannya, jangan pernah temui anakku lagi. Karena kau bukanlah ayahnya!" ucap Bunga penuh emosi dan dada bergemuruh.

Dada Nathan seketika terasa begitu nyeri. Ia tak menyangka, akibat luka yang ia torehkan di masa lalu membuat gadisnya dulu menjadi perempuan yang keras dan kasar.

"Tapi itu karena aku benar-benar tak tahu, Nga. Aku masih labil saat itu. Kita baru saja lulus SMA. Usia kita masih belasan tahun dan aku belum bisa berpikir bijak. Egoku masih terlalu tinggi. Aku tahu aku salah, aku tak akan membela diri, tapi ... bagaimana pun Putri adalah anakku. Anak kita. Aku pun berhak ingin berjumpa dan membahagiakannya. Tolong jangan halangi aku untuk bertemu dengan Putri, Nga. Aku mohon!" Nathan sampai meneteskan air mata saat mengatakan ini.

"Aku tidak peduli. Anggap saja pertemuan ini hanya mimpi dan jangan pernah menampakkan lagi wajahmu baik di hadapanku maupun di hadapan Putriku. Putri hanya milikku. Dan kau ... tak berhak sama sekali untuk menjadi ayahnya!" ucap Bunga keras kepala membuat Nathan hanya bisa terpaku sambil menangis pilu.

Ingin ia ikut berkeras, tapi melihat wajah Putri yang begitu sayu dengan isakan tertahan, membuatnya terpaksa mengalah. Biarlah kali ini ia mengalah terlebih dahulu. Ia tak mau Putri makin bersedih karena melihat pertengkaran mereka. Biarlah, Nathan memberi Bunga waktu terlebih dahulu. Ia yakin, Bunga bersikap seperti ini karena terlalu terkejut dengan pertemuan tak terduga ini. Ia hanya berharap, semoga suatu hari nanti, Bunga mengizinkannya bertemu dengan Putri. Terserah Bunga mau menghalanginya bagaimana pun caranya, yang pasti ia takkan pernah menyerah. Ia akan berjuang bila perlu sampai tetes darah penghabisan. Ia yakin, pertemuannya dengan Putri merupakan takdir. Ini merupakan suatu petunjuk agar ia mampu mempertanggungjawabkan perbuatannya di masa lalu.

...***...

Asli, othor ini orangnya super mellow. Othor yang ngetik, othor yang nangis. 😭😭😭

...Happy reading 🥰🥰🥰...

1
Nur Halima
Luar biasa
Nur Aini
sy baca 2x novel ini,tetep aj mewek
Raja Rosnenty
Luar biasa
Sri Wahyuni
keren
Endah Setyati
Udah beberapa bab terakhir isinya bawang terus,,air mata ngalir aja sendiri padahal ga di undang thor 😭😭😭😭😭
Endah Setyati
Kia adiknya Bunga kah yg datang??🤔🤔
Nartadi Yana
haduh baru pacaran dah nyosor² aja ntar minta lebih dan hamidun trus ditinggal
Vibi22904259
apakah ibunya bunga kembaran ibunya yg skrng
Vibi22904259
lilya sama bela pasti
Mochi 🐣
Jahat lu Thor buat kita nangis 😭
Mochi 🐣
Thor tanggung jawab ya kirimin tisu Napa Thor
Merica Bubuk
Beni sisa nandur ya Ko ? 🤣🤣🤣
Merica Bubuk
Bay, emg dgn mukul mmbabi celeng bisa membalikan keadaan ?
Jgn sok paling bener, sapa tau suatu saat km jg akan mlakukan kesalahan versi yg berbeda... betul ga reader ?
Merica Bubuk
Maasya Allah, bijak banget Bunga ❤️❤️❤️
Merica Bubuk
Nah tuh tau, tp jodoh, maut & rajekimu dah tertulis d Noveltoon, Nga.. 🤭🤭🤭
Merica Bubuk
Sabar bro, smua sudah kehendak Author 😁
Kamu punya rencana tp Author yg menentukan 🤭🤭🤭
Merica Bubuk
Jiaaahh... 🤨🤨🤨
Hurul Fatmi
Luar biasa
unique
baca maraton dari kemarin nangis teroosss
Erni Nofiyanti
aku bacanya sampe nangis.ampe ngga bisa napas.air mata keluar terus.nyesek bget
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!